Menikah bukan berarti kehadiran orang ketiga tidak ada. Kisah ini bermula dari bangku kuliah, Sherly mahasiswi kedokteran tingkat akhir jatuh cinta kepada seniornya yang sudah menjalani koas dokter Timo. Sherly tidak mengetahui sahabatnya Leni memiliki perasaan yang sama dengannya. Bagaimana kisah cinta segi tiga ini???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Pagi ini akan ada acara serah terima direktur yang baru dokter Sherly Isabel Carlos, Sp. Bedah Jantung dan pembulu dengan direktur yang lama dokter Robert dengan keahlian yang sama. Hanya berbeda Sherly mendapat kesempatan belajar spesialisnya di Rusia dengan biaya beasiswa dan donatur yang sampai sekarang tidak Sherly tahu.
Sherly tampil menawan dengan stelan dress berbahan batik berwarna pink dan dilapisi dengan jas dokternya menambah kesan angun dan berwibawa. Sherly memperkerjakan seorang pengawal dari oknum tentara untuk menjaga anak laki - lakinya waktu bersekolah atau pergi bermain bersama suster yang dia pekerjakan semenjak Noah lahir dan dia harus bersekolah di rusia suster Tini ini yang selalu menemani mereka sampai sekarang di Jogja.
Semua tenaga medis dan administrasi sudah berada di aula pertemuan rumah sakit lantai tiga. Kemudian kedua direktur hadir, Tatapan Timo tidak berpindah dari sosok yang dia rindukan. Sosok yang selalu membantunya dalam segala hal. Timo merasa berdosa, karena menelantarkan istri dan anaknya yang dia tahu jenis kelaminnya. Mamanya dokter gigi Maria.
Begitu diperkenalkan Sherly dan pendidikan yang digapai. Begitu kagetnya dokter Maria, begitu mendengar Rusia adalah tempatnya Sherly mengambil spesialis. Ketika memberi sambutan Sherly tahu ada dua sosok manusia yang tidak bisa lepas matanya dari dirinya. Namun Sherly pura - pura tidak tahu.
Ketika acara sudah mau selesai, Sherly dikagetkan dengan datangnya Noah ke rumah sakit.
"Mami........" Semua mata tertuju kepada anak laki- laki berusia empat tahun mendekati Sherly. Otomatis Sherly tidak bisa menyembunyikan sosok Noah. Dengan terpaksa dia memperkenalkan identitas sebenarnya tentang dirinya.
"Ini anak saya Noah David, usianya empat tahun. Saya adalah single mom, kalau ditanya mana papinya Noah? Saya tidak bisa menjelaskan. Sebab setiap rumah tangga pasti mempunyai permasalahan tersendiri. Noah usia enam bulan diperut saya sudah berpisah dengan papinya. Puji Tuhan sampai usia ini dia masih menjadi anak yang manis dan penurut juga penyayang. Dia adalah rumah bagiku. Noah sapa om dan tante dokter."
"Hallo antie and uncle, my name is Noah. And iam proud for my mommy. I love you mommy."
"Love you more honey." Naoh langsung memeluk dan mencium maminya. Hal ini diperhatikan oleh dokter gigi Maria omanya dan juga dokter Timotius Johanes papinya. Sherly langsung mengembalikan Noah kepada suster Tini dan Roy pengawalnya.
" Ade bersama uncle Roy dan sus Tini dulu ya. See you home."
"Bye mami." Sherly melambaikan tangannya. Sementara Maria mertua Sherly berusaha mau mendekatkan dirinya kepada Noah, namun Timo melarang. Akhirnya dia menangis dalam pelukan Timo. Sherly yang melewati anak dan ibu itu fokus kepada pembicaraannya dengan dokter Robert. Sherly merasa beruntung karena Tuhan memberi penolong baginya dokter Robert sehingga dia tidak perlu akting pura - pura bego atau pura - pura lupa. Timo dan mamanya hanya bisa mellihat Sherly.
Di kantin Timo sedang termenung, dia menyadari dosanya sangat besar. Memilih meninggalkan istrinya dan anak didalam kandungannya.
"Melamun apa bro, tidak baik loh." Jefry sahabatnya menegur Timo yang hampir sejam melamun. "Kamu pasti menyesal kan?" Timo hanya terdiam. "Status kamu dengan Cey apa?"
"Masih suami istri."
"Gila kamu bro, baru kamu berani menikah dengan Leny."
