NovelToon NovelToon
CupidCore System

CupidCore System

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Sistem / Romansa
Popularitas:758
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di masa depan, kota futuristik Neo-Seraya mengandalkan sebuah algoritma canggih bernama CupidCore untuk menentukan pasangan romantis setiap orang. Dengan skor kompatibilitas hampir sempurna, sistem ini dipercaya sebagai solusi akhir bagi kegagalan hubungan.

Rania Elvara, ilmuwan jenius yang ikut mengembangkan CupidCore, selalu percaya bahwa logika dan data bisa memprediksi kebahagiaan. Namun, setelah bertemu Adrian Kael, seorang seniman jalanan yang menolak tunduk pada sistem, keyakinannya mulai goyah. Pertemuan mereka memicu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh angka: bisakah cinta sejati benar-benar dihitung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

Adrian meletakkan ranselnya di atas meja dan menyalakan perangkat komunikasi. Tidak ada sinyal.

Ia menatap Rania. “Kita harus mencari relai berikutnya. Sinyal dari yang tadi terlalu lemah.”

Rania menyandarkan punggung ke dinding. “Besok kita bergerak lagi. Malam ini kita bertahan di sini.”

Darius berdiri di dekat pintu, berjaga. “Aku akan gilir jaga pertama.”

Kai mengangguk. “Aku setelahmu.”

Di luar, jauh di kejauhan, drone lain menyusuri kanal. Lampu pencarian mereka memantul di air. Para penjaga berbicara melalui radio, mengoordinasikan pencarian.

Di pusat kendali, Liora menatap layar. “Mereka pikir mereka aman,” katanya pelan.

“Tapi kita selalu selangkah di depan.”

Milo merapikan peralatan komunikasinya dan mematikan lampu kecil. Ia menatap Adrian. “Kau yakin pesan tadi sampai ke siapa pun?”

Adrian menjawab singkat, “Tidak yakin. Tapi kita tidak punya pilihan lain.”

Malam semakin larut. Di luar ruangan servis, dunia industri tetap dingin dan sunyi, tapi ketegangan di udara terasa nyata. Kelompok itu tahu, perburuan belum berakhir.

Fajar perlahan menyinari sektor industri lama, cahaya tipis menembus celah-celah dinding beton. Udara di dalam ruang pemeliharaan pengap dan dingin. Milo bangun lebih dulu, matanya langsung memeriksa perangkat komunikasi. Tidak ada sinyal.

Adrian membuka matanya dan duduk. “Berapa lama kita bisa tinggal di sini?”

Darius, yang berjaga di pintu, menjawab datar, “Tidak lama. Drone masih menyisir kanal. Kita butuh rencana baru.”

Rania meregangkan bahunya. “Kita ke relai berikutnya atau cari jalur darat?”

Kai mengeluarkan peta portabel dan menyalakannya. “Kanal ini menuju sektor Delta. Ada dua titik potensial: relai kecil di bawah jembatan industri, atau gudang bekas jaringan perlawanan.”

Yara menatap peta. “Gudang itu kemungkinan lebih aman. Relai di bawah jembatan terlalu dekat dengan pos penjagaan.”

Adrian berpikir sejenak. “Kita ambil gudang. Tapi kita tetap lewat kanal, lebih sedikit patroli di pagi hari.”

Milo merapikan peralatan komunikasi ke dalam tas. “Kita harus tinggalkan tempat ini tanpa meninggalkan jejak.”

Darius menatap lantai. “Tidak banyak yang bisa kita lakukan. Tapi kita bisa buang sampah bekas makanan ke arus kanal, setidaknya tidak meninggalkan tanda jelas.”

Mereka keluar dari ruang pemeliharaan dengan hati-hati. Air kanal berkilau tipis di bawah cahaya pagi. Langkah-langkah mereka menimbulkan percikan kecil. Milo memimpin, diikuti Kai, Yara, Adrian, Rania, dan Darius di belakang.

Di atas kanal, jembatan industri tampak kosong, tetapi bekas ban kendaraan dan coretan di tiangnya menunjukkan ada aktivitas baru-baru ini. Rania menatapnya singkat lalu kembali fokus ke jalan.

Yara memecah keheningan. “Aku tidak suka berjalan di ruang terbuka seperti ini.”

Darius mengangguk. “Tetap waspada. Musuh mungkin menunggu kita bergerak.”

Beberapa ratus meter ke depan, mereka menemukan bekas kamp sementara: beberapa kotak logam tua dan selimut kotor. Kai memeriksa dengan senter.

“Ini tidak lebih dari sehari.”

Rania berjongkok, memeriksa bekas api unggun kecil. “Mereka mungkin tim pencari lain, bukan penjaga Dewan.”

Adrian menatap sekeliling. “Atau pengintai independen. Tidak semua orang di sektor ini bisa dipercaya.”

