NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ular raksasa

yang sedang kami duduki dan injak bukan sebuah akar pohon yang besar, benda sebesar pohon kelapa itu menggeliat, meliukan tubuhnya.

" ularrrr .... " teriaku spontan dan menarik paksa tangan Mayang, kami di biasakan menghadapi keadaan siap tempur setiap saat, tapi ternyata hatiku jeri melihat mahluk sebesar itu, kami berdua berlari dan berharap mahluk itu tidak mengejar kami, dadaku terasa mau meledak saking kagetnya.

" Gemi tunggu " kaya Mayang sambil terengah-engah, kemudian aku menoleh ke kanan dan ke kiri dan berusaha menajamkan setiap pandanganku, anehnya aku seperti merasa semua pohon itu adalah ular, aku begidik

" Kenapa harus lari sekencang itu ?" tanya Mayang

" Kau tidak takut ?" tanyaku sambil berusaha mengatur nafasku.

" takut tapi menurutku kita berdua pasti bisa membunuhnya " kata Mayang

" aku hanya kaget sesaat " imbuhnya, tapi tidak denganku, biarlah Mayang mengatakan berani tapi aku tidak.

Sebentar kami mengistirahatkan badan, mengatur nafas

" ayo !" kata mayang

" Kau ingat panah sanderan itu dari arah mana ?" tanyaku kepada Mayang , aku berpikir dia mengajaku kembali ke kelompok atau turun.

" untuk apa tanda, kita akan memburu ular " kata Mayang, aku mendengus kesal

" tidak sudi, kau sembah pun aku tidak akan melakukanya, ayo kita sudah terlalu kesiangan, nyai Pikatan tidak akan mengampuni kita kalau kita terlambat datang ke kelasnya " sahutku cepat, sungguh aku jijik membayangkan ular sebesar itu dan meliuk di depanku, bulu kudukku terus saja berdiri.

Mayang maju di depan aku mengikutinya dengan terpaksa

" eh ini benar jalan kembali kan ? " tanyaku sambil membuntutinya

" iya " sahutnya cepat, tapi aku tidak merasa dia sedang jujur

" bukankan seharusnya kita ke arah sana ?" tanyaku lagi tapi anak itu sudah menghunus pedangnya yang mengkilat.

" keluarkan senjatamu, atau kau mati disini " perintah Mayang, aku sudah merasa ini tidak baik, saat itu aku ingin menangis sebenarnya, kenapa anak ini mencari penyakit, bukankah bagus ular itu tidak mengejar kami, kenapa malah harus memburunya.

aku membayangkan ular menjijikan itu akan membelitku, kemudian menelanku bulat-bulat, hiiiii sungguh menjijikan

" penyakit .. cari penyakit " kataku terus menggerutu

" Kau diamlah " bentak Mayang, dan dia mengendap-endap, cahaya remang mulai masuk ke sela-sela pohon besar dan rerumputan tinggi, keadaan di sekitar kami mulai terang,

kemudian terdengar jeritan kawanan monyet, mereka berteriak-teriak, seperti sedang gusar, Mayang tersenyum puas,

" ayo " katanya sambil menghunus pedangnya, sementara di depan pohon-pohon kecil seakan ditumbangkan dengan sengaja, rumput di gulung, kepala sebesar kerbau muncul di depan kami.

kulitnya kecoklatan mengkilap, badanya sebesar pohon kelapa, lidahnya seukuran lengan tanganku menjulur, aku tadi sudah melihatnya sekilas, tapi sekarang lebih jelas lagi, kakiku gemetar.

tapi mayang ternyata tidak merasakan hal yang sama denganku, anak itu mempunyai ilmu meringankan tubuh yang bagus, dengan sedikit usaha Mayang melentingkan tubuhnya, kemudian pedangnya yang putih mengkilap bergetar.

Mayang adalah gadis gila

Mayang adalah seorang putri tiri dari seorang pejabat setingkat bupati di daerah Selarang, saat berumur tujuh tahun dia dibawa ke kediaman kakeknya dari pihak ibu untuk dididik, kakeknya mengelola sebuah padepokan, Mayang tumbuh dan besar di rumah kakeknya itu, pada saat usia Mayang dua belas tahun, padepokan kakeknya diserang oleh sekelompok orang ber ilmu hitam, penyerang itu mempunyai kemampuan untuk mengendalikan ular, serangan itu melibatkan ular-ular berbagai macam dan ukuran, padepokan kakeknya porak poranda.

