Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masa lalu
Pagi di Rumah Sakit
Udara pagi yang dingin menusuk lewat celah jendela ruang rawat VIP. Bau obat-obatan bercampur aroma alkohol medis terasa tajam di hidung. Di dalam ruangan itu, Susan tampak mondar-mandir dengan wajah kesal dan langkah tergesa. Tumit sepatunya berdetak keras di lantai, menandakan amarah yang terus mendidih.
Di ranjang pasien, Harun, suaminya, masih berbaring lemas dengan selang infus di tangan. Matanya setengah terbuka, menatap istrinya yang sejak tadi tidak berhenti menggerutu.
“Ini anak! Kemana si dia, hah? Sudah tiga hari nggak nongol-nongol juga!” suara Susan meninggi, matanya melotot ke arah ponsel yang ia genggam. “Uangnya sih sudah ditransfer, tapi katanya mau datang! Emangnya aku cuma butuh uangnya aja?! Dia pikir aku ini siapa, pemburu duit?!”
Harun mendengus kecil, suaranya serak. “Udah ... jangan teriak-teriak. Orang sakit kayak aku malah tambah pusing denger kamu ngoceh terus.”
Susan langsung menoleh tajam. “Kamu diam aja, Mas! Kalau bukan gara-gara kamu mabuk-mabukan, nggak akan aku seribet ini ngurus rumah sakit segala. Sekar juga jadi susah dihubungi!”
Harun menarik napas berat, menatap langit-langit. “Ya salah gue mabuk, tapi kan sekarang udah di sini, diobatin. Ngapain kamu ngungkit terus sih? Lagian si Sekar itu, dari dulu juga nggak pernah punya pendirian. Lelet,"
“iya, Lelet?!” seru Susan, mendekat. “Lelet di bilangin selalu bikin pusing! Kalau bukan karena aku, dia itu gak akan bisa hidup enak. Siapa yang dulu biayain sekolahnya? Siapa yang kasih makan dia setelah ibunya dan ayahnya meninggal? Aku! Aku yang urus semuanya! Tapi sekarang? Sekali disuruh bantu, ngilang! Dasar nggak tahu diri!”
Harun menutup mata, mengusap wajahnya dengan tangan lemah. “Kamu tuh, ... kalau ngasih orang jangan diungkit-ungkit terus. Lagian dia kan udah kirim uang, ya udah, syukuri aja, toh Sekar nggak ada di sini, kamu ngoceh memangnya dia dengar,”
Susan mendecak keras. “Kamu enak ngomong, mas. Aku ini gak butuh uangnya doang! Aku butuh dia datang ke sini, bantu aku urus kamu! Lihat nih, aku udah tua, capek, tapi semua aku yang tanggung. Anak itu benar-benar gak punya hati!”
Ia kembali menatap layar ponsel, menekan nomor Sekar berkali-kali. Namun' nomor ponsel Sekar tidak bisa di hubunginya.
Susan mendengus kasar, melempar ponselnya ke atas kursi. “Gak Aktif! Sekar! Dasar perempuan gak tahu diri!”
Harun membuka matanya, menatap istrinya malas. “Udahlah, nanti juga datang. Mungkin dia lagi sibuk.”
“Sibuk?!” Susan hampir menjerit. “Dia itu bukan siapa-siapa di rumah suaminya! Paling kerjaannya cuma dandan dan ngabisin uang. Kalau memang dia gak mau datang, tinggal katakan! Tidak usah banyak alasan."
Harun menatapnya datar, lalu berkata pelan, “Kadang kamu tuh, ya, terlalu.”
Susan menoleh cepat, wajahnya memerah karena kesal. “Jangan mulai, Run! Kamu gak tahu aja rasanya diremehkan setelah bantu orang!”
Ia menatap suaminya dengan sorot mata yang tajam namun lelah.
Dalam hatinya, Susan memang tak benar-benar membenci Sekar, tapi harga dirinya menolak untuk merasa diabaikan. Ia terbiasa diutamakan, diperhatikan, dan saat seseorang tak lagi tunduk padanya, egonya menolak keras untuk menerima.
Harun hanya menghela napas panjang, menatap istrinya yang kini duduk di kursi sambil melipat tangan di dada.
“Kalau kamu sayang sama anak itu,” katanya perlahan, “ya udah... doain aja biar dia inget sama kamu."
Susan menatapnya tajam, tapi tak menjawab. Pandangannya kosong, hanya menatap dinding putih di depannya, sementara di kepalanya berkecamuk berbagai prasangka.
