Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilan Belas
"Aku tak bisa, masuklah," Adhisti menepis tangan Kenzo, dan ia terus saja mengelak.
"Eeh.. tunggu. Aku saat tidur merasa seperti sedang diperkaos oleh seseorang. Jangan-jangan itu kamu, Ya? Kamu menyelinap masuk ke kamarku, lalu diam-diam melucuti pakaianku dan ehem-ehem," tuding Kenzo kepada gadis tersebut sembari tersenyum nakal dan menaik-naikkan kedua alisnya.
Adhisti kembali menatapnya dengan dingin. "Kau terlalu banyak mengigau. Mengapa kau menuduhku!" ucapnya dengan membuang pandangannya.
"Disini tidak ada wanita lain selain dirimu," ucap Kenzo dengan tegas.
"Itu tak ada hubungannya denganku," Adhisti berbalik arah, dan sepertinya ia pergi, tapi debgan cara apa? Masa iya melompat dari balkon.
"Kau mau kemana? Jika pun itu benar kau yang melakukannya aku rela jika untuk diulang kembali. Aku janji tidak akan melaporkan hal ini pada siapapun,"
"Dasar!" wajah Adhisti memerah. Ia merasa telah terjebak dengan pemuda dihadapannya. Ia melangkah mundur, namun Kenzo kembali mencegahnya.
"Jangan pergi, Tetaplah tinggal, kau sudah menyelamatkanku, dan aku akan memberikan imbalan untukmu," ucap pemuda itu dengan memohon. Entah mengapa ia merasa hatinya begitu seperti terikat.
Sementara itu, seorang gadis cantik dengan rambut pirang lurus dan pakaian kurang bahan sedang mengamati pemuda idamannya berbicara sendiri menghadap dinding.
Ia berjalan keluar dari pintu. "Sayang...," ia berteriak, sembari menghampiri sang pemuda yang sedang berdiri dibalkon belakang kamar dan tepatnya dekat dengan toren air.
Kenzo menoleh ke arah gadis yang memanggilnya. Wanita itu adalah Mayang, gadis cantik dengan body sempurna menggugah jiwa dan hasrat para pria, namun entah mengapa ia tidak begitu tertarik dengannya.
"Ya, Ampuun, Sayang. Kamu sedang berbicara dengan siapa?" Tanya Mayang pada pemuda idamannya.
"Dengan," ucapan Kenzo terhenti saat ia menoleh ke arah tempat Adhisti tadi berdiri dan tadi mereka berbicara berdua, namun tiba-tiba saja gadis itu menghilang dalam sekejab mata.
Kenzo terperangah. Ia kembali celingukan mencari keberadaan Adhisti, tetapi tidak menemukannya. Haruskah Mayang menganggapnya berhalusinasi sama seperti mamanya, dan akan banyak yang menganggapnya gila jika ia berterus terang mengatakan jika Adhisti itu adalah nyata dan ia benar-benar berbicara dengan gadis itu.
"Kamu mencari siapa, Sayang?" tanya Mayang ikut celingukan.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kenzo mengalihkan pembicaraan mereka. Ia berjalan menuju kembali ke kamar hanya dengan menggunakan celana boxer, dan ia tahu jika gadis itu menatapnya dengan liar. Mungkin saja ia memperhatikan adik kecil miliknya yang sedang terbangun karena setiap berhadapan dengan Adhisti.
Ia tidak mengerti mengapa mamanya mengijinkan Mayang memasuki kamarnya dengan bebas, ia tak suka itu dan terlihat jelas jika Mayang gadis yang terlalu agresif.
"Apakah kau tak merindukanku? Kita sudah lama tidak bertemu, dan aku mengkhawatirkanmu, apakah Kau tau itu?" ucap Mayang dengan nada yang seserius mungkin. Ia bahkan mendekap Kenzo dari arah belakang.
"Aku tak menyukaimu, pergilah dari kamarku, jangan karenamu Josep semakin memperburuk prasangkanya. Aku tidak suka ribut karena hanya soal wanita," ucap Kenzo dengan nada yang terlihat sangat dingin, lalu melepaskan dekapan Mayang dengan kasar.
Gadis itu terdiam dan berdiri mematung. "Itukah sambutanmu terhadap gadis yang mengkhawtirkanmu?" tanya Mayang kesal. "Harus dengan cara apa lagi aku harus membuktikan jika aku benar mencintaimu,"
"Aku tidak memintamu untuk memberikan bukti apapun dan aku tidak memintamu untuk mengkhawatirkanku, pergilah, aku tidak ingin diganggu oleh siapapun," titah Kenzo dengan nada yang mulai naik satu oktaf.
