NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Pangeran Yang Sakit

Transmigrasi Ke Tubuh Pangeran Yang Sakit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Murid Genius / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: NoxVerse

Sejak kecil Adrian Pratama Putra hidup di lingkungan keluarga yang menuntut kesempurnaan, dimana Orangtuanya selalu menetapkan standar yang sangat tinggi kepadanya, karena itulah Adrian setiap hari bekerja mati-matian agar bisa menjadi seorang anak yang diinginkan orangtuanya.

Hingga dimana Adrian telah berada dititik keputusasaan total — Telah menyerah dan tidak lagi mengejar dengan apa yang namanya keluarga. Di saat itulah dia mulai mengenal yang namanya novel yang selalu menjadi tempat hati Adrian yang dulunya retak kini mulai terpasang kembali berkat membaca novel.

Mungkin Akibat kebanyakan membaca sebuah novel Reyan tiba-tiba masuk kedalam salah satu novel yang pernah ia baca. Tapi masalahnya novel yang dia masuki itu ... dark fantasi!! Sebuah webnovel yang terakhir kali dia baca.

Terlebih lagi dia masuk kedalam tubuh lemah yang sebentar lagi akan menjemput ajalnya!?

Halo para readers. Ini karya pertamaku, jadi mohon maaf bila banyak kesalahan dan typo yang bersebaran😓

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NoxVerse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Instruktur Elena

Setelah masuk dalam ruangan, Sean melihat banyak juga yang mendaftar seperti dirinya, mereka duduk dengan tenang di meja belajar yang berbahan kayu premium, menunggu giliran mereka di panggil untuk maju ke depan.

"Murid baru, siapa namamu?" tanya instruktur wanita yang duduk di sana.

"Nama saya Sean Vaughn Baldwin, Bu," jawab Sean.

Wanita itu mengangguk sambil mencatat nama Sean di bukunya. "Cepatlah duduk di bangku kosong dan kita akan memulai sesi wawancara, terus melanjutkan hal lainnya."

"Baik, Bu." Sean mengiyakan dan melangkah ke 1 bangku kosong yang tersisa, apalagi bangkunya berada paling belakang dan di dekat jendela, menambah rasa tidak nyaman Sean.

Sean terbelalak menatap kursi di pojok jendela itu.

Itukan letak bangku yang biasa di duduki oleh seorang protagonis! batin Sean berteriak.

Instruktur Wanita itu menatapku yang masih berdiri. "Kenapa kau masih berdiri? Cepatlah duduk, sebelum kesabaranku habis," ucapnya sedikit meninggikan suaranya.

Sean sedikit tersentak dan akhirnya dengan terpaksa duduk di situ.

Setelah melihat semua calon siswa telah hadir di ruangan ini, instruktur itu kembali berkata, "Baiklah, sebelum kita memulai, aku ingin memperkenalkan diriku terlebih dahulu."

"Namaku adalah Elena, yang bertugas membimbing kalian di ujian pertama ini." lanjutnya memperkenalkan diri.

Elena kemudian berdiri dari tempat duduknya sambil memegang sebuah bola yang terbuat dari kaca biasa, bola itu cukup besar untuk seukuran telapak tangan.

Elena kembali menfokuskan dirinya pada bola yang ia pegang, dan tidak butuh beberapa detik, bola yang ia genggam mengeluarkan sebuah cahaya—membuat calon siswa yang ada di sana terkesima dengan Kilauan indahnya.

"kya, sangat cantik! Aku ingin memiliki bola seperti itu!"

"Waah, bagaimana bisa bola kaca itu mengeluarkan cahaya seindah itu?"

"Apakah karena instruktur Elena menggunakan sebuah sihir?"

"Tapi, aku tidak melihatnya merapalkan mantra."

"Aku pernah mendengar kalau rata-rata guru yang mengajar di sini adalah seorang penyihir yang mencapai tingkat 7."

"Pantas saja instruktur Elena tidak perlu melakukan rapalan."

Perbincangan antara para calon siswa terus berlanjut, mereka semuanya mengagumi bola kaca yang mengeluarkan cahaya seindah itu.

Hal ini juga tak luput dari pandangan Sean. Sama seperti lainnya, dia juga merasa terhipnotis oleh keindahannya.

"Sistem, bisakah kau menganalisis status wanita itu?" tanyanya pada sistem.

[Untuk melihat status orang lain, Host harus membeli Kacamata Analisis (Versi Beta) di toko Sistem.]

"Yasudah, aku ingin membelinya."

[Baik! Membeli Kacamata Analisis (Versi Beta)]

[Harga beli: 2.000 Poin.]

[Pembelian Berhasil.]

Setelah pemberitahuan pembelian telah berhasil, kacamata berwarna coklat muda muncul di tangan Sean.

[Menghitung sisa poin anda sekarang.]

【STATUS】

NAMA : SEAN VAUGHN BALDWIN

IDENTITAS : PANGERAN KEDUA KEKAISARAN AURELION

USIA : 11 TAHUN

LEVEL : 11

MANA : 260

STATISTIK DASAR

• KEKUATAN : 29

• KETAHANAN : 22

• KELINCAHAN : 36

• KECERDASAN : 76

• KARISMA : 32

• SIHIR : tingkat 2

TITLE:

• Aib Kekaisaran

• The Beginner

SKILL:

• Frozen Thorn Garden (membutuhkan 112 mana)

• Reflection Shield (membutuhkan 30 mana)

• Mana Killing ( 10 detik / 1 Mana)

POIN: 8.300

MISI UTAMA : [Misi: Pergi mendaftar lebih awal ke Academy sihir resonance atau Ordo pedang suci.]

