kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
⚠️ mengandung scene dewasa ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Macak Buat Cuami Kecayangan
Pagi itu Hazel terbangun dengan senyum mengembang dibibirnya. Bagaimana tidak, akhirnya dia kembali terbangun diatas tubuh Dave, tempat yang sudah menjadi favoritenya untuk beristirahat. Hangatnya tubuh Dave membuat Hazel merasa nyaman, Hazel enggan beranjak dari posisinya. Di tambah ini adalah hari libur, Hazel ingin memeluk Dave sepuasnya.
"Selamat pagi, Bos" Hazel berbisik, dia tinggalkan kecupan manis di bibir suaminya itu,
"Aku izin tidur lagi, ya" Ucap Hazel sambil memejamkan kedua matanya.
"Eugh" Dave melenguh sedetik kemudian, tangannya bergerak membungkus tubuh Hazel dalam pelukannya,
"Hey? Kamu udah bangun?."
"Hm."
"Yaah, padahal aku mau tidur lagi."
"Tidur aja, saya nggak kemana-mana" Ucap Dave sambil mengusap-usap punggung Hazel. Meski badannya pegal, dia tidak ingin melepaskan Hazel dari pelukannya. Sebab momen sekecil ini sangat berarti untuk Dave.
Puas berleha-leha ditempat tidur, keduanya mulai bangun untuk beraktifitas. Hazel membiarkan Dave untuk membersihkan diri terlebih dulu sementara dia akan pergi ke dapur, memeriksa semua bahan makanan karena pagi ini dia akan memasak hidangan spesial untuk Dave.
"Kamu bisa beli sekarang, nggak? Saya butuh sayurannya."
"Iya, baik, Bu" Eca membungkuk sebelum pergi menjalankan perintah Hazel. Sementara yang lain, Hazel perintahkan untuk menyiapkan peralatan masaknya sebelum dia kembali ke kamar.
"Sayang, aku mau masak" Ucap Hazel saat menghampiri Dave yang baru selesai mandi
"Hm? Nanti kamu capek?."
"Tapi aku mau. Mumpung hari ini kita libur, boleh, kan?."
"Ya udah, boleh."
"Yes!" Hazel semakin bersemangat, dia pun segera membersihkan diri dan bersiap. Dan setelah semuanya itu, dia hampiri Dave yang sedang menyeruput teh sambil membaca artikel pada iPadnya.
Dia berikan kecupan di pipi Dave tepat dihadapan semua pelayan. Dan respon Dave cukup membuatnya terkejut sebab pria itu membalas kecupannya. Dave pun meminta semua pelayan untuk pergi meninggalkan dapur, meninggalkan mereka berdua disana.
"Semangat" Ucap Dave saat melihat Hazel memakai apronnya.
Hazel merasa salah tingkah, dia tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Satu kata yang keluar dari mulut Dave membuatnya sangat bahagia. Hazel pun langsung memulai kegiatannya dengan riang gembira.
Satu hidangan Hazel selesaikan hampir setengah jam, Dave pun menghampiri saat hidungnya mencium aroma yang sangat harum dari masakan Hazel. Namun sedetik kemudian fokusnya teralihkan, harum yang menyeruak dari tubuh Hazel membuatnya lebih tertarik.
Dave justru memeluk Hazel dan menunduk untuk mengecupnya lehernya. Hazel terkekeh, suaminya ini selalu menemukan kesempatan untuk menciumi tubuhnya. Tetapi sebaiknya Hazel harus mengembalikan Dave pada tempatnya, jika tidak, pria ini akan terus mengganggu dengan semua kecupan dia beri disekujur tubuhnya.
"Ya ampun, semuanya enak-enak banget" Ucap Dave saat menikmati empat hidangan yang disajikan Hazel diatas meja
Bagai terbang di awan, Dave mengunyah sambil memejamkan kedua matanya. Masakan Hazel benar-benar jauh diatas ekspektasinya, semuanya terasa nikmat, Dave pun tidak bisa berhenti mengunyah.
"Kamu lucu" Hazel tersenyum sambil mengusap tangan Dave,
Hazel bahagia dengan reaksi Dave, Hazel senang karena Dave begitu menyukai masakannya. Andai Dave mengizinkan, rasanya dia ingin setiap hari memasak untuk suaminya itu. Ya, sepertinya Hazel harus merayu Dave agar dia memberikan izinnya.
