NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Daddy

Mengejar Cinta Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Setelah tau jika dia bukan putri kandung Varen Andreas, Lea Amara tidak merasa kecewa maupun sedih. Akan tetapi sebaliknya, dia justru bahagia karena dengan begitu tidak ada penghalang untuk dia bisa memilikinya lebih dari sekedar seorang ayah.

Perasaannya mungkin dianggap tak wajar karena mencintai sosok pria yang telah merawatnya dari bayi, dan membesarkan nya dengan segenap kasih sayang. Tapi itu lah kenyataan yang tak bisa dielak. Dia mencintainya tanpa syarat, tanpa mengenal usia, waktu, maupun statusnya sebagai seorang anak.

Mampukah Lea menaklukan hati Varen Andreas yang membeku dan menolak keras cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCD 19

Kruk

Kruk

Lea menggigit bibirnya menahan rasa malu akibat ulah cacing-cacing di perutnya yang tak bisa di ajak kompromi.

Varen tersenyum gemas melihat ekspresi Lea yang menurutnya lucu." Kamu lapar?"

"Hem." Anggukan polos Lea tanpa melihat pada Varen.

"Memangnya bibi Mery tidak menyiapkan makan malam untuk mu?"

"Aku tidak nafsu makan tadi."

"Kenapa?"

Lea hanya diam menunduk, tak cukup nyali untuk berterus terang apa penyebabnya pada Varen. Tapi hatinya menjawab 'karena daddy pergi tanpa bilang dan ternyata pergi kencan dengan seorang wanita se xi'. Itu sebabnya, Lea tak jadi makan tadi. Di tambah membaca pesan nyasar dari Varen yang mengatakan dia menemui wanita bergaun merah di kafe membuat mood Lea semakin memburuk.

Varen ikut diam. Begitu teringat sesuatu, dia mengambil ponselnya dan melihat pesan chat yang seharusnya dikirim pada Rey, pesan itu justru terkirim pada Lea secara tak sengaja.

Varen memijit keningnya, menghela nafas lalu menyender pada jok." Maaf," ucapnya lirih. Kini Varen mengerti mengapa Lea bisa ada di kafe yang sama dengannya.

"Maaf? untuk apa?" Lea bertanya dengan tatapan memicing.

"Daddy sudah membuat kamu tidak nafsu makan. Ya sudah kita cari restauran di tempat lain saja. Nanti kamu boleh makan sepuasnya di sana."

"Dad.."

Varen menoleh pada Lea.

"Apa aku boleh tanya sesuatu?"

"Tanyakan saja. Kamu mau tanya apa, hem?"

Lea tampak berpikir. Di saat itu pula, Varen perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Lea.

Hal itu membuat Lea lupa pada pertanyaan yang hendak di sampaikan, dan dadanya seketika mendesir.

Kenapa Daddy mendekatiku? Apa yang mau Daddy lakukan? Apa daddy mau mencium ku? batin Lea bertanya-tanya.

Lea membalas sorot mata Varen yang begitu dalam menatapnya. Suatu tatapan yang sulit Lea artikan namun mampu menggetarkan hingga ke relung hatinya yang terdalam.

Karena Lea pikir Varen akan menciumnya, dia dengan senang hati akan menerimanya. Lea kemudian memejamkan matanya bersiap menerima ciuman dari Varen. Namun sudah beberapa detik berlalu, dia merasa tak kunjung menerima sentuhan baik di pipi maupun di bibir.

Tapi begitu Lea merasakan sesuatu terpasang di tubuhnya, dia segera membuka matanya dan menunduk melihat pada perutnya.

"Daddy hanya membantumu memakaikan sabuk pengaman saja, bukan mau mencium mu. Maaf."

Lea langsung menoleh pada Varen yang saat ini tengah tersenyum menghadap ke depan. Tapi menurut persepsi Lea, senyuman itu seakan senyuman ejekan pada dirinya.

Dengan perasaan malu, Lea memalingkan wajahnya ke arah lain dan menggerutu kesal dalam hati.

