NovelToon NovelToon
Object Of Desires

Object Of Desires

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa / Kaya Raya
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Elin Rhenore

Takdir kejam menuntutnya menjadi pengantin pengganti demi menebus sebuah kesalahan keluarga. Dan yang lebih menyakitkan, ia harus menikah dengan musuh bebuyutannya sendiri: Rendra Adiatmaharaja, pengacara ambisius yang berkali-kali menjadi lawannya di meja hijau. Terjebak dalam pernikahan yang tak pernah ia inginkan, Vanya dipaksa menyerahkan kebebasan yang selama ini ia perjuangkan. Bisakah ia menemukan jalan keluar dari sangkar emas Rendra? Ataukah kebencian yang tumbuh di antara mereka perlahan berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elin Rhenore, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

My Angry Wife

"Ehm-Ehm." Miray berdeham.

Posisinya saat ini sedang ada di belakang sejoli yang sedang berpelukan mesra di ruang keluarga rumahnya. Pasangan itu pun segera melepas pelukan mereka, Rendra segera menyejajarkan posisi berdirinya di samping Vanya, hingga membuat Vanya terlihat lebih kecil di sampingnya.

"Kalian lagi berantem ya?" tanya Miray menyelidik. Rasanya sangat aneh melihat gelagat Rendra saat datang. Pria itu tampak lusuh, lelah, dan gelisah, seperti seseorang yang kehilangan sesuatu dan terus menerus mencari.

"Enggak."

"Iya."

Jawaban keduanya saling bertolak belakang, Rendra menjawab 'Iya' sementara Vanya berusaha menutupi dari kakaknya dengan menjawab sebaliknya. Miray menghela nafasnya, ia mengusap perutnya yang buncit dan melangkah pelan untuk duduk di sofa.

Vanya tak diam saja melihat kakaknya yang tampak kesulitan dengan kehamilannya, ia melangkah maju untuk membantu Miray berjalan hingga duduk. Kehamilan Miray sudah memasuki minggu ke 36 itu.

"Hati-hati, kak."

"Sini, kalian duduk aja di sini." Miray menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya. Sesaat ia melirik ke arah Rendra. "Sampai kapan kamu mau berdiri kaya anak SD dihukum gitu, Ren?"

Ucapan Miray itu menyadarkan Rendra, akhirnya pria itu duduk mengikuti arahan Miray dan meletakkan pantatnya di samping Vanya.

"Aku dengar kamu ke Nusantara hari ini, Ren. Kok sudah pulang?"

"Ada yang marah."

"Dan kamu langsung pulang begitu saja? Kerjaanmu gimana?"

"It's fine, everything already settled." Rendra membalas sambil memandangi istrinya yang tampak enggan untuk menatapnya itu.

Terdengar suara helaan nafas Miray. Ia tahu setiap pasangan pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi dilihat dari reaksi Vanya yang langsung datang ke rumahnya, tampaknya masalahnya sangat serius. Meski ia adalah kakak dari Vanya, dirinya juga tidak berhak untuk ikut campur.

"Kalian mau selesaikan masalahnya sekarang atau kalian butuh orang lain untuk memediasi masalah di antara kalian?"

"Nggak perlu, Kak. Aku bisa selesaikan masalahku dengan Mas Rendra."

"Vanya benar, ini masalah kami. Jangan sampai Saga marah karena melibatkanmu, Miray."

"Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu, kamu tidak perlu menginap di sini, Nya. Ikut pulang sama suamimu." Miray memberikan nasihatnya.

"Iya." Vanya menjawab datar tanpa ekspresi. Ia lantas berdiri dan hendak melangkah untuk pergi. Baru juga selangkah pergi, Rendra sudah menahan tangannya.

"Kamu mau kemana?" tanyanya, pria itu menatap istrinya tidak rela jika harus ditinggalkan lagi.

"Aku mau ganti baju, Mas. Kenapa, kamu mau ikut juga?"

Perlahan tangan yang menahan Vanya itu melonggar, ia tidak leluasa mengutarakan candaannya yang bisa dibilang mesum itu.

"Baiklah, saya tunggu kamu di sini."

Vanya hanya mengangguk pelan dan meninggalkan suaminya bersama kakak semata wayangnya di ruang keluarga.

Beberapa saat keheningan menyelimuti ruang keluarga rumah Miray, tak ada seorang pun yang bicara di antara Rendra dan Miray. Mereka hanya menunggu Vanya berganti baju, tapi anehnya kenapa berganti pakaian memakan waktu yang begitu lama.

"Jadi ...." Miray memulai percakapan. Rendra langsung menoleh pada sahabatnya. Pria itu nampak gugup.

"Kenapa gugup gitu sih, santai aja."

"Kalau Saga di sini, mungkin dia sudah memukulku."

"Aku tidak meragukannya," sahut Miray sepakat dengan ucapan Rendra. Mengingat bagaimana reaksi Saga saat diberitahu olehnya tentang pernikahan Vanya dan Rendra yang langsung marah.