[Hadiah: Mendapatkan 2.000 Poin.]

[Waktu: 5 Hari.]

[Penalti: mengurangi -1.000 Poin yang dimiliki Host.]

MISI SAMPINGAN : -

MISI TERSEMBUNYI : -

GACHA: 1 ITEM LEGENDARIS

Melihat poinnya masih lumayan banyak, Sean merasa senang. Ia menggenggam kacamata yang ia beli di toko sistem. Dari tampilannya, kacamata ini tidak ada bedanya dengan kacamata umumnya yang biasa di jual di toko-toko dengan harga yang murah.

Meskipun kacamata biasa, Sean tau kalau kegunaannya lebih dari itu. Dia mengingat sebuah pepatah yang mengatakan. Jangan menilai buku dari sampulnya, dan itu persis dengan kacamata ini.

Tanpa menunggu lama lagi, Sean memakai kacamata itu.

[Menganalisis status yang berada di sekitar Host.]

Semacam latar hologram muncul di depan Sean—memperlihatkan seluruh biodata orang yang Sean lihat, tapi sekarang di lebih menfokuskan untuk melihat biodata Elena.

[TARGET TERKUNCI]

Nama: Elena (Salah satu guru di academy sihir resonance)

Umur: 27 tahun

Level: 78

Status: Kesal, marah

Deskripsi Singkat: Seorang penyihir berbakat yang bisa menyentuh tingkat 7 di usia mudanya dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjadi guru di academy ini.

Meski Sean tadi mendengar dari siswa lain kalau rata-rata guru yang mengajar disini mencapai tingkat 7, dia masih merasa tidak percaya karena menurutnya hal itu sedikit dilebihkan jika semua guru mencapai tingkat 7 atau biasa di sebut archmage.

Tapi, setelah melihat kenyataan langsung dari sistem, keraguan nya hilang, digantikan oleh semangat yang membara. Sean berpikir jika untuk mencapai tingkat 7 itu tidak terlalu sulit.

Saat Sean merasa senang, di sisi lainnya ada instruktur Elena yang sangat kesal melihat kericuhan dari siswa-siswa yang ada di dalam ruangan.

"Diamlah!" serunya tegas. "Aku tidak menyuruh kalian berbicara di tengah aku menjelaskan sesuatu, disini bukan tempat untuk ricuh."

Elena menatap tajam seluruh peserta yang ada, sambil menunjuk pintu keluar. "Jika kalian ingin melanjutkan percakapan kalian, silahkan pergi keluar dari ruangan ini, aku tidak membutuhkan murid yang tidak tau sopan santun."

Alhasil seluruh calon siswa yang ada di dalam ruangan menghentikan pembicaraan mereka. Mereka sedikit berkeringat dingin melihat Elena secara tak sengaja mengeluarkan mananya—Mana cahaya. Sebuah tingkatan tertinggi dari warna mana.

Sebuah bunyi peringatan berteriak di dalan diri Sean. Wanita ini mengerikan, selama di academy sebisa mungkin aku tidak boleh membuat gara-gara dengannya. batin Sean memperingatkan dirinya.

Melihat kondisi sudah kembali tenang dan tertib, Elena berdehem dan kembali lanjut menjelaskan. "Seperti yang kukatakan tadi, ini adalah ujian pertama kalian. Ujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan pemikiran kalian."

Elena menatap para calon siswa academy ini dan atensinya kembali melihat bola kaca bercahaya yang masih berada di kedua tangannya.

"Cara untuk lolos di di ujian ini sangat mudah, kalian hanya perlu meletakkan tangan kalian di atas bola ini dan menjawab beberapa pertanyaan dengan jujur," tutur Elena menjelaskan.

"Cuma itu saja?" tanya Alec, salah satu calon siswa yang ada di sana. "heh, ujiannya ternyata sesulit yang kukira," ucapnya meremehkan.

"Setidaknya berikan ujian yang mengharuskan kita bertarung saja, daripada ujian yang tidak memiliki kegunaan seperti ini," protes Alec pada Elena.

Dia merasa terhina mengikuti ujian yang tidak meningkatkan kekuatannya—yang dia butuhkan adalah peningkatan kekuatan, bukan mengikuti ujian kekanak-kanakan seperti ini.

Calon siswa lain juga memiliki pemikiran yang sama dengan Alec. Apa gunanya ujian ini? Sangat sampah. Mereka berpikir seperti itu.

Tapi Sean sebaliknya, dia berpikir kalau ujiannya tidak sesederhana itu. Pasti ada maksud lain yang sengaja di sembunyikan oleh instruktur itu.

Elena menatap penuh kekecewaan pada seluruh calon murid yang ada di ruangan ini. Mereka menyimpulkan sesuatu hal tanpa berpikir kalau kesimpulan yang mereka buat itu sudah benar atau tidak.

"Aku tidak ingin mendengar keluhan. Setelah aku memanggil nama kalian, kalian harus maju ke depan dan menjawab beberapa pertanyaan dariku," tegas Elana.

Setelah ekspetasi nya hancur, Elena hanya ingin secepatnya menyelesaikan ujian ini—tidak peduli dengan keluhan yang keluar dari mulut para calon siswa.

1
Carolline2011
Ayo Thor, lanjut
ARFIAN
wah,seru juga ceritanya aku tunggu kelanjutannya ya...
NoxVerse: hehe, makasih kak. insyaallah aku akan terus updatenya
total 1 replies
Không có tên
Terperangkap dalam cerita 😱
NoxVerse: hehe, makasih sudah mampir kak/Determined/
total 1 replies
Hoa xương rồng
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
NoxVerse: makasih banget kak😍 aku jadi semangat buat lanjutin ceritanya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!