Varen menjulurkan tangannya ke belakang, meraih jas miliknya yang dia letakkan di jok belakang. Lalu, jas itu dipasangkan pada pa ha polos Lea. Karena dress mini yang digunakan Lea tersingkap ke atas hingga mengekspose seluruh pa ha mulusnya. Kata Varen." Kamu bukan anak kecil lagi tapi sudah dewasa, Lea. Jadi, kamu harus pandai-pandai menjaga tubuh mu ini agar tidak mengundang birahi laki-laki lalu menyakiti mu."

Lea melihat pada Varen yang kini menjalankan mobilnya tanpa berkata-kata. Karena lidah Lea mendadak kelu akibat mendengar ucapan Varen yang seakan menyentil perasaannya.

Lea mengerti apa maksud dari kata-kata lelaki itu, dan dia membenarkan nya. Memang, penampilannya ini bisa mengundang seorang pria hidung belang untuk menggodanya. Tapi, dia sama sekali tak memiliki niat untuk menarik perhatian laki-laki lain selain perhatian Varen. Andai saja Daddy nya itu tau.

"Lagi pula kenapa kamu tumben sekali memakai pakaian kurang bahan seperti ini, hem?" Varen bersuara lagi di tengah menjalankan mobil.

"Jadi Daddy tidak suka melihat aku seperti ini?"

Varen melirik sekilas pada Lea, kemudian kembali menatap lurus.

"Daddy lebih suka kamu memakai pakaian yang seperti biasanya saja."

"Benarkah?"

"Hem."

"Tapi menurutku, Daddy lebih menyukai wanita yang berpakaian se xi." Lea tersenyum mencibir.

Varen tergelak.

"Kamu ini sok tau sekali, Lea."

"Bukannya aku sok tau tapi aku memang tau selera Daddy. Buktinya, Daddy pergi diam-diam dan tidak makan malam denganku demi kencan dengan seorang wanita berpenampilan se xi." Akhirnya unek-unek yang ada di hati Lea keluar tanpa di sadari. Setelah mengatakan itu, Lea membekap mulutnya karena merasa menyesal telah mengatakan hal demikian.

Varen menarik nafas dengan pelan. Ternyata Lea sempat melihat wanita yang bersamanya saat di kafe tadi.

"Jadi karena itu kamu memakai pakaian seperti ini?"

Mata Lea membulat. Varen seolah memiliki indera ke enam yang dapat membaca pikirannya.

"Benar, kan?"

Pertanyaan Varen yang seakan mendesaknya membuat Lea tak bisa mengelak. Dan pada akhirnya, dia menjawab 'Ya' mengakuinya.

"Tapi untuk apa, Lea?"

Lea tak langsung menjawab. Gadis itu melipat tangan di perutnya, dan menatap ke samping pada jalanan yang dilintasi.

"Aku rasa Daddy tau alasannya."

Varen terdiam.

"Aku cemburu, dad." Lea tersenyum seraya mengusap air matanya yang tiba tiba jatuh mengaliri pipi.

Lagi lagi Varen hanya diam karena tak tau harus berkata apa.

"Aku cemburu melihat Daddy bersama wanita lain. Rasanya aku tidak akan siap. Aku tidak akan siap menerimanya jika Daddy...huk huk huk.." Lea menangis sesunggukan hingga tak bisa melanjutkan kata-katanya yang belum sepenuhnya terlontar. Gadis itu tak cukup kuat menahan sesak di dadanya.

Varen segera menepikan mobilnya. Kemudian, dia merengkuh tubuh Lea memeluknya erat sambil berkata," maaf. Maafkan Daddy. Daddy janji tidak akan mengulanginya lagi. Daddy janji."

Varen paling tidak sanggup melihat Lea bersedih apalagi sampai menangis sesunggukan seperti ini.

Varen menyadari apa yang sudah dilakukannya telah menyakiti Lea karena Lea memiliki perasaan tak wajar padanya.

