NovelToon NovelToon
KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

Status: tamat
Genre:Poligami / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Kiki Purwanti

Ketika kesetiaan seorang istri tak berarti dimata suami. Bagaimana kah usaha Tari menghadapi pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya? ikuti terus kisah Tari yang ingin membalaskan rasa sakit hatinya terhadap Dimas.


"kau salah besar jika menganggapku lemah Mas, lihatlah nanti apa yang akan aku lakukan terhadapmu dan gundikmu itu! Tak ada kata maaf untuk sebuah pengkhianatan. Akan ku kembalikan kau ke tempat asalmu, dasar laki-laki tak tahu diri. Bersiaplah, kau harus merasakan rasa sakit hatiku ini berkali lipat. Ku pastiak kau akan memelas berharap kata maaf dariku. Kau telah memilih musuh yang Salah Mas!" - Mentari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiki Purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

"Aku akan menguras dulu semua isi atm Mas Dimas. Aku akan meminta bantuan Haris untuk melakukan itu Dit. Kebetulan dia orang bank juga"

"Baiklah, lakukan apa yang menurutmu baik. Tapi ingat, jangan melewati batas. Sakit hati boleh, tapi akal fikiran kita juga harus tetap berjalan. Jangan sampai, dendam ini membawamu pada permasalahan yang lebih besar. Fikirkan baik-baik dan bijaklah dalam memutuskan sesuatu"

Ah Radit, memang dia selalu bisa memberikan kata-kata bijak. Memang benar, dendam tak akan membawa ketenangan dalam hidup kita. Tapi disini, aku hanya ingin mempertahankan apa yang seharusnya aku miliki.

Selesai mendengarkan isi rekaman tersebut, aku dan Radit kembali bekerja. Memeriksa berkas dari berbagai divisi membuat kepalaku sedikit berdenyut. Mungkin untuk divisi lain, aku tak mempermasalahkan, karena data mereka cocok dengan data yang ada di lapangan. Tapi di bagian keuangan, laporannya membuatku ruwet. Ada banyak kecurangan disini, dan entah siapa saja yang sudah terlibat di dalamnya.

Sengaja, kemarin aku menyuruh Radit untuk meminta laporan data anggaran yang di ajukkan satu tahun kebelakang oleh orang-orang lapangan. Karena mereka yang pasti akan lebih tau rincian dan besaran anggaran untuk membangun sebuah sekolah. Dan ternyata, satu tahun ke belakang benar-benar tak ada yang sama satu pun. Contohnya saja laporan awal ini, disini orang lapangan berencana untuk membangun pondasi dahulu, dan hanya mengajukan dana sebesar 700 juta. Tapi di laporan yang bagian keuangan buat, disini tertera pengajuan sebesar 1 Milyar!

Hebat bukan, mereka benar-benar pandai memanipulatif data-data ini. Dan sudah bisa dipastikan jika dalang dari semua ini adalah Maya dan Dimas. Ah, kepalaku semakin sakit saja dibuatnya.

"Kau kenapa? Shock melihat data yang tak valid?" tanya Radit padaku. Dan ku jawab saja dengan anggukan.

"Kau baru melihat segitu, belum semua. Bukti kecurangan suami mu masih ada Tari. Dan setelah diselidiki, memang ada lagi yang terlibat"

"Cari semua yang terlibat, dan jangan biarkan mereka lolos Dit" ucapku tegas.

Aku harus menyusun lagi rencana apa ke depannya yang akan aku ambil, jika terus seperti ini lama-lama perusahaan ayah akan colaps.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Jam kerja pum berakhir, aku bergegas merapihkan meja kerja dan akan bersiap untuk pulang. Hari ini, aku akan pulang bersama Radit lagi, karena memang aku tak membawa kendaraan. Dan setelah nanti sampai di rumah Ayah, aku akan kembali lagi ke rumah. Adam sengaja tak akan ku ajak pulang dahulu, karena aku yakin hari ini akan ada cekcok antara aku dan Mas Dimas.

Benar saja, begitu mobil masuk halaman rumah. Ku lihat mobil Mas Dimas sudah terparkir di garasi. Ku hirup udara dalam-dalam untuk menetralkan gejolak amarah dalam dada ini. Setelah rasa amarah ini berkurang, aku langsung masuk ke dalam rumah.

"Dek, mas bisa jelaskan yang tadi"

Tak ku hiraukan omongan Mas Dimas, aku lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar saja.

"Dek, Mas mohon dengarkan dulu penjelasan Mas. Mas dan Maya itu gak ada hubungan apa-apa dek. Hanya sebatas rekan kerja saja"

Cih! Dasar pembohong, ingin rasanya ku tabok saja mulutnya itu pakai sendal.

"Rekan kerja tapi bisa sambil ***-*** di hotel ya" sindirku pada Mas Dimas.

Hening, tak ada jawaban dari mulutnya

"Em, dek. Kenapa kamu gak bilang kalau mau kembali ke perusahaan?"