Bukan hanya mengenai status Rendra sebagai sahabatnya yang mengambil tindakan tanpa bicara dengan mereka. Tapi juga karena Rendra menikahi Vanya dengan pernikahan siri. Saga sangat marah dan berniat untuk menghampiri Rendra tapi Miray berhasil untuk menahannya.

"Vanya mengatakan, Ibumu ingin mengadakan pesta pernikahan untuk kalian?"

"Benar, kebetulan sekali. Gue berniat menikahi Vanya secara sah, gue udah atur semuanya."

"Sebenarnya aku sedikit kecewa, kalian tidak membicarakan masalah pernikahan ini dengan kami. Tapi aku tahu kalian sudah dewasa, kalian tahu yang terbaik untuk hubungan kalian."

"Terima kasih sudah pengertian."

"Ren ...."

"Iya?"

"Do you really love her?"

Ditanya dengan tatapan mata yang seperti elang hendak memburu mangsanya itu membuat Rendra terdiam.

Sebelum-sebelumnya tidak pernah ada yang menanyakan hal ini kepadanya. Apakah dia benar-benar mencintai Vanya? Apakah perasaan yang timbul di hatinya ini memang rasa cinta?

"I don't know."

Ucapan Rendra tentu membuat Miray terkejut, matanya membulat hingga ia menegakkan punggungnya. Seandainya ia tidak kesulitan karena perut buncitnya, mungkin sebuah tendangan sudah melayang pada wajah Rendra.

"Apa kamu tidak ingat apa yang kamu katakan saat pertama kali kemari dengan Vanya?"

"Ya, saat itu ... situasinya berbeda."

"Apa yang berbeda?" Miray hampir meluap dengan amarahnya, tak rela jika adik satu-satunya hanya dipermainkan oleh Rendra.

"Hanya berbeda. At this moment, the only truth I hold is that I cannot bear the thought of losing her."

Miray mengangguk pelan, ia memahami perasaan Rendra. Pria itu belum sepenuhnya menyadari betapa dalamnya rasa yang ia miliki untuk Vanya. Tidak masalah, waktu akan menunjukkannya kelak.

"Aku titip Vanya, jaga dia baik-baik. Jika suatu hari dia kemari karena bermasalah denganmu, aku benar-benar akan membuatmu menyesal."

"Got it, Ma'am."

"Aku sudah siap, Mas. Pulang sekarang?" Suara Vanya menghentikan obrolan Rendra dan Miray. Keduanya menoleh ke arah perempuan itu, ia sudah kembali menggunakan pakaian kerjanya tadi pagi dengan rambut digerai yang sudah kering. Rupanya gadis itu mengeringkan rambutnya terlebih dulu, itu sebabnya ia membutuhkan waktu yang lebih lama.

Rendra berdiri menghampiri istrinya, ia menelusupkan tangannya ke pinggang sang istri, merangkulnya lebih dekat. Terlihat sekali dia tidak tahan jika harus berjauh-jauhan dengan istrinya.

"Kak, Kami pulang dulu, ya. Nggak perlu diantar ke depan. Kakak istirahat aja." Vanya memberitahu Miray yang hendak bangkit, merasa kasihan jika kakaknya harus berjalan-jalan hanya untuk mengantar mereka.

Keduanya pun langsung berjalan keluar dengan Rendra yang terus merangkul Vanya tetap di sampingnya. Miray tersenyum simpul melihat kedekatan mereka.

**

Sejak masuk ke dalam mobil sampai di tengah perjalanan, Vanya lebih memilih untuk menatap ke luar jendela. Berkali-kali Rendra mengajaknya bicara tapi tidak digubris olehnya. Hingga akhirnya perjalanan itu sampai pada pemberhentian terakhir—apartement Rendra. Perempuan itu masih membisu dan Rendra semakin harus menahan sabarnya.

"Sampai kapan kamu mau bungkam, Anantari?" Rendra sudah berada di ujung kesabarannya. Tangannya langsung meraih lengan Vanya, menarik perempuan itu mendekat padanya. Tidak membiarkan ada ruang di antara mereka.

"Aku tidak ingin mendengar semua kepalsuan-kepalsuanmu lagi, Mas."

"Apa maksudmu?"

"Ini." Vanya menepis tangan Rendra, dengan tangannya ia mengisyaratkan arah ke bawah. "Kita." Lalu menunjuk dirinya dan Rendra secara bergantian. Matanya memerah dan berkaca-kaca, penuh dengan amarah yang tertahan. Nafas Vanya memburu, berusaha keras agar tidak meledakkan semua emosinya di depan Rendra.

"Tidak ada yang palsu di antara kita."

"Halah! Omong kosong!" Vanya mengibaskan tangannya ke udara, semakin mengambil jarak dari Rendra. "Sejak awal... sejak awal kamu sudah merencanakan ini semua 'kan?"

"Apa maksudmu tentang kasus sengketa tanah itu?"

