NovelToon NovelToon
(Bukan) Pengantin Idaman

(Bukan) Pengantin Idaman

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Pernikahan antara Adimas Muhammad Ibrahim dan Shaffiya Jasmine terjalin bukan karena cinta, melainkan karena sebuah perjodohan yang terpaksa. Adimas, yang membenci Jasmine karena masa lalu mereka yang buruk, merasa terperangkap dalam ikatan ini demi keluarganya. Jasmine, di sisi lain, berusaha keras menahan perasaan terluka demi baktinya kepada sang nenek, meski ia tahu pernikahan ini tidak lebih dari sekadar formalitas.

Namun Adimas lupa bahwa kebencian yang besar bisa juga beralih menjadi rasa cinta yang mendalam. Apakah cinta memang bisa tumbuh dari kebencian yang begitu dalam? Ataukah luka masa lalu akan selalu menghalangi jalan mereka untuk saling membahagiakan?

"Menikahimu adalah kewajiban untukku, namun mencintaimu adalah sebuah kemustahilan." -Adimas Muhammad Ibrahim-

“Silahkan membenciku sebanyak yang kamu mau. Namun kamu harus tahu sebanyak apapun kamu membenciku, sebanyak itulah nanti kamu akan mencintaiku.” – Shaffiya Jasm

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 19

Sepanjang perjalanan Adimas bertahan dalam diam. Pertanyaan dari Jasmine ia jawab dengan begitu ketus. Setelah itu, ia hanya fokus mengemudikan mobil agar segera sampai ke rumah eyangnya. Kalau bukan karena paksaan eyangnya, mungkin Adimas tidak ingin datang. Dia terlalu malas berbasa basi dengan anggota keluarganya hanya untuk bermanis muka seperti biasa.

Insiden terlambatnya ia menjemput Jasmine malam ini bukanlah sesuatu yang ia sengaja. Namun sekali lagi, prirotitas hidupnya ya memang pekerjaan, eyangnya dan Rindu. Sebenarnya ia tidak akan terlambat datang kalau saja teman Rindu tidak menelponnya dan mengabarkan bahwa Rindu pingsan di rumah temannya itu.

Akhirnya Adimas pun memutar arah untuk menjemput Rindu terlebih dulu. Pikirnya itu tidak akan lama. Iya, memang tidak lama untuk menjemput Rindu lalu mengantarnya ke rumah gadis itu. Namun di luar perkiraannya, ternyata gadis itu demam. Akhirnya ia membawa Rindu ke tempat praktek Danish.

Awalnya Adimas akan menunggu gadis itu sadar, namun Danish menyuruhnya pulang. Wajah Danish sangat serius saat meminta Adimas segera pulang tadi. Akhirnya Adimas pun pulang, apalagi ia sendiri tahu ponselnya terus berdering sejak ia memasuki tempat praktek Danish.

Rindu pun akhirnya dirawat sementara di sana oleh asisten Danish.

Akhirnya setelah insiden penemuan lipstik Rindu oleh Jasmine, perempuan itu pun diam. Adimas tidak peduli apakah Jasmine marah karena hal itu atau tidak. Pikirannya hanya tertuju kepada acara makan malam lalu segera menemui Rindu.

Rumah megah itu masih sama. Tidak ada yang berubah sejak dulu. Aura kesombongannya begitu terasa. Ketika mereka sampai di kediaman orang tuanya, Adimas segera turun begitu juga dengan Jasmine.

Saat Jasmine hendak berjalan masuk, Adimas menahannya. Saat itulah Adimas bisa melihat tatapan Jasmine berubah padanya. Itu tatapan kosong. Namun apa peduli Adimas? Ia hanya perlu menjalankan pernikahan ini meski tanpa cinta.

Adimas menggenggam tangan Jasmine. "Ini hanya sandiwara. Saya tidak ingin mereka curiga jika kita berjalan tidak beriringan." ucap Adimas datar.

Tanpa jawaban apapun, Jasmine mengikuti alur permainan Adimas. Ia membiarkan tangannya digenggam erat tangan besar Adimas.

Pintu utama terbuka dan kedatangan mereka disambut oleh eyangnya. Perempuan itu menyambut mereka dengan senyum hangat.

"Akhirnya kalian datang juga." Eyang berjalan mendekati mereka dan segera memeluk Jasmine. Otomatis genggaman tangan Adimas pada tangan Jasmine pun terlepas.

"Maaf karena terlambat, Eyang. Tadi Mas Dimas masih ada pekerjaan penting." jawab Jasmine yang sedang memeluk Eyang tersebut.

"Yang ditunggu akhirnya datang juga!" Adimas menoleh seketika. Nada sinis dari yang bicara membuat Adimas berusaha menahan gejolak hatinya.

Sepasang suami istri yang sangat Adimas kenal itu berjalan dan menatap mereka dengan sinis. Ralat, tepatnya hanya ke arah Adimas.

"Padahal acara malam ini untuk menyambut Adrian. Bukan dirinya. Tapi kenapa Eyang menunda makan malam hanya demi dia?" Tante Marissa, adik dari Bundanya bertanya.

