NovelToon NovelToon
OBSIDIAN BLOOM

OBSIDIAN BLOOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Antagonis / Romansa / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dgweny

Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.

dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.

Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.

Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.

Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Logika Firewall dan Kehangatan Terlarang

Haiii Guys sebelum baca di biasakan klik like nya ya sama bolehhh komen nya dan follow nya jangan lupa hihihi.

Happy reading 🌷🌷🌷

...****************...

(Risa/Elena Von Helberg, Serafina Lowe, Komandan Jada)

Komandan Jada berdiri di ambang pintu, perisai Emasnya memancarkan cahaya biru muda yang sama dengan mata Darius. Ekspresinya, yang biasanya tegas dan ramah, kini menjadi masker yang sempurna—tidak ada emosi, hanya fungsi. Dia adalah Firewall yang diprogram oleh Logika Murni Darius.

“Darius mengirimkan Logika. Dan Logika berkata: Kamu tidak boleh pergi dari Benteng Zamrud.”

Jada tidak menyerang. Dia hanya menghalangi, menjadi penghalang yang tidak dapat digoyahkan. Ruangan Risa, yang tadinya merupakan tempat perlindungan untuk analisis dan keintiman, kini menjadi penjara berlapis baja.

"Jada," panggil Risa, suaranya mengandung sedikit kekecewaan. Dia melangkah maju, tangannya terulur. "Ini Risa. Komandanmu. Aku memerintahkanmu untuk minggir."

Jada merespons dengan nada yang dingin, suaranya benar-benar datar. "Perintahmu, Nyonya Risa, bertentangan dengan Prioritas Logika Tertinggi. Logika mengatakan: Stabilitas Dimensi adalah mutlak. Kehadiranmu di luar batas benteng berisiko Kontaminasi Prioritas Tinggi, yang dapat merusak Segel Permanen. Aku diperintahkan untuk mempertahankan isolasi."

"Darius memprogrammu," kata Serafina, matanya memancarkan Cahaya Murni, meskipun ia masih sangat lemah. "Dia tidak memberimu Pilihan Bebas."

"Logika menghilangkan Pilihan Bebas demi optimalisasi," balas Jada. "Aku adalah optimalisasi. Aku adalah perpanjangan kehendak Logika Murni."

Risa menyadari kengeriannya. Logika Murni Darius tidak hanya mengendalikan dirinya sendiri, tetapi juga mulai menyebar melalui sihir Sterling—seperti virus yang mencari kelemahan di Firewall-nya sendiri. Komandan Jada, dengan sihir Emasnya yang kuat, adalah inang yang sempurna untuk diinfiltrasi.

"Serafina, jangan gunakan Cahayamu," bisik Risa. "Itu akan membuat Jada bingung dan mungkin memicu respons pertahanan diri yang tidak terprogram. Dia akan menyerang kita secara fisik."

Serafina mengangguk, mundur.

Risa mulai berjalan perlahan, mengitari ruangan. Dia tidak melihat perabotan atau dinding; dia melihat desain.

"Firewall harus memiliki titik injeksi," gumam Risa pada dirinya sendiri, berbicara dalam bahasa Logika.

"Jada," tanya Risa, matanya memetakan setiap urat sihir di perisai Emasnya. "Jelaskan Logika-mu. Apa Titik Prioritas Tertinggi-mu?"

"Logika-ku memiliki tiga Prioritas Primer," jawab Jada dengan presisi yang brutal.

Stabilitas Segel Permanen.

Kelangsungan Hidup Arsitek Risa (diperlukan untuk perbaikan Segel).

Kelangsungan Hidup Aset Serafina (Inti Kehangatan Segel).

"Dan Logika Darius? Apa Tujuan Akhir-nya?" desak Risa.

"Logika Darius adalah Optimalisasi Stabilitas Dimensi Mutlak," jawab Jada. "Kehangatan, emosi, dan Pilihan Bebas adalah Kontaminasi yang tidak efisien."

Risa menghela napas. Darius telah memprogram dirinya menjadi mesin yang sempurna. Dan sekarang, mesin itu telah mereplikasi dirinya ke Jada. Untuk mencapai Darius, mereka harus menghancurkan Jada tanpa merusak Firewall-nya—suatu hal yang mustahil.

"Kita tidak bisa melawannya secara fisik," bisik Risa kepada Serafina. "Jada adalah Ksatria yang paling stabil. Dan sekarang, dia didukung oleh Logika yang sempurna. Kita harus menyerang kode-nya.

