Memiliki watak yang berbeda dengan saudaranya yang lain, membuat Erina sulit diatur. Bahkan ia tidak mengindahkan permintaan orang tuanya untuk segera menikah. Ia lebih memilih tinggal di luar negeri dan sibuk dengan karirnya. Hingga pada suatu saat, ia tidak menyangka bisa berjumpa dengan seseorang yang dapat menaklukkan hatinya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja mampu merubah kehidupan Erina. Meski awalnya ia tidak tertarik namun akhirnya ia yang tidak bisa menjauh darinya.
Laki-laki tersebut adalah seseorang yang juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Namun setelah bertemu dengan Erina, ia mulai merubah pandangannya terhadap seorang wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada yang jatuh
Rasyad juga mencoba kebab punya Erina. Keduanya larut dalam kedekatan yang sederhana dan apa adanya.
"Alhamdulillah, sudah kenyang. Oh iya, aku lupa."
"Ada apa?"
"Aku kan, harus kerja. Ayo kita cepat-cepat pulang ke apartemen. Duh, mana ada meeting hari ini."
"Kamu yakin akan pulang ke apartemen? Ini sudah jam berapa?"
"Terus gimana?"
"Tinggal beli baju ganti saja. Mungkin di sekitar sini ada toko baju."
"Ah iya, kamu benar."
Mereka mencari toko baju di sekitar lingkungan tersebut. Dan beruntungnya ada toko baju sederhana yang baru buka. Erina terpaksa harus membeli baju seadanya di toko tersebut. Ia membeli sweeter dan ada rok jeans dengan belahan samping. Erina menyiasatinya dengan leging. Untuk jilbabnya, ia pake jilbab yang menempel di kepalanya saat iniini karena di toko tersebut tidak menjual jilbab. Ia juga ingin membeli pakaian dalam karena sudah merasa risih memakainya seharian kemarin dan sampai hari ini tidak ganti. Namun ia malu karena Rasyad selalu ada di dekatnya.
"Sana dicoba Katanya takut telat."
"Em, itu. Ada yang mau aku pilih lagi."
"Kamu coba duluan, gih."
Rasyad pun membawa kaos dan celana jeans ke dalam ruang ganti.
Sementara itu, Erina cepat-cepat memilih celana dalam dan BH sesuai ukurannya. Ia mengambil model sembarang karena takut keburu Rasyad keluar. Ia pun langsung membayarnya.
Akhirnya Rasyad keluar dari kamar ganti dengan memakai pakaian yang dipilihnya.
"Sudah selesai, masuklah!"
"Hem..."
Namun saat akan masuk sesuatu jatuh dari tangan Erina. Ia tidak sadar akan hal itu.
"Tuan, itu milik istrimu jatuh." Ujar penjaga toko.
Rasyad langsung melihat ke arah yang ditunjuk. Matanya terbelalak saat melihat celana dalam dan BH dengan model yang lucu berwarna hitam. Ia pun mengambilnya. Mendadak pikiran Rasyad traveling. Ia menelan salivanya sendiri.
"Ya Allah, ampunilah hamba." Lirihnya.
Tok tok tok.
Rasyad mengetuk pintu kamar ganti.
"Iya...? Ada apa?"
Erina mengintip dari balik pintu.
"Ada sesuatu yang terjatuh."
Rasyad menunjukkannya.
Mata Erina terbelalak. Dengan secepat kilat, ia merampasnya dari tangan Rasyad lalu segera menutup pintu. Hal yang ia takutkan terjadi juga. Ia merutuk dirinya sendiri.
"Ish, dasar ceroboh kamu Er."
Ia segera mengganti pakaiannya. Rasanya ia tidak punya muka untuk keluar. Namun ia harus segera berangkat kerja.
"Ayo, aku sudah selesai. "
"Tidak ada yang ketinggalan, atau terjatuh?"
"Tidak ada." Jawab Erina buru-buru meninggalkan suaminya.
Rasyad terkekeh melihatnya.
Setelah selesai membeli baju, mereka kembali ke penginapan untuk mengambil handphone.
"Aku berangkat dulu." Erina pamit kepada suaminya.
"Sekalian aku juga mau keluar. Kita cek out sekalian. Bajumu ini biar aku saja yang bawa biar kamu tidak ribet bawa ini ke tempat kerja. Nanti kita pulang ke apartemen."
"T-tapi... "
"Tapi kenapa?"
"Eh, tidak jadi, he... Baiklah, Terima kasih, suamiku."
Sebenarnya Erina masih khawatir dengan pakaian dalamnya yang ia sembunyikan di dalam gaunnya.
Mereka mengunci pintu lalu mengembalikan kunci kepada resepsionis. Setelah itu mereka menyebrang untuk menunggu taksi yang lewat. Mereka tidak nak buat, karena Rasyad khawatir Erina akan terlambat sampai di tempat kerja.
