NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 18

“Perkenenalkan Nona, nama saya Fara” Dia memperkenalkan dulu dirinya sendiri.

“Baik! Tapi sepertinya usia kakak lebih banyak dari pada aku. Jadi aku akan memanggil kakak, kak Fara”

“terserah nona saja!” setelahnya Fara langsung mengeluarkan peralatannya untuk memeriksan luka Ara.

***

“Kita langsung ke pabrik!”

 Setibanya rombongan Max di bandara Internasional Moncow Rusia, mereka langsung menuju ke tempat pembanguna pabrik senjata yang didikan Max di Izonino.

“Selamat datang tuan Ace!” sapa Boris pada Max.

Boris adalah penanggung jawab pabrik senjata ke 3 milik Max.

“Seharusnya tuan Ace tidak perlu repot – repot datang kemari, biarkan saya saja yang mendatangi tuan untuk melaporkan progresnya.”

Boris sudah berkata panjang lebar, sedangkan Max? Ia hanya diam saja dan langsung mengamati

“Kumpulkan seluruh manager, kita rapat 10 menit lagi!”

Satu kalimat perintah yang keluar dari mulut Max, membuat Boris kalang kabut. Pasalnya masih ada data penjualan yang belum selesai ia manipulasi.

Tepat sepuluh menit dari perintah Max, semua manager terlah berkumpul di ruang meeting dengan membawa laporan masing – masing.

Atmosfir di ruang meeting awalnya sejuk. Namun setelah kedatangan Max, ruangan tersebut serasa membuat mereka seperti berada di kutup utara. Tidak ada satu pun yang berani membuka suara termasuk Boris.

“Silahkan bacakan laporan dari masing – masing divisi! Di mulai dari Divisi produksi” ucap Kevin.

Satu per satu manager divisi melaporkan laporan mereka. Hingga sampailah pada divisi pemasaran. Manager divisi pemasaran terlihat gugup saat memaparkan laporannya. Ia pun selalu melirik kepada Boris, ia takut jika sampai salah melaporkan.

“Kenapa nada bicaramu seperti orang ketakutan?” ucap Max sambil menatap tajam pada manager pemasaran.

“Ti.. tidak a.. ada tuan, s s saya hanya gugup saja!” kilah manager pemasaran.

“Dia adalah manager baru tuan Ace, dan ini kali pertamanya ia memaparkan laporan di depan anda!” Boris menambahkan alibi supaya Ace tidak curiga.

“Pecat dia sekarang!” perintah Max dengan santai.

“Ampun tuan jangan pecat saya, saya mohon jangan pecat saya!” manager itu memohon kepada Ace dengan Mata berlinang.

“jika kau tak ingin ku pecat, katakan apa alasan yang membuatmu gugup?” “ di perusahaanku tidak menerima karyawan yang lembek!”

“Pikirkan baik – baik sebelum menjawab! Karena jika aku tidak suka penghianatan.” Secara tidak langsung Max memberikan petunjuk pada manager tersebut.

Manager itu terdiam gemetar. Ia meremas jari jemarinya karena terlalu takut. Ia pun memberikan kode pada Boris agar membantunya. Tetapi jusru malah sebaliknya, Boris malah ikut memojokkan manager tersebut.

“Ia, katakan saja! Jangan membuat tuan Ace kecewa!” Boris berkata seperti itu pada Manager pemasaran sambil memainkan Matanya untuk memberikan kode agar sang manager tetap tutup mulut.

“Waktu mu hab__!” ucap Max

“Maaf tuan, laporan yang saya laporkan bukan yang sebenarnya!” dengan tergesa dan tekat yang bulat, ia mengatakan apa yang ia takutkan.

Boris begitu mendengar ucapan manager pemasaran langsung menatap nyalang padanya.

Karena takut terbongkar, Boris lantas memberikan penjelasan pada Max.

“Begini tuan Ace__” namun belum sampai Boris menyelesaikan ucapannya, Max langsung berucap “Apa aku meminta pendapat mu?”

Muka Boris lantas pucat pasi. “Maafkan saya tuan!” Boris tidak berani berucap lagi.

“lanjutkan!” Kevin menyuruh manager itu melanjutkan ucapannya.

Di depan semua orang, manager tersebut tiba – tiba membungkuk dan berkata “ Maaf kan saya tuan! Saya dipaksa untuk merubah laporan penjualan.”

