"inget, ini rahasia kita!. ngga ada yang boleh tau, sampai ini benar benar berakhir." ucap dikara dengan nafas menderu.
"kenapa? lo takut, atau karna ngerasa ngga akan seru lagi kalau ini sampai bocor. hm?." seringai licik terbit dari bibir lembab lengkara, pemuda 17 tahun yang kini sedang merengkuh pinggang gadis yang menjadi rivalnya selama 3 tahun.
Dan saat ini mereka sedang menjalin hubungan rahasia yang mereka sembunyikan dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LUKA BAKAR
Sekitar jam 1 malam, lengkara terbangun dari tidurnya. Pemuda itu terlihat meraba atas nakas untuk menjangkau gelas yang berisi air minum, namun sayang ia tak menemukan air di dalam gelas itu.
"Ck." Terdengar decakan lirih, merasa kesal karna lagi lagi ia lupa menyiap kan air minum di samping tempat tidurnya.
Merasa ternggorokannya benar benar kering, lengkara pun bangkit dari tidurnya sembari menyambar gelas yang sudah kosong.
Semua lampu yang ada di rumah sudah di buat tamaran, dan begitu pun dengan area dapur.
Suasana sudah tampak sunyi, hanya suara samar dari telapak kaki lengkara yang tanpa pengalas mulai bersahutan dengan dinginnya lantai.
Sesampainya di area dapur, keningnya berkerut. Mendapat kan sosok gadis dengan balutan piyama putih di atas lutut tampak serius di depan kompor.
Cklak...
Lengkara membuka kulas, dan itu membuat dikara yang sedang memasak mie instan langsung menoleh dan cukup terkejut.
Tak ada ucapan yang terlontar dari keduanya, hanya menatap sekilas lalu Kembali fokus dengan apa yang mereka kerja kan.
Dikara memejam kan mata untuk sejenak, sangat tau jika tidak boleh kembali menatap ke arah lengkara yang memiliki kebiasan tidur tanpa atasan. Untung saja pencahayaan di sana tidak seterang biasanya, jadi keduanya tidak begitu jelas melihat penampilan satu sama lain.
"Masak apa?." Hampir saja dikara memekik, mengeluar kan suara keras yang nantinya akan membangun kan semua orang.
"Berisik, ngagetin aja!." Sentaknya, namun tetap menatap ke arah air yang baru saja mendidih.
Lengkara menyandar kan tubuh di dekat wastafel, memperhatikan bagaimana gadis itu membuka bungkusan mie beserta bumbu penyedapnya. Lalu menuangkannya secara bersamaan, di lanjut kan dengan 2 butir telur dan juga satu slice keju, lalu setelahnya. Semua itu di aduk sampai airnya sedikit mengering, dan tak lupa di taburi irisan ayam suwir di atasnya.
Penyajian yang unik, dan itu tak biasa pikir lengkara.
"Lo ngga kenyang apa waktu makan malam? Sampai masak mie tengah malam kayak gini, ngga takut gemuk." Sindirnya, pasalnya ia sering kali mendengar dikara mengeluh tidak ingin makan banyak karna takut gemuk.
Dikara tak langsung menjawab, dia sudah memutus kan untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan pemuda menyebal kan ini.
Setelah mie itu siap di santap, dikara pun memat!kan kompor lalu mengangkat mie yang masih mengepul itu ke arah meja makan.
Hanya saja karna kedua tangannya yang masih berminyak terkena bumbu mie, akhirnya mangkok itu pun terlepas dari tangannya, dan mie tersebut tumpah sampai mengenai bagian lutut dan juga ke bagian punggung kaki.
"Akh shit, panas." Dikara langsung mundur dengan tangan yang berusaha menyingkir kan mie yang masih menempel di bagian piyama.
Sedang kan lengkara yang melihat kejadian itu langsung mengambil gelas yang tadi ia pakai minum, dan mengisinya dengan air keran. Dan tanpa berlama lama langsung menyiramkannya pada bagian tubuh dikara yang ketumpahan mie, dan itu di lakukan sebanyak 4 kali setelah memastikan semuanya sudah terkena air.
"Dasar ceroboh!." Lengkara pun mengangkat tubuh gadis itu lalu di duduk kan di atas sofa di ruang tengah, sembari meringis melihat kaki dikara yang tampak memerah.
"Jangan di apa apain, lo tunggu sini biar gue ambilin obat." Dikara mengangguk,membiar kan lengkara pergi sedang kan dirinya berusaha mengipasi bagian kakinya mengguna kan tangan, sebab demi apa pun rasanya masih ada walau pun sudah di siram air oleh lengkara tadi.