"Aku menyesal Jeff."
"Terlambat bro, air sudah di leher. Sedikit lagi kamu tengelam jika kamu salah mengambil keputusan."
"Siap - siap sana kamu mau operasikan, dan operasi saat ini dokter Sherly yang ketua tim."
Jantung Timo berdetak tak berirama karena kegugupannya. Padahal dia harus konsentrasi buat operasi. Sampai Jefry menegurnya.
"Kalau masih punya masalah mendingan keluar dari ruangan ini. Jangan melamun di ruang operasi ini. Karena kamu berhadapan dengan jiwa yang hidup yang membutuhkan pertolongan kita."
Operasi yang berjalan dua jam pun selesai. Pendarahan terjadi namun Sherly bisa mengatasinya. Akhirnya Sherly berusaha sedikit tegas bagi dokter residennya.
"Jika ke ruang operasi melamun, maka akan menjadi pertimbangan saya untuk berada di ruangan operasi ini. Mengerti kalian???"
"Mengerti dokter."
Sherly sudah kembali ke ruangannya. Ini berat baginya berada bersama suaminya yang sudah menikah lagi dengan sahabatnya. Maka dia berdoa diruangannya agar, Dia bisa sabar dan rendah hati. Pukul empat Sherly sudah keluar ruangannya dan langsung ke lobi depan mengambil mobilnya yang sudah di bawa satpam.
"Dokter...."
"Permisi, saya duluan." Sherly pamit kepada semua orang yang dia lewati. Bahkan dia pun harus melewati Timo dan Jefry.
"Istri kamu dokter pembimbing. Gimana rasanya??"
"Berasa menjadi orang terbodoh di dunia ini."
Sementara dirumah, Maria mama Timo sedang menceritakan semua yang terjadi di rumah sakit termasuk sosok Noah.
"Saya yakin, Noah itu cucu kita pa, mukanya sama seperti Timo kecil."
"Kalau dia memanggil Sherly mami, sudah pasti itu cucu kita karena jika mereka masih disini anak itu akan berusia sama."
"Apakah Sherly masih mengenal kita?"
"Jangan bermimpi ma, luka yang kita buat bagi dia sangat besar, sampai papa dan adeknya meninggal. Papa rasa bersalah dan berdosa."
Timo mulai berani mencari informasi tentang Noah anaknya Sherly, sampai mendatangi sekolah Noah, namun Roy menjaga ketat sehingga Timo tidak bisa mendekati anak usia empat tahun itu.
Kesibukan Timo dan usaha untuk bisa dekat dengan Noah yang dia yakini adalah anaknya, membuat dia semakin cuek dan tidak perduli dengan Leny istrinya. Sehingga terjadi percekcokan besar berkali - kali antara Leny dan Timo.
Setiap hari mereka berkelahi, sampai semua barang di kamar mereka hancur. Dan bibi Ria yang selalu merapikan pecahan - pecahan itu. Timo sudah keluar rumah dengan kemarahan sedang terdengar suara tangisan Leny.
"Oooo Tuhan maafkan hamba mu ini. Ampunilah dosa hamba mu ini, dosa keluarga hambamu. Hamba memohon Tuhan." Papa Markus, papanya Timo hanya bisa berdoa dan menangis. Sementara mamanya Timo sudah menangis. Dia masuk ke kamar anaknya sangat kacau dan mulai menenangkan Leny anak menantunya dan juga anak sahabatnya.
Pagi - pagi sekali, Sherly sudah bagun menyiapkan sarapan dan bekal baginya dan anak laki - laki serta suster Tini yang menjaga Noah di rumah sakit. Setelah mengantar dan melihat anaknya kesekolah. Sherly langsung bersiap - siap ke rumah sakit. Dia harus memberi contoh yang baik buat pegawainya.
Pukul enam lewat empat puluh lima menit, Sherly sampai di lobi depan kantor dan langsung menyerahkan mobilnya di parkir oleh satpam.
"Selamat pagi semua."
"Selamat pagi dokter." Semua yang di sapa Sherly di balas dengan menunduk kepalanya. Selesai berdoa di ruangan direktur dia menyempatkan diri berjalan - jalan bersama kepala administrasi melihat semua ruangan. Kemudian dia kebagian bedah jantung dan pembulu. Mereka akan visit ke ruangan pasien - pasien mereka menunggu ke tahap pengobatan selanjutnya.