Terpaksa Menikah

🍁🍁🍁

Terbongkar

"Clara....," gumam Glenn pelan.

Ya ternyata wanita itu adalah Clara kekasih Glenn. Glenn begitu kaget, matanya terbelalak tidak percaya melihat yang terjadi didepan matanya. Wanita yang dia sayangi dan dimanjakannya telah mengkhianatinya, menipunya selama ini. Glenn mengeram menahan marah, Clara dan pria itu tak menyadari jika ada Glenn memperhatikan mereka karena Glenn memakai masker, sedangkan kedua pasangan mesra itu melepas maskernya.

"Tunggu sayang....aku kasi pelajaran sama bocah ini," ujarnya.

"Hei bocah kau bayar anti rugi mangga yang kau rusak, kau bayar ini semua!" Hardik pria itu.

"Maaf Om saya tidak punya uang," ucap Vino menangis.

"Sudah tau tak punya duit kau berani masuk ke tokoh ini? apa kau mau mencuri hah...."

"Saya tidak mencuri Om." Vino semakin ketakutan.

"Kalau gitu sebagai gantinya kau sujud di kaki istri ku," bentaknya.

Glenn dari tadi diam memperhatikan mereka, semakin terkejut mendengar kata istri. Glenn semakin geram amarahnya memuncak.

Sedangkan Vino beringsut ingin melakukan apa yang disuruh pria itu. Tapi tiba-tiba Glenn menghampiri dan berkata.

"Tunggu," teriaknya menatap tajam kedua pasangan ini.

Plak plak.....tangan Glenn melayang dikedua pipi Clara, sakit kerasnya salah satu sudut bibir Clara mengeluarkan darah.

Kedua pasangan ini kaget dengan keadaan mendadak.

"Kau berani menampar istri ku? kurang ajar." Hardiknya.

Clara menatap pria yang menamparnya dan memperhatikan seksama. Sepertinya orang ini tidak asing baginya dan deg jantungnya terasa ingin copot.

"Glenn, benarkah ini di," gumamnya dengan mata melotot.

Badannya bergetar sehingga kakinya tak mampu menumpang badannya.

Glenn mencengkram leher baju pria yang mengaku sebagai suami dari kekasihnya. Dia memukul dan mendorongnya sehingga gerobak buah-buahan terbalik dan mengakibatkan buah-buahan jatuh berhampuran. Glenn membuka maskernya dan berbalik menatap Clara. Clara kembali melototkan matanya ketika dugaannya benar jika memang Glenn orang ini, begitu juga dengan pria yang tersungkur, dia juga membelalakkan matanya.

"Dasar ******," hardik Glenn sembari mencekik leher Clara.

Clara merasa kesakitan dan sulit untuk bernafas, dia mencengkram tangan Glenn biar dilepas dari lehernya.

"Dasar pengkhianat, penipu, wanita sia**n" sergas tajamnya.

Clara semakin sulit untuk bernafas, cekikan Glenn begitu kuat. Vino yang melihat hal itu langsung menghampiri Daddy dan dia menarik-narik tangan sebelah Daddy.

"Tuan tolong lepaskan," seru Vino masih menarik-narik lengan Daddynya.

Glenn mendelik menoleh kearah Vino, Glenn mengerutkan alisnya mendengar panggilan Tuan dari bocah tersebut.

"Tuan lepaskan," ucapnya lagi.

Glenn melepas tangannya dari leher Clara.

Huk....huk....huk Clara terbatuk-batuk.

"Mulai sekarang hubungan kita selesai mulai saat ini, kau mengkhianati ku selama ini. Ternyata kau istri orang, dan sedang mengandung, dasar kurang ajar!" Bentaknya meninggi.

"Maaf sayang....kau hanya salah paham, dia adalah....," ucapannya terhenti karena langsung dicela.

"Ya dia adalah suami mu, jangan berani mulut busuk mu memanggil kata sayang kepada ku, kau hanya sampah bagi ku sekarang. Apa kau mengerti?" menatap tajam.

"Aku tidak mau putus dari mu sayang, aku mencintai mu?" Clara memohon di kaki Glenn minta ampun.

"Tutup mulut busuk mu, jangan bermain api dengan ku!" Ancam tajamnya.

Glenn meraih tangan Vino dan mengajaknya keluar dari tokoh tersebut, sebelum berlalu Glenn berbicara kepada pemilik tokoh.

"Nanti asisten saya yang mengurus kekacauan ini,"

"Cris datang ke tokoh buah x, urus kekacauan disana," ucapnya menelepon Cris.

Sedangkan Clara dan suaminya bertengkar karena ketangkap basah oleh Glenn.

"Gara-gara keteledoran mu kita ketahuan telah menipunya." Ujar marah Clara.

"Jangan menyalahkan ku," sahutnya.

"Mesin ATM kita hilang, aku takut Glenn bisa saja melakukan apa!"