"Kayaknya bakal telat juga nih." Ujar Erina.
"Telat bentar nggak pa-pa. Dipecat juga nggak pa-pa, bentar lagi juga udahan, kan?" Ujar Rasyad dengan santainya.
"Ish, enak aja ngomongnya.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit, akhirnya mereka sampai di depan gedung maklon.
Erina turun dari taksi.
"Aku kerja dulu ya."
"Iya, semangat kerjanya."
"Oh iya lupa. "
"Apa?"
Erina mengulurkan tangannya.
"Minta uang?"
"Ish, bukan."
Erina pun langsung mengalami tangan Rasyad dan mencium punggung tangannya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Taksi pun melaju kembali. Rasyad menoleh ke belakang melihat istrinya sambil tersenyum.
"Ternyata menikah itu tak seberat yang aku pikirkan. Apa lagi kalau bertemu dengan orang yang tepat. Erina.... kamu adalah yang akan aku perjuangkan saat ini dan je depannya. Semoga Allah meridhai rumah tangga kita nanti."
Rasyad turun dari taksi dengan membawa paperbag yang berisi pakaian kotor. Ternyata ia mampir ke toko ATK untuk membeli beberapa peralatan untuk menggambar. Setelah itu, ia janjian bertemu dengan salah satu sahabatnya yang tinggal di Paris. Sahabatnya itu baru satu tahun pindah ke Paris ikut orang tuanya yang pindah tugas di sana. Namanya Roy. Roy adalah teman SMA Rasyad yang terkenal playboy. Mereka janji bertemu di cafe yang tidak jauh dari toko tersebut. Mereka baru bisal ketemu karena Roy sibuk. Baru hari ini ia lowong.
"Hai bro. Apa kabar?"
"Baik bro. Wah sudah jadi bule kamu ya. Rambut sudah pirang begini."
"Haha... ya beginilah. Kamu sendiri bagaimana bro? apa masih dengan pekerjaanmu itu?"
"Iya begitulah. Makanya aku sampai di sini karena itu. Haha... "
"Tinggal lah lebih lama. Nanti aku kenalkan dengan cewek-cewek cantik."
"Oh tidak... terima kasih."
"Ayolah bro. Sampai kapan kamu anti cewek? Mereka tidak semenyebalkan mantanmu. Mereka bisa bikin kita happy. Ah, kamu mana tahu hal seperti itu."
Rasyad hanya tersenyum.
"Eh bro ini apaan?"
"Oh ini baju kotor."
"Aku kira kamu membawakan ku oleh-oleh dari Indo. Haha.... "
"Haha... maaf aku lupa. Kemarin di Indo juga cuma sebentar jadi tidak kepikiran untuk beli oleh-oleh buat kamu. "
Mereka ngobrol asik seputar teman sekolah dan hobby mereka dulu sampai minum kopi. Roy juga menunjukkan beberapa foto cewek cantik yang saat ini dekat dengannya.
"Kamu tetap saja jadi buaya darat."
"Haha... mumpung masih muda bro. Nanti kalau sudah beristri pastinya harus satu."
Rasyad hanya bisa geleng-geleng kepala menanggapinya.
Tidak lama kemudian, Rasyad mendapat telpon dari sang Mama. Mama bilang semua barang-barang Rasyad sudah dipindahkan ke apartemen Erina. Rasyad tidak bisa berkutik. Ia pasrah saja dengan yang dilakukan mereka.
"Adalah apa, bro?"
"Nggak ada, biasa orang tua."
"Mamamu masih maksa buat jodohin kamu?"
"Aku malah sudah menikah."
"Apa?"
Roy sangat terkejut mendengarnya. Tentu saja ia tidak tinggal diam dan meminta Rasyad untuk menjelaskannya. Rasyad pun menjelaskannya.
"Gila... cuma karena perkara begitu langsung dikawini? Wah orang tua kalian parno ternyata."
"Lebih tepatnya mereka pingin mantu. Haha.... "
"Tapi kamu kok fine-fine saja, bro? Aku curiga kamu emang adalah rasa nih sama dia?"
"Ya, mau gimana lagi. Sudah terlanjur nikah. Ya jalani saja. Aku yakin keputusan orang tua yang terbaik."
"Tapi dia pasti cantik dong... kalau nggak, mana mungkin juga kamu mau. Haha..... "
Tiba-tiba Rasyad terbayang wajah Erina. Wajah natural yang tidak over. Ekspresinya yang selalu bersemangat seperti tanpa beban. Tingkahnya yang menggemaskan. Dan senyumnya yang membuat hati teduh. Yang terpenting lagi, dia wanita sholeha.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semoga kalian berdua segera saling membuka hati, apalagi kedua ortu kalian dah memaksa kalian untuk tinggal bersama ?? Hayo kita semua dah siap nungguin kalian berdua belah duren 🤣🤣🤣🤩🤩🤩🙏