"Teta--"ucapan Mayang menggantung ditenggorokannya saat Kenzo sudah menggerakkan ujung jemarinya dan menunjuk ke arah pintu keluar dengan tatapan yang tak ramah.
Gadis itu menghela nafasnya. Ia menghentak langkahnya dan meninggalkan kamar dengan perasaan yang sangat dongkol. Ia tidak suka dengan penolakan.
Entah sudah cara apa saja ia lakukan untuk menaklukkan pemuda tampan nan dingin tersebut, namun sampai sejauh ini, maka ini yang paling jauh, ia harus diusir dengan cara memalukan.
Setelah kepergian Mayang. Pemuda itu bergegas menutup pintu kamar dan menguncinya, lalu ia kembali ke balkon belakang dan menuju taman, ia ingin mencari keberadaan Adhisti.
Pemuda itu meyakini jika gadis itu bersembunyi dibalik dinding ataupun toren air disisi tanaman bonsai saat Mayang menyapanya tadi.
Kenzo celingukan mencari sang gadis, namun usahanya sia-sia, ia tidak dapat ditemukan.
"Kemana gadis itu? Mengapa begitu cepat menghilang, bagaikan siluman saja," ucap Kenzo dengan kesal. Ia tahu Adhisti jago dalam bela diri. Bisa saja gadis itu melakukan parkur dan turun melalui pipa air yang menempel dinding rumahnya.
"Mengapa kamu pergi? Tidakkah kamu ingin tinggal denganku?" gumamnya lirih menatap kearah bawah, dan disana hanya ada rumah-rumah warga yang berjarak seratus meter dari tempat tinggalnya, karena ia memililiki halaman luas dan bertembok tingg.
Ia memilih masuk ke dalam kamar. Namun kehadiran Adhisti yang hanya sekejap saja, membuat hatinya semakin gusar. Ada rindu yang menggebu, dan itu tidak biasa.
Pemuda itu duduk ditepian ranjang, lalu menangkupkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia seperti tidak bersemangat, hatinya sangat kosong.
"Kemana kamu pergi?" ucapnya dengan lirih. Ia seperti seorang yang berputus asa.
Sssssstttssss
Tiba-tiba ia mendengar suara desis ular yang jaraknya tak jauh dari tempatnya.
Kenzo terdiam, lalu menoleh ke arah sumber suara, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat seekor ular kobra yang sedang melingkar diatas kasurnya.
"Hah! Kau?! Mengapa kau ada disini? Sudah ku katakan padamu, jangan mengikutiku, mengapa kau tetap saja tak mendengarku!" omelnya pada sosok ular bersisik kuning tersebut.
Ular itu menegakkan kepalanya, lalu merayap menuju ke arahnya. Kenzo terdiam dan tak bergerak. "Tolong, pergilah, aku phobia dengan ular. Karena ular banyak bisanya, termasuk bisa matok, dan aku belum ingin mati muda," Kenzo terus mengoceh dan ia berharap ular itu pergi dari kamarnya.
Namun itu diluar dugaan, ular tersebut justru naik kepangkuannya, lalu melingkar manja disana.
Kenzo merasakan tubuhnya panas dingin. Ular tersebut ular berbisa, dan tentu saja ia tak ingin dipatuk.
"Dengarlah, meskipun kau memperlihatkan sikap manjamu, tetapi tetap saja kau tidak terlihat imut," Kenzo merasakan bulu kuduknya meremang sungguh ia sangat takut.
Ular itu tak menggubrisnya, dan tetap posisinya. "Baiklah, jika kau ingin bersamaku, tapi janji jangan membunuhku. Tidurlah dikasur, menyingkirlah dari pangkuanku, aku mau mandi," Kenzo memohon.
Diluar dugaan, ular itu merayap turun dari pangkuannya, lalu merayap ke kasur dan melingkarkan tubuhnya, kemudian tertidur lagi.
Kenzo tercengang. Ia masih merasa bingung mengapa ular itu seperti mengerti dengan ucapannya.
"Mungkin aku akan mencarikan kotak tempat kau tidur," gumamnya lirih. Lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.
tp knp yg di bantai adalah keluarga adisti yg g berslaah
oadahl g semua ular itu jahat ada yg baik juga itu adisti baik mau nolong warga
hadeh kennn oiyeee tooo
tp klo bukan yg membantai kelgr nya mgkin akan di biarkan para warga ala g malu ya 1 keluarga di bantai bhkan di bakar hidup2 krn keegoisan seseorang
benar2 menghibur.. mksh up nya thor 🙏
parah nya lg ular nya Kenzo mlh gak di sarungin lg setelah dapat sarang nya dan mlh jd tontonan gratis 🤣🤣🤣
skrg dh ketahuan dach klu Ki Sobo mmg manusia iblis