🍁🍁🍁

Glenn dan Vino masuk kedalam mobil. Glenn menoleh kearah Vino, dia bisa melihat wajah Vino terkena buah anggur. Glenn meraih tisu yang terletak di Dashboard mobil.

"Bersihkan wajah mu," ucapnya menyodorkan tisu.

Vino meraihnya dan mengelap seluruh wajahnya.

"Apa kamu baik-baik saja," tanya Glenn.

"Saya sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti tadi, malahan mendapatkan lebih dari itu, padahal itu hanya tuduhan." Ucap polosnya.

Glenn mengerut alisnya merasa tak percaya.

"Sebelum Mommy Jas membawa ku dari jalanan, kekerasan hidup menjadi saksi bisu. Hinaan dan cacian menjadi makanan hari-hariku, makanya saya sangat berterimakasih kepada Mommy Jas karena kebaikannya saya bisa seperti ini, tinggal dirumah yang mewah, makanan yang enak-enak dan bisa bersekolah ditempat yang bagus." Celotehnya panjang lebar.

Glenn diam mendengar cerita masa lalu anak angkat istrinya.

"Ayo turun, kita sudah sampai,"

Mereka tiba ke di Rumah Sakit dan langsung menuju ruang inap Jasline.

Ceklek....pintu ruangan dibuka. Glenn terdiam sejenak melihat orang tuanya sudah duluan datang. Vino terkejut melihat sesosok wanita yang sangat dia sayangi terbaring di brangkas, dia berlari menghampiri.

"Mommy....," serunya sembari berlari.

Jasline menoleh kearah suara dan ternyata itu Vino.

"Mommy kenapa berbaring disini? apa Mommy sakit? mana yang sakit Mom?" tanyanya bertubi-tubi sembari memegang tangan Mommynya.

Jasline dan Oma Opa tersenyum melihat tingkah Vino, dari raut wajahnya menunjukan kekhawatiran.

"Mommy baik-baik saja sayang," ucap tenangnya.

"Tapi kenapa Mommy berbaring dengan tangan di infus?" sahutnya.

"Mommy hanya sedikit pusing sayang, sebentar lagi hilang," masih dengan tenangnya.

Glenn melangkah mendekat.

"Papi, Mami kalian sudah datang?" sapanya.

Mami tidak menanggapi dan cuek, sedangkan Papi hanya mengangguk. Glenn tau jika kedua orang tuanya masih marah. Glenn menghampiri brankar Jasline, Jasline duduk bersandar.

"Ini pakaian ganti mu," ucapnya memberi paper bag.

Jasline sesaat menatap wajah suaminya, pandangan mereka bertemu.

"Terimakasih," ucapnya meraih paperbag itu.

Sesaat suasana terasa canggung diantara mereka. Jasline tau jika yang menolongnya pada saat itu adalah Glenn suaminya.

"Vino sini" panggil Oma Ana.

Vino menoleh kearah kedua paruh baya.

"Opa....Oma...." ucapnya dan berlari memeluk mereka.

"Bagaimana sekolah mu?" tanya Oma.

"Sangat baik Oma, Vino sudah pintar" ucap polosnya membanggakan diri.

"Oma senang mendengarnya sayang"

"Kamu harus rajin belajar biar cita-cita mu tercapai dikemudian hari" timpal Opa sembari mengelus kepala Vino.

"Pasti Opa, Vino akan menjadi Dokter seperti Mommy!" sahutnya bersemangat.

Opa Oma tersenyum.

Mereka duduk di sofa yang sengaja diletakan dekat brangkas ranjang Jasline.

"Nak lusa kami akan berangkat ke luar negeri, untuk sementara kami tinggal disana" Papi memulai bicaranya.

"Iya nak, sebenarnya niat kami malam ini mengundang kalian makan malam di mansion sekalian perpisahan bagi kita, tapi hal tak terduga terjadi, kamu sakit." Mami menimpali.

"Benarkah Papi dan Mami akan tinggal di luar negeri?" ucap Jasline dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu jangan sedih sayang, jika rindu dengan kami kalian bisa datang mengunjungi kami" sahut Mami membelai wajah menantunya.

"Iya nak,,,kamu jangan bersedih, benar yang dikatakan Mami mu!" sahut Papi.

"Benarkah itu Opa dan Oma?" Vino menimpali.

"Iya sayang....jika Vino dan Mommy rindu kalian bisa mengunjungi Opa dan Oma!" sahut Oma.

"Asik....Vino ingin sekali ke luar negeri Oma, Vino tidak pernah naik pesawat." Ucap polosnya. Mereka tertawa melihat tingkah bocah itu.

Glenn dari tadi hanya diam, pikirannya melayang-layang dengan kenyataan yang terjadi.

Papi tau dan mengetahui apa yang ada dalam pikiran putranya. Ya Papi mengetahui yang terjadi di tokoh buah tersebut karena mata-mata yang diperintahnya memberi kabar tersebut.

Bersambung....

🌷🌷🌷

Jangan lupa like dan comenya.