Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"will ikut ke rumah ray gak? Kan lo pengen banget tuh kemarin" tanya ara saat mereka sedang makan bersama di kantin bersama willie, ray dan anna.
leg.. Ray sedikit tersendat mendengar itu, willie membantu menepuk belakang pundak ray pelan.
"untung gak mati muda" sahut willie setelah membantunya.
"kurang ajar" seru ray, willie tertawa.
"lah rumah gua kok lo yang nawarin, kayanya gua gak ngajak lo dah" sahut ray.
"emang iya lo gak ngajak gua, tapi naura minta gua main ke rumah, bleee" balas ara kemudian meledek.
"kapan?" tanya ray.
"sabtu ini" balas ara.
"naura siapa?" tanya willie.
"adiknya ray, dia tiktokers tau, cantik banget lagi" jelas ara.
"iyalah adik gua, kakaknya aja ganteng" sahut ray.
"iwhh" sahut ara dengan wajah jelek.
"ohh tau naura yang di tiktok, boleh juga tuh, umur berapa?" tanya willie.
"14" jawab ray.
"ray" panggil willie mengajak ray bersalaman, ray sempat diam, hingga willie menarik tangan ray kemudian berkata "saya terima nikahnya naura..."
"weh apaan nih, gk gua restuin lo" sahut ray setelah melepaskan salamannya dengan willie.
"kejamnya calon kakak ipar gua" sahut willie.
"ehh willie bukannya sama gua?" tanya ana.
"lo yang kedua" sahut willie kemudian tertawa lagi.
"minta mati muda lo ya" sahut anna sedikit kesal, Willie langsung diam.
"kalian udah jadian?" tanya ray. membuat Willie dan anna menunduk malu.
"ehh serius? Dari kapan?" seru ara.
"minggu lalu ehehe" jawab willie malu-malu.
"terus kalian kapan?" tanya anna. Ray langsung membuang muka dan ara mengganti topik lagi.
"eh gimana kalian mau ikut gak? Gua udah bilang naura buat ajak teman, katanya naura mau liat teman kakaknya juga jadi boleh" jelas ara.
"eh serius?" tanya ray setelah menatap mereka lagi.
"iya, kenapa?" seru naura.
"rumah ray di apartemen kan?" tanya willie.
"kalo naura bukan di apartemen" balas ara.
"boong ya lo ray, yang lo bilang di apartemen terus udah beli bukan sewa" sahut anna.
"yaa.. Terserah deh percaya atau enggak" balas ray.
"gua juga gak ngerti ya, naura bilang bener ray emang tinggal di apartemen, tapi sesekali kali pulang ke rumah, makanya naura seneng banget kalo ray lagi di rumah" jelas ara.
"eh kok begitu? Beda rumah dong" tanya willie.
"ra kayanya Lo jangan sama nih orang dah, bang toyib dia, jarang pulang" sahut anna.
"ray lo gak mau jelasin biar ara gak salah paham" seru willie.
"harus banget gua jelasin ya? Tinggal positif thinking aja kan" sahut ray.
"bener-bener dah nih orang" sahut willie kemudian menepuk keningnya sendiri.
"atau jangan-jangan lo tinggal di apartemen biar bisa bawa cewek diam-diam ke kamar ya" sahut anna.
"asal bunyi banget tuh mulut" seru ray, kemudian menatap ara, dari wajahnya ara terlihat biasa saja, padahal ia juga menjadi berpikiran negatif.
"ra jangan di dengerin, kacau anaknya" ucap lagi ray menatap ara.
"iya enggak kok" balas ara di mulutnya, tapi hatinya menjadi tidak tenang, ada kemungkinan juga mengingatkan ray pernah pergi ke diskotik, memang diomelin sih sama ayahnya, tapi kalo lagi gak ada ayahnya? Bisa aja kan, pikiran ara menjadi kacau, entah kenapa.
Kemudian lonceng tanda masuk berbunyi.
"gua ke toilet dulu ya" ucap ara kemudian.
"oke, kita duluan ya" balas willie.
sementara ara pergi ke toilet, ray, Anna dan willie ke kelas duluan.
"ada ya cowok se gak peka dan sebodoh itu, pinter di pelajaran tapi bodoh" seru ara saat sendiri di depan cermin.
tiba-tiba saja salah satu pintu toilet terbuka lalu keluarlah bella, teman sekelas ara, kemudian berkata " kalo lo gak suka sama ray, buat gua aja, gak usah munafik jadi cewek, didepan sok-sok an manja, tapi di belakang lo kesel dan jelek-jelekin dia"
"diam dah lo, lo gak ngerti" balas ara kesal.
"apa yang gua gak ngerti, buktinya tadi lo jelek-jelekin dia kan? Lo kesel kan sama dia?, lo mending mundur dan biarin gua deketin ray" balas bella lagi kemudian mendorong sedikit bahu ara.
"gak usah main tangan ya, kalo dia mau dideketin lo silakan, asal nyadar diri aja" sahut ara.
"eh gua peringatin lo sekarang, jauhin ray atau gua akan lakuin sesuatu" ancam bella.
"lo mau lakuin apa emang?" tantang clara.