Semua yang ada di ruangan tersebut terkejut dengan apa yang dilakukan oleh manager tersebut. Tetapi tidak pada Max dan Kevin. Dan Boris, jika mungkin bisa kedua bola Matanya mungkin sudah melompat keluar karena tindakan manager tersebut.

Salah satu tujuan ia datang langsung ke Rusia adalah karena adanya laporan barang keluar yang tidak sesuai. Dalam artian, ada anak buahnya yang dengan berani melakukan korupsi di perusahaannya.

“Angkat kepala mu! Siapa orang yang menyuruh mu!” kali ini Kevin yang pura – pura melakukan penyelidikan.

Perlahan ia mengangkat kepalanya. Dengan nada gemetar dan menatap pada Boris dan Ace ia berfikir (Jika aku tidak berkata yang sejujurnya pasti aku akan dipecat dan siksa. tapi jika aku berkata jujur, tuan Boris pasti akan di bunuhnya! Bagaimana ini?)

“Seret ia ke markas!” karena terlalu lama diam, Max pun langsung memberikan ancaman.

“Tuan Boris tuan!” ucap manager itu sebelum diseret oleh anak buah Max.

“Hey jangan mengkambing hitamkan orang lain! Mana buktinya?” teriak Boris setelah manager itu menyebutkan namanya.

Manager itu baru sadar jika ia tidak mempunyai bukti apa pun jika Boris yang menyuruhnya untuk.

“Kenapa diam! Tunjukkan buktinya jika aku memang melakukannya!” tantang Boris.

Ia yakin jika manager itu tidak mempunyai bukti apa pun untuk membuktikan akan kebenaran dari ucapannya.

Dalam hati, Boris tertawa bahagia

 (rasakan! Lihat saja tuan Max pasti akan menghukum mu!) ucap Boris dalam hati.

“Vin!” mengerti akan maksud yang diberikan oleh Max, Kevin lantas memutarkan sebuah video yang di tadi dikirimkan Leonid padanya sebagai bukti atas tindak korupsi yang dilakukan oleh Boris.

Boris terbelalak, ia terkejut dari mana Max bisa mendapatkan video transaksinya.

“Tuan, itu bukan saya.. saya tidak mungkin menghianati anda!” kilah Boris

“Putar Video ke dua yang lebih jelas!” Video pun berubah. Dan kali ini wajah Boris benar -  benar terpampang dengan jelas. Tidak hanya gambar, bahkan suara transakasi pun terdengar jelad sekali.

“Ampuni saya tuan!” teriak boris sebelum di seret oleh anak buah Max.

Tetapi Max tak mau mengindahkan ucapan Boris.

“bawa dia ke markas!”

Boris pun langsung di bawa oleh anak buah Max. Boris berteriak seperti orang kesetanan. Ia tahu dengan pasti, apa yang akan terjadi jika ada anak buah yang berani berhianat.

Setelah Boris di bawa ke Markas, dan meetingpun akhirnya juga berakhir.

*

 Tanpa terasa satu minggu sudah berlalu, luka Ara sudah bisa dikatakan sembuh.

Ia sudah tidak sabar ingin kembali ke Asrama. Sebenarnya ia betah – betah saja tinggal di Villa Max, namun satu hal yang membuatnya enggan untuk tinggal adalah Cassandra kekasih Max yang selalu saja datang ke Villa. Cassandra sering kesana dengan alasan melihat luka Ara padahal ia hanya ingin membohongi Ara.

Dan hari ini luka Ara sudah dinyatakan sembuh. Ia pun lantas bergegas meninggalkan markas Max. Namun ketika ia keluar dari pintu kamar, ia bertemu dengan Alexi.

“Kau mau kemana?” tanya Alexi

“Nah, kebetulan ada kau di sini, aku ingin minta tolong antarkan aku pergi dari Villa milih Max. Aku ingin kembali ke asrama!” pinta Ara pada Alexi.

“tapi Max tidak ada memberi perintah! Ia hanya berkata jika kau tidak diperbolehkan keluar dari markas kecuali mendapat izin dari Ace.” Jawab Alexi.

“What!” Ara terkejut dengan apa yang Alexi jelaskan padanya bahwa ia tidak boleh pergi dari markas kecuali atas izin dari Max.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!