Milo menambahkan, “Kita harus terus bergerak. Tempat ini terlalu terbuka.”

Suara gemericik air bercampur dengan bunyi langkah mereka. Milo berhenti mendadak dan memberi isyarat tangan untuk berhenti. Semua orang diam. Ia menunjuk ke depan: di dinding kanal, ada simbol bintang lain, tetapi sebagian tertutup lumut.

Kai menyapunya dengan tangannya. Di bawah lumut, simbol itu ditandai dengan garis miring tambahan. Yara mengenali pola itu. “Itu kode lama. Artinya ‘jalan aman sampai tanda berikutnya’.”

Rania tersenyum tipis. “Setidaknya seseorang dulu memastikan jalur ini bisa dipakai.”

Tiba-tiba, suara mesin terdengar samar dari arah utara. Darius mendongak.

“Kendaraan patroli.”

Adrian memberi perintah cepat. “Masuk ke bawah jembatan berikutnya. Sembunyi di sana.”

Mereka berlari ke bawah jembatan industri terdekat dan menempel pada dinding beton. Beberapa detik kemudian, dua kendaraan patroli melintas di jalan atas. Lampu mereka menyapu kanal, tetapi kelompok sudah berada di bayangan.

Yara menahan napas hingga suara kendaraan menjauh. “Itu terlalu dekat.”

Milo mengangguk. “Mereka meningkatkan pencarian.”

Ketika keadaan aman, mereka kembali bergerak. Kanal makin sempit, dan dinding-dindingnya menunjukkan tanda-tanda retakan tua. Air yang dangkal kini berbau lebih kuat, menunjukkan kedekatan dengan sistem limbah lama.

Rania memperhatikan sekeliling. “Kita hampir sampai di pertemuan kanal. Dari sini kita harus memutuskan jalur terakhir menuju gudang.”

Adrian mengangguk. “Kita tunggu sampai kita lihat situasinya di tikungan berikutnya.”

Di pusat kendali CupidCore, Liora berdiri di depan layar besar.

Salah satu analis mendekat. “Patroli sektor industri tidak menemukan kontak langsung, tapi jejak kaki mengarah ke kanal selatan.”

Liora menatap peta dengan dingin. “Mereka menuju Delta. Siapkan tim intersepsi di jalur Delta-Tiga. Mereka tidak boleh lewat.”

Kelompok itu mencapai percabangan kanal: satu jalur ke timur, menuju jembatan industri utama, dan satu ke barat daya, mengarah ke sektor Delta. Milo memeriksa peta.

“Kita ambil barat daya. Lebih jauh sedikit, tapi minim patroli.”

Darius menatap Adrian. “Kita harus lebih cepat. Mereka mungkin sudah memprediksi arah kita.”

Adrian mengangguk. “Semua bergerak tanpa suara. Jangan gunakan lampu kecuali perlu.”

Mereka melanjutkan perjalanan menyusuri kanal, langkah mereka berhati-hati, sementara matahari mulai naik lebih tinggi.

Kanal makin dalam saat kelompok bergerak ke barat daya. Air yang awalnya hanya setinggi mata kaki kini mencapai betis. Suara langkah mereka menimbulkan percikan kecil yang memantul di dinding beton. Adrian menoleh ke belakang memastikan formasi tetap rapat.

Milo menunduk memeriksa peta portabelnya. “Sekitar dua kilometer lagi kita akan menemukan jalan keluar menuju gudang.”

Rania berjalan di sampingnya. “Berapa lama sebelum patroli menyadari kita beralih ke kanal barat daya?”

Kai menjawab singkat. “Tidak lama. Mereka punya sensor di beberapa titik.”

Mereka mendekati area dengan pipa besar yang melintasi kanal. Pipa itu berkarat, sebagian bocor meneteskan cairan yang menimbulkan bau menyengat.

Yara menutup hidung. “Tempat ini lebih buruk daripada yang kubayangkan.”

Darius berhenti sebentar untuk mendengarkan. Tidak ada suara selain tetesan air. “Kita bergerak terus. Jangan lama di area ini.”

Milo menatap simbol samar di pipa. “Ada tanda bintang lain di sini, tapi hampir pudar.”

Rania menyentuhnya. “Itu artinya kita masih di jalur yang benar.”

Tiba-tiba, suara berdengung terdengar di atas kanal. Kai langsung mengisyaratkan berhenti. Mereka semua merunduk di bawah pipa besar. Dua drone pencari melintas, sinar lampu mereka menyapu kanal.

Adrian menunggu sampai drone melewati tikungan jauh sebelum memberi tanda aman. “Mereka sudah memperluas pencarian sampai ke sini.”

Darius menatap Rania. “Kita harus lebih cepat.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!