"Ya suka-suka aku dong. Perusahaan-perusahaan aku, kok situ yang repot"

"Dek! Yang sopan bicara sama Mas, Mas ini masih suamimu dek" bentak Mas Dimas padaku

"Lihatlah Mas lihat, sekarang pun kau sudah berani membentakku. Dan kau bilang apa? Sopan? Aku akan sopan jika orang lain juga sopan padaku Mas" ucapku tak kalah tinggi

"Bukan gitu dek maksudnya, gini, harusnya kalau kamu mau kembali ke perusahaan setidaknya kamu harus izin dulu sama Mas, kasih tau Mas. Kamu gak mikir gitu, jika kamu kembali bekerja bagaimana dengan anak kita Adam? Sekarang saja Adam mana tak ada di rumah. Pasti kamu nyuruh orang lain kan untuk mengurus Adam? Apa kamu gak kasian dek anak sekecil itu harus di tinggal?" Ucap Mas Dimas panjang lebar

"Sudah ngomongnya Mas? Dengarkan aku baik-baik Mas. Kau izinkan atau pun tidak, Yang pasti aku akan tetap kembali ke perusahaan itu. Karena apa? Karena memang perusahaan itu adalah hakku, kenapa? Kau berharap kau yang akan memimpin perusahaan itu bersama gundikmu itu si Maya? Jangan mimpi Mas! Harusnya kau tau diri saja, dulu dimana tempatmu. Terus soal Adam? Apa perduli mu Mas, sekarang kau sok perhatian kepada Adam, kemarin-kemarin kemana saja kau Mas. Pernah kau menggendong Adam? Pernah kau bermain dengan Adam? Pernah kau membantuku mengurus Adam? Tak pernah sekali pun kan kaj seperti itu Mas? Tentu saja, karena kau terlalu sibuk dengan gundik sialanmu itu" teriakku dihadapan muka Mas Dimas.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipiku, ku tatap tajam wajah laki-laki di depanku itu. Dia, benar-benar bukan suami yang ku kenal dahulu. Dia, sudah berubah terlalu jauh

"Tutup mulutmu itu Tari, dan berhenti memanggil Maya dengan sebutan gundik! Karena aku tak menyukainya" teriak Mas Dimas sambil pergi meninggalkanku.

Tak Lama deru mesin mobil terdengar keluar dari pelataran rumah. Sudah dipastikan Mas Dimas akan pergi kerumah gundiknya. Bekas tamparan ini sakitnya tak seberapa dengan rasa sakit hati Yang aku rasakan. Baiklah Mas, sekarang saatnya aku menyadarkan mu dari mana dulu kamu berasal.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Tak ada air mata lagi yang keluar dari mata ini, rasanya sudah terlalu lelah menghadapi ini. Rasa dalam hati ini pun sudah mati, terkikis oleh rasa benci yang sudah mengakar.

Tak ingin membuang waktu lagi, aku segera menghubungi Bayu. Mengutarakan niatku dan menjelaskan semuanya. Bayu pun berjanji akan membantuku sampai selesai, dia hanya memintaku untuk datang besok ke bank dan membawa atm Mas Dimas.

Untuk selanjutnya, biarlah nanti aku fikirkan lagi. Semua Yang terjadi hari ini sudah cukup melelahkan bagiku. Ternyata, rumah sepi juga tanpa Adam. Mungkin untuk ke depannya aku membutuhkan beberapa art untuk membantuku menjaga rumah ini dan membersihkan rumah. Jika nanti Ayah mengizinkan Bik Ijah ikut denganku, akan ku boyonv Bibik tinggal disini.

Setalah membersihkan diri, aku langsung merebahkan tubuh diatas ranjang. Pesan dari Darto yang mengabarkan jika Mas Dimas ada di rumah Maya sekarang dan kemungkinan akan menginap disana sudah tak ku pedulikan lagi. Masa bodoh, jika dia ingin tinggal disana selamanya, tapi akan ku pastikan juga rumah itu nantinya akan jatuh ke tanganku.

Usai melihat-lihat media sosial sebentar, akhirnya mata ini sudah tak bisa lagi di kompromi. Aku pun terlelap menyelami alam mimpi.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Suara adzan berkumandang di masjid komplek ini, gegas aku turun dari ranjang. Berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu.

Selesai melaksanakan ibadah 2 rakaat, aku menuju dapur untuk membuat sarapan untuk diriku sendiri. Sebelum nanti aku berangkat ke kantor. Hari ini aku sudah menghubungi Radit, mengutarakan maksudku dan menjelaskan perihal apa yang akan aku lakukan hari ini.

Aku pun meminta izin untuk masuk agak siang saja. Lucu juga kalau di fikir. Aku pemilik perusahaan dan pimpinan tertinggi, tapi untuk masuk saja aku harus izin kepada Radit.

Usai sarapan, aku menghubungi Bayu kembali. Dia meminta untuk pergi sekarang saja. Dia menyuruhku setelah sampai di bank bilang saja pada security sudah membuat janji dengannya. Jadi aku tak usah ikut mengatri dengan yang lain.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sampai di bank, aku segera menemui Bayu. Ku serahkan semua urusan ini pada Bayu, aku meminta Bayu menguras habis semua uang yang ada di dalam atm Mas Dimas. Aku meminta di masukkan saja ke dalam rekening milik perusahaan. Selebihnya biar nanti Bayu yang urus jika Mas Dimas datang kesini.

Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya semua urusan uang sudah beres. Ku ucapkan beribu terima kasih kepada Bayu, ku sodorkan amplop yang isinya sejumlah uang. Namun dengan tegas Bayu menolak itu, dia tak mau di cap menerima suap dari nasabah. Akhirnya ku masukkan kembali amplop itu, aku akan mengajaknya saja makan malam jika nanti ada kesempatan.

Sebelum pergi, ku ucapkan sekali lagi rasa terima kasihku pada Bayu. Karena sudah mau menolongku hari ini. Setelah pamit pada Bayu, aku pun melajukan mobil menuju kantor.

Lihatlah Mas, apa yang bisa kau lakukan tanpa uang-uangmu itu. Sekarang, tunggulah giliranmu gundik. Ku pastikan uang yang ada dalam atm mu pun akan habis tak bersisa. Tak akan ku biarkan kalian menikmati se peser pun, tunggulah kehancuran kalian wahai para pengkhianat.

Bersambung.......

1
Karin Makana
lah alah, cerita macam apa ini🙄 maaf ya kak izin pamit mau cari novel lain, ceritanya lumayan bagus kok kak, tapi namun mc plus alur ceritanya enggak banget
Karin Makana
maaf kukasih b 3, nggak niat buat cerita, kebanyakan POV jadi males baca, sebuah cerita itu lebih enak dinikmati jika sedang dibaca tapi kalau kebanyakan POV jadi males, kek nggak niat banget, iya kalau setiap POV nya itu di kasih jarak, misal ada POV di bab 10, terus POV lainnya bisa kan di bab 15 kek atau 20, lah ini POV kok berurutan, maaf ya Thor aku hanya berpendapat soalnya kalau kebanyakan POV jadi nggak enak kalau di baca
Nur Aulia
Dimas LG menuai apa yg dia tanam
Nur Aulia
Dimas ga tau diri banget ya
Nur Aulia
lagi bnyk duit kerjaan rmh di kerjain sendiri,,jgn seperti babu dah KL bnyk duit
Aghitsna Agis
pa handokonya simpan aja fitengah rumah jgn fitinggalin
Aghitsna Agis
udah tahui tari, maya yg suka kedukun msh cari siapa
Aghitsna Agis
nga sat sit set ceritanya jd jenuh msh srputar itu
Aghitsna Agis
terlalu panjang veritanya udah jelas2 berbuat jahat nga lapor polisi
Aghitsna Agis
bingung bacanya haris apa bayu yg sebenarnya
Ayu
Tamat sdh.. crita nya bagus. di tunggu kelanjutan nya. smg Darto berjodoh sm Mentari
Ayu
Si Tari mimpi lihat Maya di cambuk
Ayu
Thor bkn kah Maya bw mobil nya Bayu. hrs nya orang2 yg lewat tau dong ada mobil di rmh terbengkalai itu. jdi Maya yg sdh mati bs di temukan
Ayu
Orang klau sdh tamak dan Rakus ya gitu. sdh tau si Arman minta 100 jt buat awal invest. ya ksh segitu dulu. nanti klau sdh nyata baru tmbh lg. la ini blm apa2 lgsg ksh 550 jt. si Arman seneng bgt. dan km Dimas siap2 pingsan aja kn tipu
Ayu
Yg ada di tipu sm Arman. hbs lah km Dimas jdi gila gk punya apa2
Ayu
Dimas gk tau ya klau sdh di ceraikan Tari. kpn mau tobat nya si Dimas ini
Ayu
Tari kan diam2 kagum sm Darto. nanti klau sdh cerai nikah aja sm Darto ya thor
Ayu
Saya jg pernah mengalami hal mcm ni di waktu kecil. gk tau penyebab nya. yg psti waktu itu sy merasakan sakit perut yg berganti ganti tmpt nya smpai sy berguling guling di tmpt tidur. sdh di panggil kan Dokter tapi gk sembuh jg. akhir nya di panggil kan orang pinter semacam kyai jg. cm di Doakan sm di usap badan sy Alhamdullillah sy bs tenang dan sembuh smpai skrg sy dah tua. semua kembali sm sang pencipta. mksh thor. crita mu membuka kita akan kebaikan supaya gk terjerumus dlm dunia yg hitam dan penuh kejahatan
Ayu
Jujur nih thor.
aku mls klau baca crita wanita yg selingk uh
aku lbh suka crita wanita2 yg kuat dan tangguh yg gk mudah di tindas. maaf ya thor
Ayu
Thor.. mmg kita tadi nya bingung dgn nm Bayu yg di bank. sb yg kita tau haris. ya udah thor gkpp. trs si Maya ini kejam bgt mau pkai ilmu hitam. smg ayah nya Tari dan jg Tari sekeluarga bs terhindar dr santet nanti nya. ngeri jg klau kena
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!