Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....
Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.
Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....
Happy reading....😍😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Jalan-jalan
Satu hari penuh Bram mengajak Jo jalan-jalan menikmati keindahan Tokyo. Mereka memulai hari dengan mengunjungi Tokyo Tower.
Tokyo Tower bukan hanya sekedar menara, tetapi juga sebuah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik dan menarik..
Di Tokyo tower terdapat dua area observatori, yaitu Main Deck (150 meter) dan Top Deck (250 meter), yang menawarkan pemandangan kota Tokyo dari ketinggian
Di sana memiliki beberapa restoran dan kafe yang menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman, termasuk restoran rotisserie dan kafe dengan pemandangan kota.
Lalu ada toko souvenir yang menjual berbagai jenis merchandise Tokyo Tower, seperti kaos, topi, dan souvenir lainnya. Di tempat itu Jo berburu oleh-oleh.
Katanya sih--- di Tokyo Tower sering diadakan acara khusus, seperti pertunjukan cahaya dan musik, yang membuat kunjungan lebih menarik. Pameran juga sering diadakan di sana, dimana pameran itu menampilkan sejarah dan teknologi menara.
Setelah puas menikmati keindahan pemandangan kota Tokyo dari lantai paling atas menara Tokyo, Bram mengajak istrinya melanjutkan perjalanan ke Shinjuku Gyoen.
Shinjuku Gyoen. adalah sebuah taman besar yang terletak di Shinjuku, Tokyo, Jepang. Taman ini memiliki luas sekitar 58,3 hektar dan merupakan salah satu taman terbesar di Tokyo.
Shinjuku Gyoen memiliki perpaduan gaya taman Jepang, Perancis, dan Inggris, membuatnya menjadi tempat yang unik dan menarik untuk dikunjungi.
Taman ini memiliki berbagai jenis tanaman dan bunga, termasuk sakura (bunga cherry), ume (bunga plum), dan krisan. Selain itu, terdapat juga area untuk piknik, jalan setapak, dan beberapa bangunan tradisional Jepang.
Shinjuku Gyoen sangat populer di kalangan wisatawan dan penduduk lokal, terutama selama musim semi ketika bunga sakura mekar. Taman ini juga sering digunakan sebagai tempat untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan dan festival.
Lelah seharian beraktivitas, Bram dan Jo memutuskan untuk makan siang di restoran. Bram memilih restoran yang menyajikan makanan lokal Jepang, seperti ramen, udon, sushi, tempura , takoyaki, dan dessert yang menggugah selera. Jo begitu senang. Hatinya menghangat.
Setelah makan siang, tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah pantai. Bram memilih pantai Odaiba
Pantai Odaiba adalah pantai buatan manusia yang terletak di pulau buatan Odaiba, Tokyo, Jepang.
Pantai Odaiba menawarkan pemandangan kota Tokyo yang spektakuler, Termasuk Tokyo Tower dan Rainbow Bridge.
Pantai ini memiliki pasir buatan yang halus dan bersih. Sangat cocok untuk berbagai aktivitas, seperti berjalan-jalan, bersepeda, dan bermain voli pantai.
Pantai Odaiba memiliki suasana yang modern dan futuristik, dengan banyak bangunan dan struktur yang unik.
Pantai Odaiba bukanlah pantai alami yang tradisional, tetapi lebih seperti pantai urban yang menawarkan pemandangan kota yang spektakuler dan berbagai aktivitas. Namun demikian terlihat indah dan romantis untuk pasangan suami istri yang ingin menikmati keindahan pantai tersebut tanpa diganggu siapapun .
"Dad, aku nggak nyangka, Daddy bisa saromantis ini?" kata Jo, tersenyum bahagia.
Bram tidak menjawab, tapi ia tersenyum sambil mengusap puncak kepala istrinya.
"Kamu senang?"
"Hemmm," Jo mengangguk cepat.
Jujur, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuknya. Momen seperti ini tidak ia sia-siakan. Dia pun mengambil ponsel, dan mengarahkan kamera ke arahnya dan sang suami.
"Stop. Aku nggak suka difoto," tolak Bram tegas, karena dia memang tidak suka difoto.
"Kenapa? Ini buat kenang-kenangan aja kok. Buat koleksi pribadi. Nggak akan aku post di sosmed," kata Jo, bersikeras.
"Tapi dari dulu aku emang gak pernah suka difoto?" tolak Bram lagi.
"Ayolah, Dad. Please. Jangan menolak? Ini hanya untuk koleksi pribadi saja…..? Aku nggak punya foto Daddy!" kata perempuan itu menampilkan wajah cemberut.
"Tapi aku memang nggak suka....!" belum juga menyelesaikan kalimatnya, Jo sudah menariknya agar ikut berselfie ria.
"Peace....!"
Cekreek.....Cekreek....Cekreek
"Sekali lagi, please?"
Bram pun tak kuasa untuk menolak permintaan sang istri.
"Wah, Daddy tampan sekali?" puji Jo sangat senang, puas dengan hasil jepretannya.
"Dasar gadis nakal?" kata Bram membuat Jo tertawa kecil.
"Yuk kita pulang? Ini sudah sangat sore, sebentar lagi malam tiba!" ajak Bram, mengajaknya istrinya pulang.
"Balik ke hotel?" tanya Jo.
"Sure. Aku sudah nggak tahan ingin mengulangi kembali yang kayak kemarin malem."