"Nah! Kamu tahu itu! Kamu merencanakan semuanya agar bisa menyabotase kasusku! Membuatku kembali ke Jakarta dan akhirnya kamu bisa menyelesaikan kasus itu seperti yang kamu mau." Vanya begitu berapi-api, sampai suaranya bergetar karena amarah yang meletup-letup dalam batinnya.

Rendra menghela nafasnya, ini pertama kali baginya melihat istrinya marah besar. Ia bisa melihat kekecewaan terpancar dari sudut mata Vanya. Semuanya begitu jelas. Siapapun pasti akan merasakan hal yang sama jika berada di posisi Vanya.

"Kamu benar. Saya memang melakukannya." Rendra mengakui, dia tidak pernah berbohong. Sejak awal pernikahan mereka ia tidak pernah membohongi Vanya. Tapi ia selalu membutuhkan waktu tersendiri untuk memberitahu kebenarannya pada Vanya.

Vanya membulatkan matanya, ia sungguh tidak percaya jika Rendra akan mengakuinya semudah itu. Pikirnya, Rendra akan membujuknya atau setidaknya mengatakan bahwa semua itu tidak benar. Tapi pengakuan Rendra membuat hatinya semakin pilu—hati yang sudah ia berikan kepada Rendra. Perasaan kecewa dan sakit hati itu menguasai Vanya, ia membalik badannya seiring dengan air mata yang mengalir di kedua sisi pipinya.

"Apakah ini salah satu bagian dari permainanmu, Mas?" tanya Vanya dengan suara lirih hampir tercekat.

"Ya. Kamu benar." Lagi-lagi Rendra tidak menyangkalnya.

Vanya menghela nafasnya dengan kasar, kenapa dia bisa terlena sampai lupa jika apa yang dilakukan oleh Rendra selama ini hanya sebagian dari permainan belaka.

"Apa kamu puas dengan hasilnya?"

"Saya bahkan belum memenangkan apapun, Anantari."

"Ha ha! Ha ha ha!" tawa Vanya meledak, seluruh ruangan menggemakan tawa yang sarkastik itu.

Rendra? Hanya diam mengamati. Meski berniat membujuk tapi ia tahu bahwa kekecewaan istrinya lebih besar. Ia terdiam di tempatnya, sedang bertaruh apalagi yang akan dikatakan oleh Vanya.

"Kamu belum memenangkan apapun, tapi aku sudah tumbang dalam permainan kotormu ini!" Kalimat Vanya begitu tajam menusuk. Ia berbalik dan saat itulah Rendra melihat wajah sang istri dipenuhi oleh air mata.

Nurani Rendra terketuk untuk melangkah, menenangkan Vanya, namun logikanya kembali membuatnya membatu di tempatnya.

"Tapi namaku Vanya Anantari, Tuan Rendra Adiatmaharaja. Aku tidak akan mudah tumbang begitu saja. Aku akan bangkit, kita lihat selanjutnya siapa yang akan tumbang." Suara Vanya bergetar, setelah mengatakannya Vanya melangkah untuk pergi ke kamarnya. Mengabaikan Rendra yang hendak menahan dirinya. 

...-Bersambung-...

OBJECT OF DESIRES | 2025

1
👣Sandaria🦋
baca satu bab, Kakak. asik nih cerita pengacara saling bakutikam di ruang sidang, kemudian saling bakugoyang di ranjang👍😆
d_midah
selain cantik, yang aku bayangin pipinya yang gemoy☺️☺️🤭
Tulisan_nic
sidangnya siaran langsung apa gimana Thor?
Elin Rhenore: sidangnya siaran langsung, karena sifatnya terbuka untuk umum.
total 1 replies
Tulisan_nic
Baca bab 1 udah keren banget,aku paling suka cerita lawyer² begini.Lanjut ah
Elin Rhenore: terima kasih yaaa, semoga sukaa
total 1 replies
Ayleen Davina
😍
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
Hallo Kak. Semangat berkarya ya 🫶
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: seru ceritanya 🫶
total 2 replies
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
"istri saya" kulanjutin dah😂
Mei Saroha
ayooo kakak othorr lanjutkaann... yukkk bisa yuukkk
Elin Rhenore: sabar yaaaa hehehehe
total 1 replies
Mei Saroha
rendra bertekad untuk lindungi Vanya..
Mei Saroha
alurnya keren thorr
semangat nulisnyaa yaaaa
Mei Saroha
hareudangg euyyy
Mei Saroha
morning wood itu apa kak 😃😀😁
Mei Saroha
apakah keluarga rendra membunuh orangtua Vanya?
Siti Nina
Lanjut thor jgn di gantung cerita nya
Siti Nina
Nah lho perang akan segera di mulai
Siti Nina
Oke ceritanya 👍👍👍
Siti Nina
Meleleh gak tuh mendengar ucapan Renrda manis banget
Mei Saroha
wahh.. ini masuk KDRT bukan sih
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
good
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
nah, sumber masalah nya harus diusut nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!