NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:624
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Kabar

Dengan masih memakai gaun pengantinnya Nabilla dan Erik pergi ke Rumah Sakit, Daniel mengabarkan jika Tyas di rawat. Riasan pun masih lengkap diwajah Nabilla, begitu pun dengan Erik.

"Awas kamu hati-hati." Ucap Erik.

"Aku udah hati-hati ih." Sahut Nabilla asal.

Begitu sampai mereka melihat orang tua Tyas juga ada disana, Nabilla menghampiri mereka dengan diam. Sebenarnya ia sudah sangat lelah hari ini, tapi bagaimana pun Nabilla tidak akan bisa tenang sebelum melihat Tyas.

"Bagaimana Tyas?" Tanya Nabilla.

"Daniel masih di dalam, tunggu saja." Sahut Nizar.

"Kenapa, belum selesai periksa?"

"Sudah, tadi Tyas sedikit bermasalah jadi Daniel masuk lagi."

Nabilla mengernyit dan melirik mereka bergantian, bermasalah apa maksudnya kenapa mereka tampak tegang. Orang tua Tyas nampaknya enggan bersuara, meraka juga pasti khawatir dengan kondisi putrinya.

Ini salah Nabilla, Tyas seperti itu karena terlalu sibuk mengurus dan memikirkan pernikahannya, sampai Tyas lupa istirahat. Nabilla tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai hal buruk terjadi pada sahabatnya itu, pernikahannya sudah menjadi beban untuk Tyas.

"Kamu duduk dulu." Pinta Erik.

Nabilla menoleh dan berjalan mendekati kursi, namun pintu yang terbuka itu mengurungkan niat Nabilla untuk duduk. Daniel tampak keluar bersamaan dengan dokter, melihat wajah Daniel membuat perasaan Nabilla semakin berantakan.

"Jangan ganggu pasien, kalau mau menjenguk harap satu orang saja. Kalian bisa bergantian nantinya, sekarang pasien sedang tidur karena saya berikan obat tidur untuk beberapa jam ke depan."

"Terimakasih Dokter." Ucap Lucky yang tak lain adalah ayah dari Tyas.

"Kalau begitu saja permisi dulu."

Lucky mengangguk seraya memberikan jalan untuk dokter itu lewat, seperginya dokter itu Lucky terlihat menatap Daniel yang sejak tadi hanya menunduk saja. Mereka juga sepertinya tak ada yang berani bersuara, dan itu berhasil membuat Nabilla gila karena pemikirannya sendiri.

"Dan-"

Buk....

"Aa!" Pekik Nabilla yang secepat itu juga ditarik Erik.

Kalimat Nabilla belum sempurna tapi pukulan Lucky lebih dulu mendarat di wajah Daniel, jantung Nabilla sontak bergemuruh hebat, ada apa ini kenapa jadi seperti itu.

"Kurang ajar kamu!" Bentak Lucky.

Lidya yang berstatus ibu dari Tyas tampak menunduk seraya terisak, ini terlalu membingungkan, ada apa sebenarnya. Kenapa mereka hanya diam saja, apa yang terjadi pada Tyas di dalam sana, apa kondisinya seburuk itu sampai ayah Tyas juga semarah itu.

"Om, saya-"

Buk....

Pukulan kedua itu berhasil didapatkan Daniel, dan kini darah segar mulai keluar di sudut kiri bibirnya. Erik segera menarik Nabilla agar tak melihat semua itu, Erik bisa merasakan getaran kepanikan ditubuh Nabilla sekarang.

"Berani kamu merusak masa depan anak saya!" Bentaknya lagi.

"Saya sudah pernah tanya kesiapan kamu menikahi anak saya, lalu jawaban kamu apa. Kamu bilang kamu belum siap untuk itu, tapi apa sekarang, Brengsek!"

Pukulan ketiga nyaris Daniel dapatkan, beruntung Anggi lebih dulu menahan tangan itu, memukuli Daniel tak akan merubah apa pun juga. Keadaan sudah seperti itu, kenyataan yang ada hanya harus mereka terima sekarang.

Lidya menggeleng dan memilih memasuki ruangan, Nabilla juga tak perduli dengan omongan dokter tadi bahkan dengan tahanan Erik. Nabilla menyusul Lidya masuk untuk melihat keadaan Tyas, Lidya langsung memeluk putrinya yang bahkan sedang tak sadarkan diri.

"Bu, maaf. Tapi sebenarnya ada apa ini?" Tanya Nabilla dengan ragu.

Lidya mengurai pelukannya, ia juga mengusap air matanya, melihat putrinya yang seperti itu rasanya sakit sekali. Nabilla berusaha mengatur nafasnya agar bisa lebih tenang lagi, tentu saja Nabilla masih menunggu jawaban dari Lidya.

"Tyas, Nabilla Tyas hamil." Ungkap Lidya dengan terbata.

Bak tersambar petir tubuh Nabilla seketika limbung, untung saja Nabilla berhasil meraih besi ranjang di sampingnya hingga tak sampai terjatuh. Kabar macam apa ini, kenapa seketika menusuk hati Nabilla, air matanya tak kuasa ditahan hingga mengalir deras begitu saja.

"Tyas hamil Nabilla, lelaki itu sudah sangat kurang ajar!"

Nabilla tak mampu berkata apa pun, kejadian yang dilihatnya malam itu kembali menari di benak Nabilla. Apa ini juga kesalahan Nabilla karena malam itu tidak berhasil menahan mereka, harusnya Nabilla membawa pulang Tyas malam itu pasti semua tidak akan seperti ini.