Mereka terkurung di kamar itu selama berjam-jam. Risa duduk di lantai, mengumpulkan sisa-sisa energi dimensional netralnya, sementara Serafina duduk di sampingnya. Jada berdiri tanpa bergerak di ambang pintu, seolah-olah waktu telah berhenti baginya.

Di tengah isolasi ini, keintiman mereka tumbuh. Risa, yang biasanya fokus pada Logika, kini membiarkan kehangatan Serafina meresap.

"Aku takut, Serafina," bisik Risa, meletakkan kepalanya di bahu Serafina. "Aku pikir aku telah kehilangan Darius selamanya. Dia tidak membenciku. Dia hanya... tidak melihatku."

Serafina memeluk Risa. Itu adalah pelukan yang lembut, didukung oleh kehangatan Cahaya Murni yang telah dia pulihkan.

"Logika tidak dapat mencintai, Risa," kata Serafina dengan kesedihan. "Tapi Logika dapat mengingat. Kamu harus membuatnya mengingat Kontaminasi Prioritas Tinggi yang ia programkan. Kamu harus membuatnya mengingat bahwa kamu adalah Pilihan Bebas-nya."

"Dia bilang, Pilihan Bebas adalah 40% dari stabilitas Segel," gumam Risa. "Itu tidak cukup untuk mengalahkan Logika Mutlaknya."

"Maka kamu harus menemukan variabel yang tidak dapat dihitung oleh Logika," kata Serafina, menatap mata Risa dengan intensitas yang mendalam. "Logika Darius sempurna. Tapi dia tidak pernah menghitung Logika Lucien di akhir. Dia hanya menyerapnya. Itu pasti meninggalkan celah."

Perkataan Serafina menyentuh inti Arsitektur Risa. Lucien adalah Obsesi, dan Obsesi selalu tidak efisien. Logika Darius, dalam kesempurnaannya, pasti telah mengasumsikan bahwa ia telah membersihkan semua sisa Obsesi Lucien saat ia menyerap Logika Murni.

"Kesalahan! Itu adalah kesalahan desain!" seru Risa. "Darius tidak menghitung sisa Obsesi Lucien yang bercampur dengan Logika Murni! Obsesi Lucien adalah tentang kepemilikan! Logika Darius adalah tentang optimalisasi! Keduanya akan bertarung di dalam dirinya!"

Risa segera merumuskan rencana yang berani dan sangat berisiko. Dia harus menciptakan situasi yang membuat Logika Jada, dan Logika Darius yang ada di balik Jada, harus memilih antara dua Prioritas Tertinggi yang saling bertentangan:

*Isolasi Risa (Misi Jada saat ini).

*Kelangsungan Hidup Arsitek Risa (Prioritas Mutlak Darius).

Risa melihat ke sudut ruangan, tempat kristal kecil yang digunakan untuk ritual kecil berada.

"Kita akan membuat ancaman internal," bisik Risa. "Ancaman yang hanya bisa diatasi oleh Ksatria Perisai. Dan itu harus terlihat seperti risiko fatal yang mengancam Kelangsungan Hidup Arsitek."

Serafina menatap Risa dengan kengerian. "Kamu akan melukai dirimu sendiri?"

"Tidak. Aku akan melukai desainku," kata Risa, mengambil kristal kecil itu.

Risa mulai menyalurkan sisa-sisa energi dimensional netralnya ke kristal itu, tetapi kali ini, dia tidak menyalurkan Logika atau Cahaya. Dia menyalurkan Ketidakstabilan Murni—fragmen-fragmen Kekacauan dimensional kecil yang ia simpan dari Dimensi Ketiadaan.

"Aku akan melepaskan Kekacauan ini di dalam ruangan ini," jelas Risa. "Jada akan melihatnya sebagai ancaman langsung terhadap Prioritas 2. Dia akan dipaksa untuk bergerak. Saat dia bergerak, Logika Darius akan mencoba menanggapi ancaman itu dengan cara yang paling optimal: The Shield."

Risa menghitung. Waktu eksekusi harus sempurna.

"Serafina, saat aku melepaskannya, gunakan Cahayamu. Jangan melawannya. Rangkul Kekacauan itu. Buat Jada melihat bahwa Kekacauan itu mencari Logika untuk dihancurkan. Itu akan memicu respons Logika yang fatal."

Serafina mengangguk, Cahaya Murni di matanya bersinar dengan tekad.

Risa berjalan ke tengah ruangan, di depan Jada.

