Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18: THE NEW DAWN, THE OLD GHOST
Dua bulan telah berlalu sejak penangkapan Rocco Bianchi dan kepergian Isabella. Dua bulan yang terasa seperti dua dekade bagi Luca Rossi.
Ia telah berhasil. Moretti Corp kembali stabil, berkat serangan balik yang cepat dan data yang dicuri dari Bianchi. Saham perlahan merangkak naik. Vincenzo Rota, kini Kapo yang berpengaruh, mengelola urusan keras di jalanan, sementara Sofia Moretti, sebagai Regent yang diakui, menjadi wajah publik yang kuat dan berduka (atas kepergian Don yang masih sakit). Luca, sang Cleaner, telah menjadi penguasa de facto Chicago.
Namun, tahta yang ia peroleh terasa seperti sangkar berlapis emas.
Ia duduk di kantor yang kini benar-benar bersih—tidak ada lagi file Marco yang kotor, tidak ada lagi jejak Bianchi. Tetapi ruang itu terasa kosong. Keheningan yang sempurna itu menyiksanya. Keheningan yang dulunya ia puja sebagai puncak efisiensi, kini terasa hampa. Kehidupan Luca telah menjadi rutinitas tanpa cacat: data, laporan, dan keputusan yang mengorbankan setiap jam.
Ia mencoba fokus pada ledger baru, menganalisis potensi ancaman dari Pantai Timur. Matanya melihat angka, tetapi pikirannya terus-menerus kembali pada dua tempat: ke rumah persembunyian Elena di luar kota, dan ke Eropa, di mana Isabella berada.
Elena, masa lalunya, aman. Luca mengunjunginya sekali seminggu, bukan karena kewajiban, tetapi untuk memastikan rasa bersalahnya tidak akan pernah kembali menghantuinya. Elena adalah pengingat konstan akan The Ghost yang harus ia kubur.
Isabella adalah bayangan yang berbeda. Luca tidak pernah menghubunginya, tetapi setiap pekan, ia menerima laporan terenkripsi yang anonim. Laporan itu adalah analisis keuangan yang brilian, memprediksi pergerakan pasar di luar negeri yang secara aneh selalu menguntungkan Moretti Corp. Luca tahu itu adalah Isabella. Itu adalah bentuk komunikasi terakhir mereka, chemistry mereka diubah menjadi data profesional—cinta yang diungkapkan melalui spreadsheet.
Dia masih menjagaku, bahkan dari jarak ribuan mil. Kesadaran itu adalah beban.
Luca mengadakan pertemuan darurat di ruang bawah tanah yang terenkripsi—kini ruang komando barunya. Hadir di sana hanya Sofia dan Vincenzo.
"Chicago sudah tenang," lapor Vincenzo, matanya waspada. "Bianchi lumpuh. Orang-orang Rocco sedang ditangkap Federal. Tapi ada bau baru di udara."
"Apa?" tanya Luca, fokusnya terangkat dari data.
"Familia Falcone," jawab Vincenzo, menyebut nama Keluarga yang berbasis di Los Angeles dan Las Vegas, menguasai sebagian besar operasi Barat daya. "Mereka melihat berita penangkapan Rocco. Mereka melihat Don kita sakit. Mereka melihat Marco melarikan diri. Dan mereka melihat kesempatan."
Sofia memukul meja. "Falcone? Mereka terlalu jauh. Kenapa mereka mau mengambil risiko di wilayah kita?"
"Karena Chicago adalah pusat logistik Amerika," jelas Luca, menunjuk ke peta digital. "Falcone mengendalikan pasar narkotika dan perjudian online terbesar. Mereka butuh jalur distribusi Timur yang stabil. Kekacauan kita adalah undangan bagi mereka."
Luca telah mengantisipasi ancaman eksternal, tetapi ia berharap itu datang dari New York, bukan dari Barat yang lebih kejam. Falcone dikenal tidak memiliki aturan. Mereka tidak melakukan duel finansial; mereka langsung membunuh.
Data yang dianalisis Luca menunjukkan bahwa Falcone telah membeli saham minoritas di tiga perusahaan logistik yang dikendalikan Moretti selama bulan terakhir. Itu adalah jarum di tumpukan jerami, tetapi Luca melihat pola itu.
"Mereka tidak akan menyerang kita secara langsung, Luca," kata Sofia. "Itu akan memicu perang Federal skala besar."
"Mereka akan menyerang kelemahan kita, Nyonya Sofia," balas Luca, tatapannya dingin. "Dan kelemahan kita adalah masa lalu. Mereka akan mencari kelemahan Moretti yang lama, atau kelemahan Luca Rossi."
Selama beberapa hari berikutnya, Luca mengencangkan sabuk pengaman digital. Ia menutup semua celah yang mungkin dieksploitasi Falcone. Namun, rasa gelisah tetap ada.
Luca kembali mempelajari data yang ia curi dari server Rocco Bianchi (Bab 14). Ia menemukan komunikasi yang lebih tua dari Bianchi, komunikasi yang membawanya kembali ke Eropa.
Salah satu log menunjukkan pembayaran besar yang dikirim oleh Rocco Bianchi—bukan kepada informan lokal—tetapi kepada seorang agen rahasia di Palermo, Massimo Scarlatti.