"Kenapa aku tidak pernah berpikir jika apa yang aku lakukan akan berdampak buruk pada Lea. Bagaimana jika Lea sakit hati lalu membenci ku dan menjauhiku karena perbuatanku? aku tidak akan sanggup kehilangan anak ini." Varen mengusap usap punggung Lea seraya membatin menyesali perbuatannya yang telah coba-coba mencari seorang kekasih dengan niat agar Lea bisa meredam perasaannya terhadap dirinya. Tapi rupanya, justru membuat Lea kecewa dan sakit hati.

Varen berpikir mungkin dia menyudahi pencariannya, dan lebih baik menjadi pria single seumur hidup saja demi menjaga perasaan Lea. Toh, dia juga tak pernah bisa jatuh cinta pada siapapun. Jadi, ya menjadi pria single seumur hidup merupakan pilihan yang tepat untuk hidupnya.

Setelah Lea tenang, Varen kembali menjalankan mobilnya dan membawanya ke sebuah restauran.

"Kita sudah sampai tuan putri. Ayok turun." Varen membukakan pintu mobil untuk Lea sambil sedikit bergurau.

Lea mengangguk senyum lalu turun.

"Kamu pakai jas ya?" Varen membantu memakaikan jas miliknya pada tubuh Lea.

"Dad jas ini terlalu besar di tubuhku," protes Lea.

Varen menahan tawanya melihat penampilan Lea yang sangat lucu. Lea tenggelam ke dalam jas miliknya saking besarnya.

"Aku tidak mau memakainya dad. Ini terlalu besar dan berat."

Varen kemudian melepas kembali jas tersebut karena permintaan Lea. Dia juga tak tega melihat Lea yang seakan tersiksa oleh jas nya itu.

Dan pada akhirnya, Lea tetap pada penampilan awal yang se xi karena tak ada pilihan lain. Lalu, Varen menggandeng Lea masuk ke dalam restauran.

Byuurr ...

Seorang gadis seketika menyemburkan jus yang di teguk nya begitu melihat kemunculan Lea dan Varen di dalam restauran.

1
💥💚 Sany ❤💕
Moga setelah ini si Selly gak cari masalah ma Lea n melupakan niatnya buat deketin Varen.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata si Selly itu jualan, mengerikan...., jangan sampe dech Varen ma dia. Rey emang gak tau pekerjaan sampingan sepupunya?.
Nar Sih
lanjutt kak,bingung mau komen apa
💥💚 Sany ❤💕
Sakit kepala Varen mikirnya 😅😅😅😅
💥💚 Sany ❤💕
Varen selalu gak bisa ngebantah Lea.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tadi pingin banget tau reaksi Varen pas lagi liat hasil CCTV.
💥💚 Sany ❤💕
Kali ini iman Varen benar-benar di uji 😂😂😂. Lea emang gak ada lawan
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 bisa-bisanya pakaian kurang aneh yang dibeli. Cari masalah ne sekretaris nya 😁
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata stok sabar Varen banyak juga ya 😁😁.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar July 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lingerie? 🤣🤣🤣
Nar Sih
lea ,,kmu emang nakal suka nya godaain dedy mu
yumi chan
km tngl sja pergi dady u itu lea...biar dia arti km dlm htinya stlh km pergi
💥💚 Sany ❤💕
Kadang Daddy mu emang harus dimarahin Lea 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Rasain kau Selly. Jangan sampe kamu merasa gak enakan ya Rel ma si Selly. Ntar dia ngelunjak
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Lea bar2 jjuga, tapi gak salah sich.... Si Selly yg mulai. Ibarat kata kamu jual aku beli ya gak Lea 😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Jangan2 si Tante2 itu Selly lagi.
💥💚 Sany ❤💕
Lea emang penuh kejutan, bikin Varen senam jantung 😂😂😂😂.
💥💚 Sany ❤💕
Pertemuan yang tak terduga ya.... 😂😂😂. Hati2 Tan..., anda salah mencari lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!