"Bu-"

"Dia sudah membuat anak saya gila, kamu tahu Nabilla. Tyas mengamuk tadi, dia tidak bisa terima kenyataan jika dirinya hamil, kamu lihat sekarang kan Tyas diam karena dibius lalu bagaimana kalau nanti dia sadar kembali?!"

Nabilla menggeleng dan bergerak memeluk Lidya, perasaan Lidya pasti sama hancurkan dengan Tyas. Tapi harus bagaimana, siapa yang harus disalahkan dalam keadaan ini, bukankah mereka melakukannya tanpa paksaan malam itu.

Nabilla menggeleng berusaha menepis bayangan itu, tak akan ada habisnya jika terus mengingat malam itu. Tyas sudah seperti ini sekarang, mereka hanya harus memikirkan bagaimana membuat Tyas mengerti dan mau menerima kondisinya.

"Bu, kita-"

Brak....

Lagi, kalimat Nabilla harus menggantung karena pintu yang terbuka kasar, Nabilla melihat Daniel yang merangkak meraih kaki Lucky. Lelaki setengah tua itu begitu keras menghindari Daniel, tapi Daniel juga tak kalah keras untuk menghentikan Lucky dengan memeluk kakinya.

Sesaat Nabilla memejamkan matanya, wajah Daniel sudah rusak sekarang, apa mereka tidak bisa menahan Lucky di luar tadi. Lalu sekarang mereka akan ribut di dalam, dimana Tyas sedang beristirahat saat ini.

"Om saya janji saya akan bertanggung jawab, saya tidak akan lari setelah semua ini."

"Kenapa harus seperti ini dulu, hah. Kenapa harus anak saya menderita dulu baru kamu mengerti, seharusnya dari sejak saya tanyai kamu, kamu sudah siap!"

"Saya salah Om, ampun. Tolong jangan pisahkan kami, saya akan tanggung jawab, saya akan buat Tyas menerima kondisinya saat ini."

Daniel menunduk di sepatu Lucky, tidak perduli harga dirinya lagi sekarang karena memang semua sudah rusak. Daniel tidak memiliki harga diri lagi setelah saat ini, jadi untuk apa Daniel harus menjaga harga dirinya lagi.

"Saya janji Om, saya akan buat semuanya kembali baik. Tyas akan baik-baik saja, saya janji tolong berikan saya kesempatan."

"Tyas akan lebih membutuhkan Daniel, ada darah daging Daniel di rahim Tyas sekarang. Jangan pernah berpikir untuk memisahkan mereka atau Tyas tidak akan pernah bisa menerima kondisinya." Timpal Nabilla.

Lidya mengurai pelukan Nabilla, ia menatap dua lelaki itu disana, Lidya memang marah tapi sedikit pun tidak terpikirkan untuk memisahkan mereka. Dengan kasar Lucky menendangkan kakinya untuk menjauhkan Daniel, dan ternyata berhasil, tendangan itu telah menambah luka di wajah Daniel.

Segera Erik dan yang lain membantu Daniel untuk bangkit, membawanya keluar dan memanggilkan dokter untuk menangani lukanya. Setelah Daniel dibawa mereka sama-sama duduk, sebenarnya mereka sudah tahu jika hal ini memang akan terjadi karena bebasnya hubungan Daniel dan Tyas.

"Kita sudah sering peringatkan mereka tentang ini." Ucap Anggi.

"Mereka sudah dewasa harusnya mengerti juga, ini hasil dari langkah mereka sendiri." Sahut Erik.

"Lu ngapain ke sini, harusnya lu malam pertamaan!" Ucap Nizar.

"Lu pikir Nabilla mau diam sebelum melihat Tyas!"

Nizar tersenyum seraya menggeleng, bahkan ganti pakaian pun tidak mereka lakukan, ternyata Tyas masih lebih penting untuk Nabilla meski sudah ada Erik. Setelah seharian dengan kegiatan pernikahannya, malam seperti ini mereka justru datang mengurusi masalah orang lain.

"Revan mana?" Tanya Erik.

Mereka hanya mengangkat kedua bahunya kompak, mereka hanya melihat Revan sewaktu di pernikahan tadi setelahnya entah kemana lelaki itu. Erik mengangguk saja tanpa berkata apa pun lagi, sepertinya sudah jelas jika Revan memang sendang bersama Salsa sekarang, apa benar Revan memilih Salsa setelah sekian lama lelaki itu menghindari hubungan yang serius.

"Kakak si Nabilla bukannya ada dua ya, kenapa tadi yang datang cuma satu?" Tanya Anggi.

"Katanya anak sama suaminya sakit disana jadi tidak bisa datang, biarlah lagi pula kan jauh anaknya masih kecil-kecil juga."

"Setidaknya ini kan momen penting."

"Sudahlah, keluarga juga gak mempermasalahkan itu. Mereka lebih tahu apa yang biasa terjadi, kita siapa?"

Anggi menggeleng dan memilih memainkan ponselnya saja, kenapa Daniel tak juga kembali harusnya lelaki itu sudah kembali sekarang. Erik bangkit dan memasuki ruangan Tyas, ia merasa sangat lelah dan pasti Nabilla juga merasakan yang sama.

Di dalam sana Nabilla masih saja diam menatap Tyas, mau sampai kapan seperti itu bukankah semua sudah jelas. Sekarang sebaiknya Nabilla istirahat saja agar besok bisa kembali dengan keadaan baik, menemani orang sakit itu harus dalam keadaan fit.

"Ayo pulang." Bisik Erik.

"Nanti saja, tunggu Tyas sadar."

"Jangan seperti ini, sudah ada orang tuanya disini. Kamu harus istirahat, lihat penampilan kamu sekarang."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!