cover diganti NT yah.
Kecelakaan membuat pasangan kekasih bernama Amanda Rabila dan Raka Adhitama berpisah dalam sekejap. Kehadiran ibunda Raka pada saat itu, membuat hubungan mereka pun menjadi bertambah rumit.
"Lima milyar!"
"Ini cek berisi uang lima milyar. Semua ini milikmu, asalkan kau mau pergi dari kehidupan putraku selamanya."
-Hilda-
Amanda pun terpaksa memilih pergi jauh meninggalkan Raka yang sedang terbaring tak sadarkan diri.
Hingga suatu hari, takdir mempertemukan mereka kembali dalam kondisi yang berbeda. Amanda datang bukan lagi sebagai Amanda Rabila, melainkan sebagai Mandasari Celestine, bersama seorang anak lelaki tampan berusia 5 tahun.
Apakah Raka mengenali kekasihnya yang telah lama hilang?
Mampukah Raka mengungkap anak yang selama ini dirahasiakan darinya?
Temukan jawabannya di cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekretaris CEO
"Mandasari Celestine."
Terdengar suara HRD memangil namanya. Wanita itu tersenyum, lalu dengan tegas menghampiri bagian HRD tersebut.
Hera, staff bagian HRD memperhatikan CV dan Mandasari secara bergantian. Ia merasa cocok dengan sosok Mandasari, karena kriterianya sesuai dengan apa yang diminta oleh Adelina, calon tunangan dari CEO tempatnya bekerja.
Tidak cantik, wajah pas-pasan, rambut sedikit keriting dan tidak mengerti fashion sama sekali. Penampilannya seperti ibu-ibu, terlihat lebih tua dari usianya.
Ah ya nona Adelina pasti sangat menyukai gadis ini jika dijadikan sekretaris Pak Bos.
"Bagaimana Bu?" tanya Mandasari.
"Baiklah kamu diterima, kau bisa mulai bekerja hari ini nona Mandasari."
"Syukurlah, saya bisa Bu. Saya harus pergi ke bagian apa?"
Hera memberikan surat kontrak kerja pada Mandasari untuk ditandatangani. Dan memberikannya surat tugas untuk menduduki jabatannya di perusahaan tersebut.
Mandasari pun membacanya dengan teliti, namun ia terkejut ketika melihat jabatan yang diberikan kepadanya.
"Maaf bu, saya melamar sebagai staff finance. Apa tidak salah jika menempatkan saya menjadi sekretaris CEO?"
"Saat ini yang dibutuhkan adalah posisi itu Manda, jadi kami menempatkan mu di sana."
"Tapi... penampilan saya tidak pantas untuk menjadi sekretaris, Bu," sahut Mandasari merasa minder.
Hera tersenyum lalu memberikan surat kontraknya itu untuk Manda genggam.
"CEO kita bukan menilai pegawai dari penampilan. Jadi kau tenang saja, beliau tidak akan menolakmu," ucap Hera menenangkan.
"Hmm baiklah, saya akan coba. Tapi jika CEO tidak menyukai saya, bisakah saya ditempatkan di posisi lain?"
"Tentu, nanti akan saya carikan. Sekarang pergilah ke lantai 7 dan temui staff admin di sana. Katakan kepadanya bahwa kamu sekretaris CEO yang baru."
Mandasari mengangguk, ia pun beranjak dari tempatnya dan mulai mengikuti arahan Hera. Ia merapikan diri sejenak, tak lupa membenarkan letak kacamata besarnya agar tidak mudah jatuh.
Mandasari atau yang sebelumnya kita kenal Amanda Rabila, benar-benar telah mengganti identitasnya. Ia melakukan itu tentu saja dengan bantuan Sarah, karena ayahnya bekerja di pemerintahan.
Tentu saja Sarah bisa dengan mudah membantu mengganti identitas Amanda Rabila menjadi Mandasari Celestine. Ia sengaja memilih nama Celestine agar terlihat seperti orang bule, keturunan luar negeri. Maklum, karena dia dari Los Angeles.
Dan sekarang, disinilah ia berdiri. Di perusahaan terbesar kota Metropolitan yang akan mengubah hidupnya.
Manda harus mencari nafkah untuk Rayyan, anaknya. Karena uang dari Hilda tidak akan bisa menopang kehidupan mereka seumur hidup.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, Manda telah tiba di lantai 7. Ia berjalan sambil menunduk untuk membaca poin pada surat kontrak tersebut, dimana pegawai yang baru bergabung tidak bisa mengundurkan diri sebelum masa kerja satu tahun dan akan terkena pinalti jika melanggarnya.
"Astaga, denda ini sungguh angka yang besar. Perusahaan ini semena-mena sekali memberlakukan hukuman bagi pegawainya," gerutu Manda.
Hingga akhirnya langkah Manda terhenti karena ia hampir saja menabrak seseorang, namun tidak jadi karena Manda telah sadar akan kehadiran pria di hadapannya. Pandangannya menunduk, memperhatikan sepatu pria di hadapannya.
Sepertinya dia adalah CEO perusahaan ini. Kalau aku lihat dari sepatu dan celananya, ini hanya bisa digunakan oleh orang yang berpenghasilan 10 miliar per hari.
'Lagipula siapa lagi yang ada di lantai ini kecuali CEO itu sendiri?' batin Manda.
Wanita itu pun menengadahkan kepala untuk melihat siapa pria di hadapannya. Apakah benar-benar sang CEO?
Namun betapa terkejutnya ketika Manda melihat CEO yang dimaksud sedari tadi. Pria di hadapannya hanya diam dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
Raka Adhitama, pewaris Adhitama group dan sekaligus CEO utama di perusahaannya.
Raka?
Tubuh Manda seketika membeku. Lidahnya kelu dan tangannya sedikit gemetar. Ia tidak ingat dan tidak memeriksa lagi, perusahaan apa yang akan ia masuki.
Direkomendasikan oleh Sarah dengan iming-iming gaji besar karena perusahaan terbesar, membuat Manda tanpa mencari tahu, langsung datang melamar.
Sedangkan Raka, pria itu hanya menatapnya heran, karena ia baru pertama kali melihat Manda di perusahaannya. Apalagi dengan penampilan yang sama sekali jauh di bawah standar wanita cantik.
"Siapa kamu?" tanya Raka dengan suara tegas namun dingin.
Manda menelan saliva nya dengan kasar, mencoba membuat suaranya agar terdengar lebih menekan.
"Ma—maaf Tuan. Sa—saya sekretaris Tuan yang baru saja direkrut bagian HRD. Saya diminta untuk datang ke lantai ini dan mencari staff admin, namun di luar sana—"
"Stop!" ucapan Manda terhenti dengan satu kalimat dari Raka.
Pria itu menatapnya kesal lalu mengerutkan dahinya.
"Saya tanya, siapa kamu? Bukan kenapa kamu ada di sini. Bisa bedakan pertanyaan saya kan?"
Astaga, dia....kenapa jadi begitu dingin dan galak?
"Ma—maaf Tuan. Perkenalkan, nama saya Manda."
Raka terhenyak, matanya kembali dialihkan kepada wanita tidak cantik di hadapannya.
Manda?
"Mandasari Celestine."