"Apa jangan-jangan anak itu sudah lupa sama aku? Lupa sama siapa yang dulu ngurus dia?!" pikirnya geram.
Ia menggenggam ponsel erat, lalu berbisik dengan nada getir,
“Kalau sampai aku tahu dia cuma kirim uang biar gak repot datang … aku gak akan tinggal diam.”
***
pagi jam sembilan di kediaman Alira.
Bayu berdiri menatap kaca jendela di ruang tamu, ia menunggu kabar dari Sopir Alira yang kini tengah mengantar Alira berangkat ke perusahaannya. hatinya berharap, ada berita yang dapat menjatuhkan Alira secepatnya.
Tak lama, yang di tunggu akhirnya datang, perasaan tak sabarnya menggebu-gebu.
Rangga datang, masuk ke ruang tamu menemui Bayu yang sudah sedari tadi menantikan kabar.
"pak Bayu..." Rangga menunduk memanggilnya sopan.
Bayu menoleh, melangkah mendekati sofa lantas duduk menatap Rangga. "bagaimana? Kamu dapatkan apa?"
Rangga mengambil ponsel, membuka foto lantas menyerahkan pada Bayu dengan hati-hati. "ini, pak."
"apa ini?" Bayu menatap Rangga sejenak, lantas menatap ponsel sembari menerimanya.
Bayu memperhatikan dengan seksama, foto yang ada di ponsel Rangga. seketika matanya membulat sempurna, betapa tidak, ia tak menyangka Alira berjalan dengan laki-laki masuk ke dalam perusahaannya dan di rangkul oleh laki-laki itu. "Siapa ini, Rangga?" Bayu menatap Rangga, "Kamu tahu laki-laki ini?"
Rangga menunduk membuang muka sedikit menatap lantai, lantas kembali menatap Bayu. "i ... Itu. Pak Bayu, saya takut mengatakannya."
Bayu menatap Rangga tajam, "katakan Rangga... Siapa laki-laki yang bersama Alira ini?!"
Rangga menunduk, "itu Tuan Masaru, laki-laki ---"
"cukup! Jangan teruskan, saya sudah tahu dia." Bayu menghentikan ucapan Rangga, lantas menghela nafas panjang. Rahangnya mengeras, otot lengannya menegang, ia meremas kuat-kuat jari jemarinya. "Masaru? si brengsek itu? Ini tidak mungkin! Pantas saja, aku melihat bayi itu mirip seseorang? dugaanku tidak akan salah, ini pasti anak mereka! Sial, aku di jebak Alira."
Bayu menggerutu dalam hatinya, ia tahu' siapa laki-laki yang merangkul Alira. Masaru seorang pemilik perusahaan ternama yang tak kalah hebat dengan milik keluarganya... Masaru adalah laki-laki yang dulu sempat Bayu cemburui ketika Bayu masih berpacaran dengan Alira. Dugaan Bayu tidak salah, selama ini Alira bersekongkol dengan Masaru.
***
Di rumah sakit, Siang. Sekar merasa bosan, selain itu ia sudah merasa dirinya sudah tak sakit lagi. Duduk menyendiri di atas ranjang tidur pasien, ia berfikir dan memutuskan untuk bekerja, menurutnya ucapan Arifal ada benarnya. "iya, aku harus bekerja... Lagi pula, aku belum punya anak dari mas Bayu, boro-boro aku punya anak. Di sentuhnya pun aku belum pernah."
Sekar mendesah, memikirkan nasibnya yang baginya begitu buruk dan membosankan.
"mungkin, tidak ada salahnya kalau aku bertanya pada Arifal. Barang kali, dia ada kerjaan untukku. Iya... Aku harus bekerja, aku harus mencari pengalaman." Sekar terus berkata dalam hatinya.
kriek!
Pintu ruang rawat terbuka, Sekar menoleh.
Arifal datang dengan penampilannya yang begitu menarik hati para wanita, Jas hitam dengan paduan kemeja putih tanpa dasi dan begitu rapih.
cantik dan Sekar pun gosip lahh di dengar Arifal dong 😄😄
duhhh semoga pak Hasan selamat yaa biar kasih tau yang sebenarnya sama Bayu gmn hasil Tes DNA itu 🥲🥲
pst perbuatan Pelakor Stress si Alira bikin Pak Hasan kecelakaan 🥲🥲
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya kesayangan kuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
ehmmm jgn sampai Sekar jatuh cinta sama Arifal 😄😄
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄
penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