"Ish, Daddy mesum....!" kekeh Jo.
"Tapi kamu suka kan?" ledek Bram, menatap geli.
"Sukaaaaaa, sekaliiiiii....? Yuk jangan lama-lama!" Jo menarik tangan suaminya.
"Eh, kita belum makan malam?'
"Delivery order saja, Dad. Kelamaan kalau nunggu....?"
"Dasar Bitch. Kau sudah tidak tahan ya?"
"Yes, aku memang sudah tidak tahan jika berdekatan dengan Daddy!!' bisik gadis itu, nakal sekali.
"Kalau begitu, siap-siap aku akan menghabisimu?"
"Tidak takut, Dad! Hehehehe....!"
*****
"Bukannya kamu pacarnya Jo?" tanya Jaya pada pria yang mengaku pacar Karin. Setau Jaya, Kevin adalah pacar putrinya. Dia sedikit terkejut saat Karin memperkenalkannya sebagai pacar. Bagaimana bisa?
"Emmm, kami sudah putus, Om!" jawab Kevin, tersenyum canggung.
"Mereka sudah putus, Pah. Dan sekarang Martin pacar aku?" timpal Karin. Mendengar jawaban Karin, Jaya menatap tajam.
"Pah, Jo itu tidak becus menjadi pacar Kevin. Makanya Kevin pindah ke lain hati. Yaitu ke Karin. Menurut mama, nggak masalah. Mana cepat dia dapat. Jo ataupun Karin sama saja. Jadi-nggak usah dipermasalahkan. Kevin ini sengaja Mama undang makan malam di sini? Maksudnya biar kita sebagai calon menantu dan mertua saling akrab, gitu loh, Pah?" Lisa berdalih.
Jaya manggut-manggut paham maksud istrinya.
"Baiklah. Ayo masuk!" ajak Jaya, mempersilahkan pacar putrinya masuk ke rumah.
"Kita langsung makan malam saja ya?" sela Lisa, bersikap ramah.
"Terimakasih, Tante."
"Nggak usah sungkan-sungkan kalau di sini. Anggap rumah sendiri?" kata Lisa mempersilahkan Kevin duduk di kursinya tepat bersebelahan dengan Karin, putrinya.
Kevin mengamati setiap detail rumah bergaya Eropa milik Jaya Bastian dengan rasa ingin tahu yang besar. Rumah itu tampak mewah dan elegan, dengan perabotan yang dipilih dengan teliti dan dekorasi yang rapi. Namun, yang menarik perhatian Kevin adalah foto-foto yang terpasang di dinding.
Di setiap sudut ruangan, Kevin melihat foto-foto Karin, mamanya, papanya, dan si kecil Galen. Foto-foto itu tampak bahagia dan penuh kasih sayang, menampilkan momen-momen spesial dalam kehidupan keluarga kecil mereka. Namun, yang membuat Kevin merasa heran adalah tidak adanya foto Joana di rumah itu.
Kevin tidak mengerti mengapa Jaya tidak memasang foto Jo di rumahnya. Yang Kevin tau, bukankah Jo anak kandung Jaya Bastian? Dan bukankah Karin hanya anak sambung? Lalu, kenapa pria tua itu tidak memasang foto Jo? sementara'di sepanjang dinding hanya foto Karin yang lebih banyak.
Kevin memang tahu sekilas hubungan tidak baik antara ayah dan anak itu semenjak Jaya Bastian memutuskan untuk menikahi Lisa, ibu sambungnya. Jo sudah sering cerita mengenai ibu tiri dan kakak tirinya yang selalu membuatnya kesal.
Namun sejauh ini, dia baru sadar bahwa posisi Jo di rumah itu benar-benar tergantikan oleh datangnya ibu tiri dan Karin. Buktinya di dinding rumah itu sama sekali tidak ada foto Jo.
"Ayo silahkan nikmati saja hidangannya, Nak? Jangan sungkan-sungkan.....!" kata Lisa bersikap hangat pada calon mantu. Apalagi setelah Lisa tahu bahwa Kevin adalah putra dari pengusaha yang cukup terkenal di negeri ini.
Perusahaan papanya Kevin sangatlah besar. Sementara perusahaan Jaya Bastian 10 tingkatan di bawahnya. Jelas saja kalah saing dengan perbedaan tingkatan yang signifikan.
Lisa, ibu Karin, telah lama memimpikan keluarga Bastian menjadi salah satu keluarga paling berpengaruh di negaranya. Dan sekarang, kesempatan itu tampaknya telah datang dalam bentuk putra mahkota keluarga Bramastya, yang sudah tertarik pada Karin, putri Lisa.
Bagi Lisa, hubungan antara Karin dan putra mahkota keluarga Bramastya bukanlah hanya tentang cinta, tetapi tentang strategi bisnis dan politik keluarga. Perusahaan keluarga Bramastya adalah salah satu yang terbesar dan terbaik di negara ini, dan menjadi bagian dari keluarga itu akan membuka pintu bagi keluarga Bastian untuk mencapai puncak kesuksesan.
Lisa tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus ini. Ia akan melakukan apa saja untuk memastikan bahwa hubungan antara Karin dan putra mahkota keluarga Bramastya terus berkembang dan berujung pada pernikahan yang menguntungkan bagi keluarga Bastian.
Sebagai langkah awal, Lisa pun turut mengundang Kevin ikut makan malam di kediaman keluarganya.
TBC....