NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Gerbang Kosmos dan Perjanjian Pertama

Langit yang terbuka perlahan memperlihatkan celah—retakan realitas yang berdenyut seperti luka terbakar di langit malam. Cahaya keperakan menyusup keluar, menyinari Netherion dengan atmosfer yang dingin dan mendalam. Tidak seperti siang atau malam, ini seperti senja dunia yang tak wajar.

Kael berdiri di menara pusat, memandangi celah langit yang terus meluas.

Mata Penjaga bergetar dalam genggamannya. Seolah memberi tahu bahwa waktunya telah tiba.

Ryza melangkah masuk, helm perangnya sudah terpasang, sorot mata dingin namun penuh semangat.

“Pasukan siap. Dua ratus murid elit. Pilar akan ikut langsung. Kita hanya menunggu sinyal darimu.”

Kael mengangguk pelan. “Tidak semua dari kita akan kembali.”

Ryza tersenyum samar. “Tak ada satupun dari kami yang ingin kembali dengan tangan kosong.”

Di ruang bawah tanah, Pilar berkumpul. Zareth memanggil sihir kuno dari Lembah Nyx, menciptakan lingkaran transendensi untuk menstabilkan perjalanan melintasi dimensi.

Velra menyalakan api sihirnya. “Apa pun yang menunggu di balik celah itu, akan kubakar sampai tak ada abu tersisa.”

Arwin mengangkat pedangnya yang telah diperkuat dengan batu jiwa, sementara Reina menggantungkan jimat keberuntungan ke leher Kael secara diam-diam.

Kael tak menolak. Kali ini, ia merasa... manusiawi.

Gerbang Kosmos terbuka sepenuhnya saat mata kristal dilempar ke langit.

Langit mencair.

Dan dunia terbagi.

---

Alam Tengah bukan tempat yang bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Langitnya memiliki dua matahari, tapi tidak memancarkan panas. Tanahnya tidak padat, namun bisa dipijak. Bangunan-bangunan mengambang tanpa ujung, dan suara di udara seperti gema doa dan kutukan yang terulang-ulang.

Kael dan rombongan muncul di tengah dataran melingkar dari batu hitam. Pilar langsung mengambil formasi bertahan, menjaga murid di tengah.

Zareth melangkah ke depan, membuka gulungan mantra kuno.

“Kita berada di Gerbang Kodeks Pertama—tempat di mana Penjaga Langit menulis hukum realitas.”

Tak lama kemudian, sosok bersayap delapan muncul. Tingginya lebih dari dua puluh meter. Kepalanya tertutup kain putih, dan tubuhnya seperti rangkaian jubah berlapis-lapis yang bergerak sendiri.

“Pelanggar telah tiba...” Suaranya berat, seperti ribuan lonceng dipukul bersamaan. “Kau... membawa kekacauan ke tanah suci.”

Kael maju. “Kami tak datang untuk meminta ampun. Kami datang untuk menantang takhta kalian.”

Penjaga itu memutar kepalanya—secara harfiah. “Maka kau akan melewati Ujian Hukum Pertama. Satu kesalahan... dan kau akan dihapus dari eksistensi.”

Tanah retak.

Mereka semua terseret dalam pusaran cahaya.

---

Kael tersadar di ruang kosong. Tak ada langit. Tak ada bumi. Hanya... dirinya.

Kemudian, suara muncul.

“Buktikan siapa dirimu... atau hilang selama-lamanya.”

Bayangan muncul dari ketiadaan. Dirinya yang penuh dendam. Dirinya yang menyerah. Dirinya yang membunuh semua orang yang ia cintai.

Mereka semua menyerangnya.

Kael bertarung. Bukan hanya dengan tubuh, tapi dengan jiwa.

Ia mengingat semua yang telah ia lalui. Pengkhianatan bangsanya. Kematian ibunya. Sekte yang ia bangun dari debu. Pilar yang ia bentuk dari kehancuran. Murid-murid yang mempercayainya. Dunia yang mencoba membungkamnya.

Dan ia berteriak.

“Aku adalah Kael dari Chaos!”

Cahaya meledak dari dadanya. Semua bayangan lenyap.

---

Ia terbangun kembali di dataran hitam. Pilar lain muncul satu per satu.

Semua dari mereka lulus ujian.

Sang Penjaga menunduk perlahan.

“Kau... telah melewati Hukum Pertama. Maka kini, kau berhak membuat satu... perjanjian.”

Kael terdiam sejenak. “Perjanjian?”

“Perjanjian adalah dasar dari kekuatan di Alam Tengah. Tanpa perjanjian, kau hanyalah bayangan di sini.”

Sang Penjaga mengangkat tangannya. Sebuah simbol mengambang di udara, membentuk lingkaran rumit.

“Berikan satu nilai yang paling kau pegang teguh... dan kau akan diberi kekuatan untuk menantang langit.”

Kael menutup matanya.

Lalu menjawab, “Kebebasan. Itu satu-satunya hal yang layak diperjuangkan. Tidak aturan. Tidak kedamaian palsu. Hanya... kebebasan untuk memilih takdir sendiri.”

Simbol itu bersinar menyala.

Tiba-tiba, tanda aneh terbakar di punggung tangan Kael. Pilar lain menyaksikan dengan takjub saat api tak terlihat merambat dari tangan Kael ke dada—membentuk lambang mata tertutup.

Perjanjian Kekacauan: Dimeterai.

Sang Penjaga mengangguk. “Kini... kalian adalah pengembara hukum. Dan para Penjaga Langit lainnya akan mencarimu.”

Langit Alam Tengah berguncang.

Zareth mendekat. “Kael... ini hanya awal. Sekarang mereka sadar kita bisa masuk.”

Kael tak gentar. Ia menatap jauh ke menara di kejauhan—tempat tinggal salah satu Penjaga Langit berikutnya.

“Kita akan datangi satu per satu.”

Velra tertawa. “Akhirnya... perang yang pantas untuk kekuatan kita.”

Dan dari langit, hujan cahaya mulai turun—seperti bintang yang jatuh, memberi pertanda bahwa dewa-dewa lama... mulai bangkit.

---

Di Netherion, kabar kedatangan Penjaga menyebar. Langit berubah lebih cepat. Realitas menjadi rapuh.

Namun Sekte Chaos tidak goyah.

Sebaliknya, lebih banyak murid berdatangan dari seluruh dunia. Anak-anak buangan. Pemberontak. Pengembara. Para pencari kebenaran dan kekuatan.

Sekte Chaos menjadi mitos baru.

Dan Kael... menjadi nama yang disebut bahkan dalam mimpi makhluk-makhluk abadi.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!