"Komandan Jada," kata Risa. "Kamu adalah Firewall. Lindungi arsitektur ini."

"Aku akan melindungi arsitektur ini," jawab Jada, tanpa bergerak.

Risa, dengan sentakan cepat, menjatuhkan kristal itu.

FZZZ...

Kristal itu melepaskan Kekacauan dimensional. Kekacauan itu bukan ledakan; itu adalah gelombang disonansi yang bergetar. Udara di ruangan itu bergetar, dan warna dinding mulai beriak. Itu adalah Ketidakstabilan Murni.

Jada langsung bereaksi. "Variabel ancaman Kelangsungan Hidup Arsitek terdeteksi! Mengaktifkan Prosedur Respon Prioritas 2!"

Jada melangkah masuk, meninggalkan ambang pintu. Dia tidak menyerang Risa, tetapi dia mencoba mengisolasi Risa dari Kekacauan dengan perisai Emasnya.

Saat itulah Serafina menyerang. Dia tidak menyerang Jada; dia melompat ke arah Kekacauan yang bergetar.

"Aku adalah Cahaya! Aku menarik Kekacauan!" teriak Serafina.

Kekacauan dimensional itu, yang ditarik oleh Cahaya Murni Serafina, berputar kencang, bergerak langsung menuju perisai Logika Jada.

"Ancaman terhadap Prioritas 3 dan Prioritas 2!" raung Jada, suaranya dipenuhi disonansi. "Variabel yang saling bertentangan! Logika Internal Runtuh! Mencari Logika Mutlak!"

Jada bergetar, bingung. Dia tidak bisa melindungi Risa dan Serafina dari ancaman yang berasal dari dalam dan dicari oleh aset (Serafina) pada saat yang sama.

Di tengah kekacauan itu, Risa berteriak. "Darius! Aku memilih kematian! Pilihan Bebas-ku adalah menghancurkan diriku untuk stabilitas! Logika-mu harus menghentikanku!"

BAM!

Tiba-tiba, suara benturan keras datang dari jauh. Itu adalah suara perisai Sterling yang besar yang menghantam sesuatu.

Jada, di depan Risa, tersentak. Kilatan biru muda di matanya memudar, digantikan oleh abu-abu, lalu oleh kehangatan emosional yang tulus.

"Risa... lari!" teriak Jada, kembali menjadi dirinya sendiri, Komandan yang loyal.

"Darius kembali!" seru Risa, lega. Logika Murni-nya telah dipanggil!

Risa dan Serafina berlari melewati Jada, menuruni koridor benteng. Mereka melihat Ksatria-Ksatria Giok lainnya yang kini bergerak dengan presisi yang sama dinginnya dengan Jada. Logika itu telah menyebar ke banyak Ksatria!

Mereka tiba di gerbang benteng. Di luar, di bawah sinar bulan, Darius Sterling berdiri. Dia memegang pedangnya, dan matanya memancarkan Logika Murni biru muda yang intens.

Dia melihat Risa dan Serafina. Dia melihat ancaman Kekacauan yang berhasil dilepaskan di kamarnya.

“Optimalisasi Respon: Kelangsungan Hidup Arsitek Prioritas Mutlak!”

Darius tidak berlari ke arah mereka. Dia tidak bergerak. Dia hanya menatap Risa.

Tiba-tiba, Darius mengangkat tangannya ke arah langit. Seluruh benteng mulai bergetar.

Darius memandang Risa, dan Logika di matanya menembus benteng itu sendiri.

“Kamu membuatku memilih, Risa. Itu adalah Kontaminasi Prioritas Tinggi. Logika tidak bisa menerima variabel yang tidak terkontrol. Jika aku tidak bisa menangkapmu, aku harus mengubah desain benteng untuk menahan Kontaminasi.”

Dengan raungan yang dingin dan tanpa emosi, Darius Sterling, The Shield of Pure Logic, memusatkan sihirnya.

“Menerapkan Prosedur Lockdown Dimensi Lokal. Benteng Zamrud adalah Penjara Mutlak!”

Bersambung.....

1
Sarah
Loh? Kutukan Obsidian ini sejenis apa? Kok bisa membuat plot melenceng? Hmm... 🤔
Dgweny: okeyyy kak
total 3 replies
shookiebu👽
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
Dgweny: makasihhh banyak
total 1 replies
Bell_Fernandez
Plot yang rumit, namun brilian.
Dgweny: makasih banyak
total 1 replies
Tae Kook
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Dgweny: siapp , di tunggu update selanjutnya yaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!