NovelToon NovelToon
Diantara Pelukan Dan Peluru

Diantara Pelukan Dan Peluru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Jacob spontan berlari kearah mereka. Ia membunuh anggota Nyx yang mencoba menembak Arabella dan Marcello.

Nafasnya berat, dan wajahnya dipenuhi darah segar.

"Jangan ada yang menyentuh mereka. Aku tidak akan segan-segan menghabisi kalian!" ancam Jacob dengan tatapan tajam.

Oliver menyerang anggota Nyx dan mengayunkan pedang pendek menebas leher mereka. Kepala mereka terguling-guling ke tanah dengan mata melotot.

"Kalian tidak akan bisa merebut mereka dari tanganku." katanya dengan wajah dingin.

Marcello berlutut di atas tanah, darah segar membasahi bajunya. Ia merasa tatapannya tiba-tiba berkunang-kunang.

"Jangan khawatir, aku tidak akan mati. Aku janji, aku tidak akan mati sampai kau aman."

Marcello mengokang senjatanya dengan tangan gemetar.

Arabella berlari kearahnya dengan air mata berlinang. Ia menahan luka di tubuh Marcello dengan tangan bergetar.

"Jangan berkata seperti itu, kau harus tetap hidup. Jika harus ada yang mati hari ini. Maka orang itu harus aku."

Mereka tidak akan bisa mengalahkan anggota Nyx, karena pasukan mereka semakin banyak yang berdatangan.

Pertempuran belum usai, tapi Marcello sudah terluka. Arabella bahkan mulai putus asa melihat gerombolan anggota Nyx yang dikirim William bertambah banyak. Mereka mulai kehabisan tenaga.

Kabut tiba tiba terbelah, sosok tinggi besar melangkah maju ke depan menunjukkan wajahnya. Matanya merah, dingin, wajahnya dipenuhi bekas luka.

Anggota Nyx Division tiba-tiba berhenti menyerang saat menyadari kedatangan pria itu. Seolah kehadirannya mengintimidasi mereka.

"Arabella, Marcello, Jacob, Oliver."

"Malam ini akan menjadi malam terakhir kalian menghirup udara segar dengan bebas."

Dengan tubuh bergetar, Marcello berdiri dan kembali mengokang senjatanya. Sorot matanya sangat tajam menatap lurus kearah pria itu.

Arabella menahan bahu Marcello agar bersikap tenang. Ia berbisik lirih dengan mata berkaca-kaca.

"Satu-satunya cara mengakhiri pelarian dan pertempuran ini adalah menyudahi semuanya. Hanya aku yang bisa melakukanya."

Marcello menyentuh punggung tangan Arabella yang ada di bahunya. Ia menggeleng pelan dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan, Bella. Jangan lakukan hal yang bisa membahayakan nyawamu. Aku tidak mau kehilanganmu."

Arabella menarik tangannya dari bahu Marcello dan tersenyum pahit.

"Aku sudah kehilangan kedua orang tuaku dan banyak hal lainnya. Aku tidak ingin kehilangan kalian."

"Biarkan aku yang mengakhiri semuanya."

Arabella berdiri, lalu maju menembakkan peluru sambil meluncur kearah pemimpi Nyx Division. Gerakannya begitu cepat, penuh tekat dan ambisius. Ia bahkan rela mati malam ini agar pertempuran itu berakhir.

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Dari lima tembakan peluru, satu tembakan berhasil mengenai pundak pemimpin Nyx Division.

William tertawa dingin dan menepis pistol dari tangan Arabella.

"Kau hanya boneka yang kami ciptakan untuk membunuh target dan musuh. Aku tidak percaya kau seberani itu menentang pemimpin Nyx Division, Arabella."

William tiba-tiba menatap Arabella dengan tatapan membunuh. Ia berlari cepat dan menyerang Arabella dengan tangan kosong.

Pertarungan diantara keduanya begitu sengit, anggota Nyx ikut menyerang Marcello, Jacob dan Oliver.

Arabella merasa cara menyerang William tidak seperti pria pada usianya. Ia bergerak begitu gesit dan lincah. Serangan pria itu membuat Arabella kewalahan.

Pertarungan membawa mereka semakin dekat ke arah tepi jurang, kabut menutupi kedalaman tebing yang tinggi dan curam.

Dengan sisa sisa tenaganya, Arabella menarik sebuah belati kecil dari balik punggungnya. Ia menusuk perut William dengan wajah penuh kebencian. Namun, ada luka dan perasaan kecewa di kedua bola matanya.

William menjerit marah, dan mendorong Arabella dengan sekuat tenaga.

Kejadian itu begitu cepat, Arabella terpental ke belakang dan terjatuh ke dalam jurang yang sangat curam.

"ARABELLA!" teriak Marcello dengan wajah pucat.

Ia mengulurkan tangannya ingin menggapai wanita itu. Tapi, tangannya tidak sampai karena posisi mereka saling berjauhan.

Arabella menatap ke atas tebing dengan wajah dingin penuh luka. Ada perasaan lega dan sedih disana.

"Akhirnya aku bisa mengakhiri semuanya dengan kepergian ku."

"Berbahagialah. Aku tidak akan menjadi beban bagi kalian. Aku ingin melihat kalian hidup bahagia."

Arabella memejamkan kedua matanya dan sudah ikhlas dengan kematiannya.

BUG

Rasa sakit, remuk di tubuhnya tidak sebanding dengan rasa sakit yang selama ini menyerang batinnya. Ia ingin hidup dengan damai tanpa bayang-bayang masa lalu yang penuh dengan kepalsuan.

"Aaaa!!!"

Arabella masih bisa mendengar suara raungan dari atas tebing sebelum kehilangan kesadarannya.

1
Meylin
Dari awal baca novelnya bagus banget dan seru juga ceritanya 😍
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍
ani
Kpn update?😄
ani
Apa Arabella mati?
ani
Kereennn makin serusuh 😍
ani
🤣🤣🤣 apa kau tidak dengar perkataan mantan mu barusan? 🤩🤩
ani
Kerennnn
Dimas Ferdiansyah
ok kk saya siap ikutin karya kk yg paling bagus dan debes semangat selalu ya ka 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!