Luca mengenali nama itu. Massimo Scarlatti adalah orang yang tahu persis mengapa Luca meninggalkan Palermo. Dia adalah orang yang memiliki setiap detail tentang The Ghost dan Elena. Scarlatti adalah orang yang menjual Luca kepada Rocco Bianchi.
Luca memanggil Vito, matanya kini dipenuhi api yang berbahaya. The Ghost perlahan-lahan keluar dari persembunyiannya.
"Aku butuh kau mencari informasi. Secara fisik, di luar jangkauan digital kita," perintah Luca. "Massimo Scarlatti. Dia ada di Palermo. Dia adalah informan yang menjualku kepada Bianchi. Dan dia mungkin menjualku kepada Falcone sekarang."
"Palermo? Itu terlalu jauh, Pak Luca," protes Vito. "Itu wilayah yang sangat kotor."
"Itu tempat di mana aku meninggalkan jiwaku," jawab Luca, suaranya mengandung kesedihan dan ancaman. "Jika Falcone mendapatkan Scarlatti, mereka akan mendapatkan semua yang mereka butuhkan untuk menghancurkan Moretti, dan aku secara pribadi. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi."
Saat Luca menyusun rencana untuk berurusan dengan Scarlatti di Eropa, ia menerima sinyal yang tidak terduga di saluran komunikasi terenkripsi yang digunakan Isabella. Kali ini, bukan spreadsheet atau laporan, tetapi pesan teks singkat, darurat.
[Dari Sumber Anonim, Lokasi: Napels, Italia]
"FALCONE DI SINI. MENCARI SCARLATTI. MENCARI GHOST. BAHAYA. JANGAN DATANG."
Luca membeku. Napels. Isabella ada di sana. Dan dia mengirimkan peringatan itu.
Luca menatap pesan itu, emosi membanjirinya. Isabella, terluka, diasingkan, kini berada di tengah-tengah ancaman baru ini, dan naluri pertamanya adalah melindunginya.
Dia mempertaruhkan nyawanya lagi. Untukku.
Luca membalas, satu kata yang penuh perintah dan kerinduan yang ia coba bunuh: "LOKASIMU?"
Balasan Isabella datang perlahan, setiap huruf terasa seperti penolakan.
"Tidak. Tetap di Chicago. Aku akan mengurus Scarlatti. Ini adalah pembersihan terakhirku untukmu, Luca."
Luca mencengkeram ponsel itu. Dia telah memenangkan perang. Dia telah mendapatkan kekuasaan. Tetapi dia tidak pernah bisa mengendalikan dua variable yang paling berbahaya dalam hidupnya: Masa lalu Ghostnya, dan wanita yang kini kembali mempertaruhkan nyawanya demi dirinya.
"Sialan," desis Luca.
Dia tahu, dia tidak bisa hanya mengirim Vito. Dia tidak bisa hanya mengandalkan data. Falcone telah melintasi perbatasan, dan Isabella berada dalam bahaya. Ini adalah pembersihan yang harus ia lakukan secara pribadi, kembali ke benua yang ia sumpahi untuk ia lupakan.
Luca memanggil Sofia dan Vincenzo ke kantor. Dia menunjukkan pesan dari Isabella dan menguraikan ancaman Falcone.
"Scarlatti adalah sumber informasi. Jika Falcone mendapatkannya, mereka akan memiliki semua bukti politik, personal, dan kriminal untuk menjatuhkan seluruh organisasi kita dalam satu minggu," jelas Luca.
"Apa rencanamu, Luca?" tanya Sofia, suaranya tenang.
Luca melihat ke luar jendela. Langit Chicago kini tampak suram. The Cleaner telah mati, dibunuh oleh pengkhianatan dan cinta. The Ghost harus kembali.
"Aku akan ke Italia. Aku akan membersihkan Scarlatti, dan aku akan menutup sumber Falcone," kata Luca. "Vincenzo, kau dan Sofia pertahankan Chicago. Gunakan data yang aku curi dari Bianchi untuk mengendalikan pasar logistik, tunjukkan pada Falcone bahwa kita tidak mudah ditaklukkan."
Vincenzo Rota mengangguk. "Kami akan mengurusnya. Tapi di Eropa... itu bukan lagi soal clean up, Luca. Itu pertarungan untuk hidup."
"Aku tahu," balas Luca. Dia mengeluarkan paspor lamanya, yang disimpan di brankas tersembunyi. Paspor dengan identitas yang sudah lama ia tinggalkan.
Luca menatap Sofia. "Jika aku tidak kembali, kau ambil data darurat ini. Gunakan untuk membuktikan kejahatan Falcone kepada Federal. Jangan biarkan mereka mengambil alih."
Malam itu, Luca Rossi, Consigliere yang dingin, menghilang dari Chicago. Yang muncul di dalam jet pribadi menuju Eropa adalah The Ghost, didorong oleh dendam dan kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan satu-satunya wanita yang cukup berani untuk mencintainya dan mengkhianatinya, sekaligus.
Pembersihan terakhirku dimulai di tempat aku meninggalkannya.