NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Sudah dua bulan sejak pernikahan kami. Dan selama itu, dia—lelaki itu—tak pernah sekalipun menyentuhku. Seolah aku tak pernah benar-benar ada di rumah ini. Aku tak tahu apa yang salah. Dia tak menjawab saat kutanya, tak menyentuh sarapan yang kubuat. Yang kutahu hanya satu—dia kosong dan Kesepian. Seperti gelas yang pecah dan tak pernah bisa utuh lagi. Nadira dijodohkan dengan Dewa Dirgantara, pria tiga puluh tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara. Pernikahan mereka tak pernah dipaksakan. Tak ada penolakan. Namun diam-diam, Nadira menyadari ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Dewa—sesuatu yang tak bisa ia lawan, dan tak bisa Nadira tembus. Sesuatu yang membuatnya tak pernah benar-benar hadir, bahkan ketika berdiri di hadapannya. Dan mungkin… itulah alasan mengapa Dewa tak pernah menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Ayo Saka!.

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi ketika aku sudah bersiap untuk keluar. Hari ini tidak ada alasan bagi Dewa untuk melarangku. Bukankah dia sendiri yang mengatakan bahwa desain interior kafe itu sepenuhnya menjadi bagianku? Maka, pagi ini aku akan berbelanja.

Aku menuruni anak tangga dengan langkah ringan, namun semangatku sedikit goyah ketika mendapati Dewa tidak pergi bekerja. Ia duduk di sofa bersama Kai dan Saka, masing-masing memegang piring berisi mi instan, lengkap dengan ekspresi puas seolah baru menemukan kuliner surga.

Aku melintas di belakang mereka, meyakini bahwa seperti biasa, Dewa tidak akan menggubrisku. Namun, langkahku terhenti ketika suaranya terdengar.

“Mau ke mana?” tanyanya dingin tanpa mengalihkan pandangan dari piringnya.

Aku membetulkan tali tas di bahuku, meliriknya sekilas, lalu menatap ke depan lagi. Sejujurnya, aku masih sedikit kesal atas ucapannya tadi malam.

“Pergi,” jawabku singkat.

Kai dan Saka melirik ke arah kami dengan piring masih di tangan. Kai terlihat waspada, seperti hendak kabur jika suasana semakin memanas, sedangkan Saka tetap tenang, menyuap mi dengan khusyuk.

Dewa menghela napas pelan, lalu tanpa melihat ke arahku, berkata,

“Kai, katakan kepada wanita di sebelah sana… ia pasti ingin pergi bertemu dengan seseorang.”

Kai tertegun. Bahkan aku dan Saka pun ikut tercengang. Bukannya bertanya langsung, Dewa malah melemparkan kalimatnya lewat Kai—padahal jelas-jelas aku bisa mendengarnya.

Aku menahan napas, mencoba tetap tenang. Tuduhannya yang mengada-ada benar-benar membuat darahku mendidih.

“Eee… Nadira,” ucap Kai ragu sambil menatapku dengan pandangan memohon agar tidak dijadikan korban salah paham. “A—anu, Dewa bilang…”

Aku langsung menatap Saka, yang masih berusaha menarik mi sepanjang mungkin dari piringnya.

“Saka,” panggilku, membuatnya terhenti di tengah suapan. “Tolong sampaikan pada temanmu itu, bahwa aku hendak membeli perlengkapan interior untuk kafe. Bukankah dia sendiri yang memintaku untuk menanganinya sendiri?”

Saka tampak ragu, melirik ke arah Dewa seperti anak sekolah yang tak yakin apakah boleh mengadukan temannya kepada guru.

“Dewa… kau dengar sendiri, kan—”

“Oh, ya?” Dewa menyela, masih tak menatapku. “Kai, katakan kepadanya, bagaimana aku bisa yakin bahwa ia benar-benar membeli interior? Bagaimana jika ternyata ia malah bertemu lelaki lain?”

Kai menutup wajah dengan tangan kosongnya, seolah ingin menghilang dari dunia. Saka menatap ke langit-langit, mungkin berharap ada lubang dan dia bisa jatuh masuk ke dalamnya.