Bella ingin menampar pipi ara, tapi ara refleks menahan pukulan itu dengan pipinya, bella lanjut menjambak rambu ara dengan satu tangannya, ara mencoba melepaskan tangan bella,
"lepasin" seru ara, kemudian bella hendak menampar pipi ara lagi dengan tangan lainnya, ara refleks membuka wajah, hingga tamparan itu mengenai pelipisnya.
"eh" sahut bella yang tidak sengaja.
ara langsung jatuh di lantai.
"ra... Ara.. Bangun" bella mencoba membangunkan ara, namun ara tak kunjung bangun.
"gawat" ucap pelan bella, bella melirik kesana kesini, tidak ada orang, dahlah tinggal aja nanti juga bangun sendiri, pikir bella.
Ia keluar toilet, kemudian melihat sejauh lorong-lorong yang terlihat, semuanya kosong, karena sudah masuk jam pelajaran.
tanpa melakukan apapun, bella kembali ke kelas, disana sudah ada pak angga, guru pelajaran sejarah.
pak angga melanjutkan menjelaskan pelajaran.
"ray" panggil willie iseng.
"hmm" ray hanya bergumam.
"lo keturunan monyet ya" ucap pelan willie.
"lo juga kocag" balas ray.
"tapi kalo di pikir-pikir kalo monyet berubah jadi manusia, kenapa masih ada monyet?" tanya ray random.
"iya juga ya, mungkin hanya keturunan sungokong yang berubah jadi manusia, karena kekuatannya ehehe" balas willie.
"harusnya kita punya kekuatan kaya sungokong juga ya, bisa manipulasi berbagai elemen, bisa ciptain klon hanya dari rambut" balas ray.
"kalo bisa manipulasi elemen gua pengen api dah, keren anjay, nanti foto diantara kobaran api" balas willie.
"mau coba? Siapa tau kekuatan lo itu tiba-tiba muncul setelah berdiri di tengah-tengah kobaran api, tar gua fotoin, buat kenangan tapi ahahaha" balas ray kemudian sedikit menyeringai.
"au ah lo mah ngajak mati muda" balas willie.
"pengen banget mati muda lo kayanya" balas lagi ray.
"oiya ray, ara kemana ya? Udah hampir 15 menit masuk, tapi belum balik-balik juga dari kamar mandi" tanya willie.
"pup kali" balas ray.
"iya kali ya" sahut willie, hingga 5 menit kemudian willie sapa ray lagi "ray, udah 20 menit, ini udah gak wajar, lo gak mau cek" ucap willie lagi.
ray melihat di jam dinding, sudah 20 menit sejak jam pelajaran dimulai setelah istirahat, ray mulai khawatir.
"terus gua masuk ke toilet wanita gitu? Tar gua dikira ngapa-ngapain lagi" balas ray.
"dari pada ara kenapa-kenapa" balas willie.
"oke, lo temenin gua, biar ada saksi gua gak ngapa-ngapain" balas ray.
"oke gua tunggu luar ya" balas willie.
"masuk juga lah, biar gua gak kaya orang bego sendiri" balas ray dengan wajah serius bercampur khawatir.
"giliran kaya gini ngajak-ngajak lo, yaudah ayo, lo yang izin" balas willie.
Tanpa menjawab ucapan willie lagi, ray langsung mengangkat tangannya sambil memanggil pak angga.
"ya ray, ingin bertanya?" tanya pak angga.
"bukan pak, mau izin ke toilet" balas ray.
"baru juga istirahat sudah mau toilet, yasudah silahkan" balas pak angga yang terkenal baik.
"sama willie juga ya pak" tambah ray.
"kalian mau apa berdua ke kamar mandi, gantian" balas pak angga.
Willie dan ray saling bertatap.
"duhh mampus gua.. Ra bangun raa.. Gila belum bangun juga" ucap bella dalam hati.
"penting pak, sebentar aja pak" balas willie.
"apanya yang penting? Kalian mau ngapain?" tanya pak angga pelan, walau penuh curiga.
"gini pak, abis kantin tadi ara mau ke toilet tapi sampe sekarang belum balik, saya mau cek" jelas ray.
"oh.. Oke jangan lama-lama kalian, kalo udah gak ada di toilet, cari tempat lain, jangan kalian bolos pelajaran saya, saya kosongkan nilai kalian" balas pak angga.
"siap pak, aman" balas ray, kemudian berdiri, mengajak willie hingga ia juga berdiri, mereka berdua bergegas ke toilet.
sepanjang lorong sepi, Murid-murid semuanya didalam kelas.
"duh masuk nih gua?" tanya ray saat di depan pintu toilet wanita yang masih tertutup.
"iya udah sana, gua liatin dari sini" balas willie.
kemudian ray membuka pintu perlahan.
"ra" ucap ray kaget saat melihat ara yang tergeletak di lantai kamar mandi, ia duduk berlutut di hadapan ara untuk memastikan keadaannya.
Willie yang melihat itu juga kaget kemudian berkata dengan paniknya "bawa UKS ray sekarang"
"oke, lo lapor pak angga sekarang" balas ray cepat, kemudian berusaha mengangkat ara, sedangkan willie langsung lari menuju ke kelas nya.