"Adimas beserta istrinya adalah keluarga inti di sini. Kehadirannya sama pentingnya dengan Adrian." jawab Eyang.

Tawa sumbang Tante Marissa dan Om Rudi-suaminya pun terdengar. Adimas yakin mereka akan kembali mengeluarkan kata-kata tidak nyaman didengar kalau saja Bunda dan Ayahnya tidak muncul.

"Jasmine!" suara lembut Bundanya menyambur Jasmine dengan begitu hangat.

Jasmine tersenyum lebar lalu berjalan mendekati Bunda Raya. "Selamat malam, Bun," ucapnya lalu mencium tangan perempuan tersebut dan kemudian memeluknya dengan begitu hangat.

"Kenapa terlambat, Sayang?" tanya Bunda Raya.

"Saya masih ada pekerjaan. Maaf membuat makan malamnya jadi tertunda." jawab Adimas dingin.

Dalam hati ia tertawa miris. Sekarang tidak hanya Adrian yang menjadi idola mereka, namun juga Jasmine. Kedatangannya bahkan tidak diinginkan jika tidak ada Jasmine.

"Kalau aja Adrian tidak menolak menikah dengan-"

"Jasmine ayo!" Adimas segera menarik tangan Jasmine lalu membawanya menuju ruang makan. Ia tahu Tante Marissa akan mengungkit masalah perjodohan yang seharusnya bukan untuknya, melainkan Adrian.

Bukan karena Adimas khawatir akan membuat Jasmine berpaling ke Adrian, melainkan ia tidak ingin Jasmine sampai berpikir bahwa Adimas hanyalah pengantin pengganti yang membuat Jasmine akan memandangnya sebelah mata.

"Mas pelan-pelan," kata Jasmine membuat Adimas tersadar bahwa ia terlalu emosi berada di antara keluarga yang tidak menginginkannya itu.

Sekarang pun ia bisa mendengar bisik-bisik Tante Marissa tentang dirinya. Namun Adimas tidak peduli. Ia hanya perlu ikut makan malam, menyambut Adrian lalu pulang secepatnya.

Rindu. Rindu-nya sedang membutuhkan dirinya.

Mereka sudah sampai di ruang makan. Sebenarnya ini hanya untuk keluarga inti, namun Adimas tahu, tentu saja bundanya akan mengundang sang adik juga untuk menyambut Adrian, si anak emas.

Adimas duduk di samping Jasmine. Di barisan Adimas susunannya terdapat Adimas, Jasmine dan satu kursi kosong. Sementara di depannya terdapat Bunda Raya, Ayah Khalid, dilanjutkan Tante Marisa lalu suaminya. Sedangkan di kursi utama eyangnya duduk dengan tenang.

"Loh, Adriannya mana?" Eyangnya bertanya bingung.

"Adrian sepertinya masih di atas, Ma. Tadi katanya masih ada pekerjaan." jawab Bunda Raya.

Adimas tidak peduli. Namun semua yang di sini peduli. Tidak lama kemudian, bundanya meminta pelayan di rumah mereka memanggil Adrian di kamarnya.

"Jadi bagaimana proyeknya, Adimas? Lancarkah?" tanya sang ayah.

"Lancar. Masalah yang kemarin datang pelan-pelan sudah diatasi." jawab Adimas sambil menatap lelaki di samping Tante Marisa.

"Bagus. Kalau kamu tidak mampu mengatasi itu, Ayah akan meminta Adrian untuk bergabung ke perusahaan secepatnya. Meskipun Adrian tidak pernah tertarik untuk bergabung di perusahaan, namun kehadirannya bisa sangat berguna."

"Hentikan itu, Khalid. Kita sedang di meja makan. Berhenti membicarakan pekerjaan." Eyangnya memberi intrupsi yang membuat ayahnya bungkam.

Meskipun begitu hati Adimas mencelos. Ayahnya seperti biasa selalu membicarakan Adrian. Sesuatu yang seharusnya sudah biasa Adimas dengar. Namun rasanya terlalu aneh, mendengar pembicaraan memalukan itu dikatakan di hadapan Jasmine.

Setelah masuk di keluarga Ibrahim, Adimas sadar ketika resmi menyandang nama Ibrahim di belakang namanya maka resmi pula ia dilimpahi berbagai tanggung jawab. Anehnya ia justru senang dengan tantangan mengurusi perusahaan. Pernikahannya dengan Jasmine juga adalah pernikahan bisnis. Meski tidak terjadi antara pebisnis satu dengan yang lainnya, namun menikahi Jasmine artinya langkah untuknya merebut kursi CEO perusahaan akan lebih dekat.

Terdengar jahat memang. Namun Adimas juga sudah mengorbankan dirinya dalam pernikahan ini.

"Nah itu Adrian!" suara lengkingan Tante Marisa membuat Adimas semakin enggan menoleh.

"Selamat malam semuanya. Maaf ya sudah menunggu lama." Sapaan ramah khas Adrian itu membuat telinganya panas.

"Nah, Adri ini loh istri kakakmu, Jasmine." Eyang memperkenalkan Jasmine pada Adrian.