Aku mengepalkan tangan, menahan amarah yang makin membara.

“Saka,” ulangku dengan nada tegas, “katakan pada temanmu yang terlalu posesif itu, jika dia selalu curiga kepadaku, kenapa dia tidak saja ikut pergi bersama?”

Dewa akhirnya menoleh, namun hanya sekilas. Tatapannya tajam, bukan karena marah, tapi karena takut kehilangan kendali atas sesuatu yang bahkan belum pernah benar-benar ia genggam.

Kai meletakkan piringnya, berdeham, lalu berujar pelan,

“Aku rasa… aku akan mencuci piring saja.” Dia pergi dengan cepat.

Saka mengangguk ikut berdiri.

“Aku ikut. Piring ini-

"Saka," Dewa menghentikan Saka yang hendak berdiri. "Pergilah bersama Nadira." Perintah Dewa tegas.

Aku terkejut, bukan hanya aku, bahkan Saka ikut terbelalak, kami berdua memandangi Dewa tidak percaya. Aku benar benar dibuat kesal oleh keputusan yang Dewa ambil, meminta temannya untuk menemani ku? Sadarkah dia bahwa Saka juga seorang lelaki, dan kami bahkan tidak pernah mengobrol sebelumnya.

"Ayo Saka!" Ucapku terlanjur kesal, Mengibaskan rambutku dan pergi meninggalkan Dewa yang menatapku bersama Saka disana.

......................

"Dewa, Apa apaan ini!?" Tanya Saka kesal memperhatikan Dewa yang sedang menunduk, sepertinya dia sedang merasa bersalah? atau sedih?.

"Aku lebih percaya pada mu Saka, Daripada dia pergi bersama lelaki lain," Ujar Dewa.

Saka menatap Dewa, masih dengan tatapan tidak percaya. Jika memang dia tidak peduli kepada Nadira, lalu kenapa dia takut Nadira pergi bersama lelaki lain. Ini sedikit membingungkan bagi Saka, (yang memang agak kurang sekilo ini-)

"Siapa? Hans?..." Tanya Saka dengan raut wajah penasaran. "Kenapa tidak kau saja yang menemani nya?." Saka berusaha melepaskan diri dari jeratan Dewa.

Dewa menunduk, kali ini tatapannya sedikit layu.

"Kau tau aku Saka, hanya saja ini terasa sulit bagiku."

1
Safrudin Suekko
up lagi kak
Dian Rahmawati
dewa maka nya jgn egois
Dian Rahmawati
ayok mama dewa kasih pencerahaan buat si dewa
Dian Rahmawati
hans manipulatif
Dian Rahmawati
aku tarik kembali ucapan hans baik ternyata dia dalang pertengkaran dewa dan nadira
.hans bayar laki2 tmn SMA itu
Dian Rahmawati
nadira terlalu baik untuk si dewa
Dian Rahmawati
hans selalu ada buat nadira
Safrudin Suekko
👍👍👍👍👍👍
puputte.
Hallo, gak jadi update besok, jadinya malam ini...Sebenarnya hati keciel ku masih terluka,tapi ternyata dengerin musik galau sama stalking ig nya juga bikin aku makin terluka, jadi yaudah deh, aku update aja malam ini, enjoy yaaa🩷🩷🩷 guys ini serius aku nulis novel ini karena patah hati loh🥺😔
puputte.
hi guys, jadi author lagi patah hati malam ini, besok mimin update yaa... kalo patah hati malamnya mimin gak update, siang aja. kalo udah sembuh hatinya mimin update siang sma malam🩷 enjoy
Dian Rahmawati
salah paham kau dewa
Dian Rahmawati
dewa egois
Dian Rahmawati
dewa buat sebel
Dian Rahmawati
kasian nadira
Dian Rahmawati
udh ada kemajuan nih
Dian Rahmawati
cie dewa udh mulai sdkit cemburu nih
Dian Rahmawati
wah Hans suka sama Nadira
Dian Rahmawati
jadi penasaran
Dian Rahmawati
awal yang baik Nadira
Dian Rahmawati
apakah dewa sprti trauma masa lalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!