NovelToon NovelToon
MAS BERONDONG, I LOVE YOU

MAS BERONDONG, I LOVE YOU

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Berondong / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Enemy to Lovers
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nanadoongies

Orang bilang Abel yang jatuh cinta duluan dengan gombalan-gombalan itu, tapi Abi juga tahu kalau yang rela melakukan apa saja demi membuat Abel senang itu Laksa.
.
Berawal dari gombalan-gombalan asbun yang dilontarkan Abel, Laksa jadi sedikit tertarik kepadanya. Tapi anehnya, giliran dikejar balik kok Abel malah kabur-kaburan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanadoongies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

“Daripada jadi berantem.”

Bian buru-buru menoleh. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Berantem? Kita yang buat janji duluan dibandingkan siapapun. Dito sama Jani juga udah setuju, 'kan? Terus apalagi? Bukannya belain gue malah minta gue buat boncengin Dinda, lo tau nggak sih gimana perasaan gue sekarang?"

Abel seketika mengangkat kepala. Melihat betapa sebalnya Bian sekarang, ia jadi tertawa. “Utututu ada yang sebel karena janjinya dibatalin, ya?”

“Lo selalu kayak gitu.” Bian pura-pura merajuk. Kini dia bahkan sengaja membanting patok kapling yang digenggamnya.

“Mungkin bisa boncengin gue di lain hari. Nggak enak sama yang lain kalau kita berantem cuma karena masalah sepele doang."

“Pulangnya harus bareng sama gue.”

“Enggak enak sama Rezza Dinda lah. Masa berangkatnya sama siapa pulangnya malah sama siapa? Meskipun sepele, rasanya kayak lagi dibuang tau."

“Gitu terus. Lo emang selalu memperlakukan gue kayak orang lain padahal kita lebih deket daripada itu."

Abel mencubit pipi Bian lumayan kencang. “Masa Bian yang biasanya garang malah jadi cemberut kayak gini sih? Nggak cocok ah. Dah, pasang kaplingnya dulu, sisanya bisa kita diomongin belakangan.”

Setelah menyelesaikan pemasangan kapling dan membuat skema penerangan, mereka beristirahat di tepi sungai. Mengobrol santai sambil bermain kecipak-kecipak air. Sesekali saling menciprat, tak jarang ada yang membalas dengan cipratan kaki.

“Ini alat masaknya disuruh bawa sendiri-sendiri, ‘kan?” tanya Reza.

“Iya. Kan, tujuannya buat melatih kekompakan sama kebersamaan antar anggota. Lagian kita nggak sekaya itu sampai harus pesen katering segala,” balas Dito.

“Senin besok langsung diumumin aja, Bi. Sekalian pembagian surat izin dan anggota antar tenda. Semalem gue udah reach out ketua kelas buat nge-share pengumuman lewat grup biar orang tua anak-anak tau lebih dulu sebelum surat fisiknya. Kalau misalnya ada yang nggak bisa ikut bisa langsung hubungin gue, tapi so far belum ada sih. Kemungkinan pada ikut semua,” sambung Abel.

“Good.”

“Izin ke kesiswaannya gimana? Aman?” tanya Dito.

“Aman. Berhubung udah jadi agenda tahunan awal semester di sekolah kita, izinnya agak lebih mudah. Gue juga udah reach out ketua PMR buat bantu kita. Katanya dia bisa kirim 3-4 orang,” ucap Dinda.

“Sip! Tinggal ngitung jumlah tendanya, nanti kalau kurang bisa minjem ke anak pecinta alam.”

“Gue beneran nggak sabar buat kemping di sini. Semoga nanti nggak hujan deh.”

“Gue yakin lo lebih menantikan momen romantis ketimbang nggak sabar buat menikmati suasana ijo royo-royo yang asri ini,” cibir Anjani.

“Emang. Soalnya gue menantikan adegan romantis lo sama Dito.”

“Kampret!”

***

Tahu-tahu hujan malah turun, berbanding terbalik dengan doa yang baru diucapkan oleh Abel. Untungnya, mereka sudah kembali ke sekolah. Kalau tidak, mungkin akan sama persis dengan kucing yang baru jatuh ke dalam selokan.

“Jangan duduk di situ. Dingin.” Bian mendekat sembari menyampirkan jaket.

“Suasananya cocok banget buat nge-galau.” Abel tersenyum tipis, mengeratkan jaket Bian yang kini menghuni pundaknya. “Anak-anak pada ke mana?”

“Katanya lagi mau cari gitar. Paling bentar lagi juga nyusul ke sini.”

“Nah, cocok tuh.”

Abel kembali menatap hujan lewat jendela. Rintiknya memang tak begitu deras, tapi kalau nekat menerobos pasti bakal basah kuyup. Mulanya tidak ada yang menarik, selain lalu lalang beberapa kendaraan dengan kepadatan rendah, sebelum akhirnya menemukan eksistensi seseorang di sana.

“Laksa?”

1
ren_iren
kok aneh, padahal laksa liat Abel diikat sm tutup matanya masih aja dimarahin...
ren_iren: nanti bucin mampus sampe keurat2 nadi kapok lo sa.... 🤭
total 2 replies
Nanadoongies
kritik dan saran sangat amat dianjurkan, ya. jadi jangan sungkan buat ngoceh di kolom komentar.
Nanadoongies
Jangan lupa tinggalkan jejak, teman-teman
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!