Beberapa orang tewas di gigit, dibelit oleh ratusan ular yang menyerang membabi buta, Beruntunglah mayang bukan salah satu korban dari ular-ular itu, tapi yang membuatnya tidak terima adalah neneknya yang menjadi korban, seekor ular besar menelan nenek bulat-bulat.

walaupun setelah peristiwa itu, padepokan kakek berhasil membalas dan menghancurkan lawan, tapi trauma itu tetap membekas di otak Mayang, dia dan ular adalah musuh abadi, sekali melihat ular maka salah satu dari mereka harus mati.

Ulat coklat itu cukup lincah untuk ukurannya, ekornya meliuk mencoba menyabet Mayang, mulutnya terbuka siap menggigit gerakan dari ular besar itu merobohkan kayu-kayu kecil di sekitarnya, membuat jejak mirip lapangan ,tapi mayang Juga bukan orang biasa, kemampuanya sekarang sudah hampir setara dengan tiga orang prajurit lelaki.

"craaasss " padang terayun dan mengenai tubuh ular itu, darah berbau anyir menyembur dari luka itu, dengan tubuh terluka ular itu semakin marah, dan mempercepat gerakanya, aku muntah-muntah.

Tolong jangan bertanya dimana aku ketika mereka bertarung, aku sedang menggigil ketakutan di luar area tempur, hadapkan aku dengan macan, atau anjing liar sekalipun aku akan bergerak dengan gagah, tapi sungguh ular ini membuatku jijik, geli dan perasaan entahlah yang lain.

Hari masih pagi tapi penuh di Tubuh Mayang sudah membanjir, beberapa kali Mayang bisa melukai Ular raksasa itu, tapi belum ada yang mengenai daerah vital, ular itu terlihat semakin marah.

" Apa kau tidak bisa membantuku " teriak Mayang, aku tidak bergeming perutku mual, aku bahkan takut pingsan bagaimana bisa aku membantunya,.

tapi kemalangan kadang datang tanpa diduga, aku sudah bersembunyi sebaik mungkin dan menghindari pertandingan itu, tapi entah kenapa tiba-tiba saja ular itu melihatku.

sekali tarikan ular raksasa itu seperti melenting, mungkin melihatku adalah mahluk lemah yang gemetaran mungkin aku adalah mangsa yang lebih baik daripada temanku yang dengan lincah mengayunkan pedangnya.

Jantungku seakan berhenti berdetak seketika, ketika tepat di mukaku mulut besar itu terbuka, aku bisa melihat taringnya yang sebesar jempol kaki runcing,

" mati " itulah yang ada di otaku pada detik itu.

Reflek tanganku melindungi mukaku, kemudian terasa sesuatu yang lembek mengenai tanganku, dan otomatis aku mengibaskanya ke sisi kanan,

" wusssss .... grubrakkkkk " dentuman hampir mirip longsoran bukit terdengar, aku masih belum menyadari yang terjadi tapi Mayang memanfaatkan kondisi itu untuk segera menggunakan kemampuan tenaga dalamnya dan menancapkan pedangnya di kepala ular itu, darah bercampur otak keluar, tapi ular itu masih bergerak terakhir mayang memotong ular itu menjadi dua bagian.

darah menyembur dan menciprati baju dan sebagian wajahku, kembali aku berteriak ngeri, kembali aku memuntahkan semua isi di perutku, aku segera berguling di tanah untuk membersihkan apa yang menempel di tubuhku, bahkan aku melepaskan baju luarku, mengelap mukaku dan kali ini aku menangis karena jijik yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

" Kau tak kusangka punya kekuatan sebesar itu " kata Mayang sambil terengah-engah, aku tidak menanggapinya dan masih sibuk dengan diriku sendiri, Mayang memberikan bajunya yang dipakainya kemudian aku membuatnya menjadi lap untuk wajah dan kainku yang terkena darah, bukan sekedar bercak tapi banjir darah.

" ayo pergi " kata mayang segera, aku membuntutinya dengan lemas dan aku kembali berteriak saat ekor ular itu bergerak.

" sudah mati, tenanglah " kata Mayang.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!