Kebersamaan mereka di meja makan membuat semua pelayan wanita tidak suka. Dari balik tembok, mereka mengintip bahkan menguping setiap perbincangan Hazel dan Dave. Semua pujian yang Dave berikan untuk Hazel membuat mereka semakin tidak menyukai Hazel.
Bahkan mereka merasa terancam, mereka takut jika selera makanan Dave akan berubah dan Dave lebih menyukai masakan Hazel dibanding masakan yang biasa mereka sajikan setiap hari. Karena jika memang begitu, mereka tidak akan bisa lagi memasak untuk Dave. Ya, jangan sampai hal itu terjadi, mereka tidak mau Dave terus bergantung pada Hazel.
"Terima kasih, ya" Ucap Dave sambil mengusap pipi Hazel, dia juga beralih mencium kedua tangan Hazel bergantian, tangan yang menciptakan semua hidangan nikmat dan terenak yang pernah dia makan.
Selesai makan bersama, keduanya pindah ke ruang keluarga. Ditemani satu judul film ber genre komedi romantis, Hazel begitu nyaman bersandar dilengan Dave. Dia merasa senang sebab bisa menikmati hari liburnya bersama Dave tanpa di ganggu oleh pekerjaan.
"Kamu nggak mau jalan-jalan, gitu?" Dave bertanya sambil menghirup puncak kepala Hazel yang beraroma bunga, sangat harum dan manis.
"Kemana?."
"Ya, mungkin ke mall? Shopping?."
"Aku kan nggak suka shopping? Aku juga bingung mau beli apa?."
"Iya juga, kamu emang beda, kayaknya cuma kamu perempuan yang nggak suka shopping."
"Beda ya sama mantan istri kamu, Cathy."
"Kenapa sebut-sebut dia? Nggak penting."
"Hai, Om? Hai, Hazel?" Suara yang tiba-tiba muncul diantara mereka membuat Hazel terkesiap, Hazel mengenal jelas suara itu.
Ya, suara Jean, laki-laki itu melenggang kearah ruang keluarga sambil tersenyum. Untuk apa Jean datang kesini? Tatapan bertanya Hazel dibalas tawaan dari Dave, ternyata Dave sendiri yang meminta Jean datang sebab ada beberapa urusan yang harus Dave selesaikan bersama Jean. Tetapi, mengapa Dave tidak memberitahunya? Jika tahu Jean akan datang, Hazel tidak akan menunjukkan batang hidungnya.
"Maaf ya, Jean, Om ganggu weekend kamu."
"Santai, Om, Jean juga lagi free, kok."
"Lagian kalo ketemu di kantor Jean harus buat janji dulu kan, kelamaan, hahaha."
"Kamu benar, lebih santai ketemu dirumah."
Disela-sela kesibukan mereka, sesekali Hazel melirik, menatap hamparan kertas dengan berbagai sketsa dari desain sebuah ruangan. Kini Hazel mengerti, Dave meminta Jean datang untuk membicarakan pekerjaan. Ya, begitu lah Dave, bahkan di hari liburnya pun masih dia sempatkan untuk mengurus pekerjaan dan entah mengapa Jean menyanggupi permintaan Om nya ini.
Tentu saja, sebagai seseorang dengan lulusan arsitektur, Jean mencoba menunjukkan hasil kerjanya kepada Dave. Sebab ini kali pertama Dave meminta bantuannya, Jean pun mencoba memberikan yang terbaik untuk Dave.
"Oh iya, Om, Jean juga bikin visualisasinya, versi 3D."
"Serius? Kamu bawa flash disk nya, nggak?."
"Bawa dong."
"Bagus, tunggu sebentar, Om ambil laptop dulu."
Sepeninggal Dave keruang kerjanya, Jean berbuat jahil pada Hazel, dia mengambil bantal dan melemparkannya tepat dikepala Hazel. Hazel yang sedang fokus pada filmnya dibuat kaget, Jean pun tertawa cukup keras. Sedetik kemudian, Jean berpindah posisi, dia duduk tepat disamping Hazel dan membisikkan kalimat tepat ditelinganya,
"Lo cantik banget, Zel."
...•••••...
Next lagi!!! Jangan lupa di PENCET tuh love nya!!!
Yang PENCET love aku doain dapet duda tampan kaya raya kaya Dave, aamiin 3026330920202 kali