Saat itulah, tepatnya ketika Jasmine berbalik badan wajahnya langsung berubah. Tidak ada senyum. Adimas dengan cepat menyadari itu, lalu pandangan Adimas beralih ke Adrian. Wajah tampan adiknya itu mendadak kaku. Begitu tegang.

"Shaffiya?"

Suara Adrian melemah. Adimas pun tahu bahwa adiknya itu tampak terkejut ketika melihat Jasmine. Lalu telinga Adimas menangkap panggilan lain, Shaffiya? Itu nama depan Jasmine.

Tidak hanya Adimas yang menyadari ada yang tidak beres. Namun semua yang ada di ruang makan juga menyadari hal itu. Suasana menjadi tegang sekaligus hening. Tatapan mereka sama, dari Jasmine beralih ke Adrian.

"Loh kamu tahu nama lengkapnya? Iya namanya Shaffiya Jasmine, Dri." Eyang yang pertama kali memecahkan keheningan.

Lalu Bunda Raya berjalan mendekati Adrian. "Ayo duduk dulu." kata Bunda Raya kepada Adrian.

Masih dalam kecanggungan tersebut akhirnya mereka pun mulai menikmati makan malam. Sebenarnya tidak sekaku itu, karena Adimas sesekali bersuara, saling lempar sindiran kepada ayahnya. Yang benar-benar canggung tersebut adalah Jasmine dan Adrian. Entah karena memang sudah mengenal atau memang ada sesuatu di antara mereka, keduanya sama-sama diam.

Setelah acara makan malam itu, Jasmine menemani eyang mengobrol di ruang tengah. Sementara itu Adimas yang awalnya ingin mengajak Jasmine pulang melihat Adrian sedang berbicara serius di taman samping rumah. Adimas awalnya tidak peduli, namun tiba-tiba ia penasaran karena Adrian jarang seserius itu.

Akhirnya Adimas pun memilih untuk berpura-pura untuk duduk di kursi yang berada tidak jauh dari tempat Adrian dan bundanya berbicara.

"Bunda kenapa tidak pernah bilang bahwa perempuan itu namanya Shaffiya. Itu Shaffiya, Bun. Perempuan yang Adri ceritakan ke Bunda."

Adimas memang tidak bisa melihat jelas wajah Adrian dan bundanya, namun mendengar suaranya, Adimas tahu adiknya itu sedang frustasi.

"Jasmine? Maksud kamu Jasmine itu Shaffiya?"

"Iya. Kenapa Bunda nggak pernah kasih tahu?"

"Bunda nggak tahu, Dri. Kamu nggak pernah bilang lengkapnya bagaimana. Dari awal Bunda mau kirimkan fotonya kamu nolak. Sekarang setelah dia resmi jadi kakak ipar kamu baru kamu protes."

"Tapi Adri mencintai Shaffiya, Bun. Itulah sebabnya Adri tolak perjodohan itu. Adri hanya ingin menikah dengan Shaffiya."

Adimas tersenyum samar. Ternyata Jasmine adalah Shaffiya-nya Adrian. Sebuah kebetulan yang tidak pernah Adimas duga sebelumnya. Jika Adrian mencintai Jasmine, bagaimana dengan Jasmine? Apakah perasaan adiknya itu berbalas?

"Mustahil, Adrian. Dia sudah menikah dengan Adimas."

"Mas!" Adimas menoleh.

Si objek pembicaraan muncul. Wajahnya tidak sekaku tadi. "Sudah mau pulang?"

Adimas mengangguk. Ia lalu berdiri. Namun saat Jasmine akan pergi lebih dulu, Adimas menahannya. Jasmine berbalik dan menatap Adimas bingung. Lalu tanpa permisi, Adimas langsung bertanya dengan pelan.

"Apakah kamu mengenal Adrian sebelumnya?"

1
Lia Yulia
kasian jasmin
Jeng Ining
hemmm sudh kudugem, klo Rindu ke dapur krn panas dimas dn rama ngomongin Jasmine, kmudian mw cari masalah dn playing victim 🙄
Edelweis Namira: Tapi realitanya emg suka gitu, yg terbiasa buat masalah akan selalu dianggap tukang buat masalah sekalipun ia gak salah
total 1 replies
Jeng Ining
cahbodo kamu Dim, kalo emng kalem bakalan tau diri, ga bakal peluk² laki org apalagi di rumh si laki yg pasti jg ada bininya😮‍💨😏
Edelweis Namira: Adimas emg bodoh emang
total 1 replies
Jeng Ining
haiyyyaaahhh.. gimana nasibnya ituh bawang, gosong kek ayam tadi kah🤭👋
Jeng Ining: 🤟😂😂/Facepalm/
Edelweis Namira: suka speechless emang kalo suami modelan Adimas
total 2 replies
Lembayung Senja
knp ndak up date..crita satunya juga ndak dlanjut
Fauziah Rahma
padahal tidak
Fauziah Rahma
penasaran? kenapa bisa sebenci itu
Edelweis Namira: Pernah dispill kok di awal2.
total 1 replies
Alfatihah
nyesek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!