NovelToon NovelToon
Buah Hati Sang Pewaris

Buah Hati Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: EPI

Demi biaya operasi ibunya,kiran menjual sel telurnya.Matthew salah paham dan menidurinya,padahal ia yakin mandul hendak mengalihkan hartanya pada yoris ponakan nya tapi tak di sangka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EPI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18:kebangkitan sang pewaris dan sang pengkhianat

dan Kiran pun menerima itu dengan tangan gemetar. Ia mulai membuka botol pil itu lalu memasukkan jari untuk mengambil satu pil. Ia menatap pil itu, sedangkan Yoris menatap tegang menunggu Kiran segera minum obat itu. Ia tidak sabar melihat Kiran meminum pil itu.

Sedangkan Kiran masih menatap pil itu, lalu kembali mengingat saat Matthew rajin memijat perutnya dengan senyum lembut. Ia mengingat momen-momen hangat dan romantis saat bersama Matthew. Lalu ia tersadar dan memasukkan kembali pil itu ke dalam botol. "Aku nggak bisa. Bayi ini mewakili semua yang aku dan Matthew miliki. Kalau aku bunuh mereka, dia nggak akan pernah memaafkan aku, dan aku juga sama," ucapnya tegas. Ia menyimpan dengan kasar pil itu di meja.

Yoris mendengar itu dengan suara meninggi berkata, "Pegangi dia! Kau mau aku sendiri yang melakukannya? Baik!" Kata dengan suara meninggi penuh emosi. Ia meletakkan pisau di meja, mengambil pil itu dan berkata dengan nada emosi, "Pergi ke neraka dengan anak harammu!" Ia menampar Kiran dengan kasar hingga Kiran terhuyung kepada tergelak di meja sampingnya.

Yoris dengan nada tinggi berkata, "Angkat dia!" Lalu ia membuka paksa mulut Kiran, berusaha memasukkan pil itu ke mulut Kiran, tapi Kiran menutup mulut rapat membuat Yoris kesal dan berkata, "Buka mulutmu, jalang!"

Kiran meronta dan sedikit berteriak, "Matthew, bangun! Kumohon!" Ia menggelengkan kepala agar Yoris tidak bisa memasukan pil.

Sedangkan Matthew di kursi roda menggerakan kepalanya dan jari-jari seperti sedang bermimpi buruk. Tidak ada yang melihatnya.

Kiran terus meronta berkata, "Selamatkan aku! Selamatkan anak-anakku!" Lalu menutup kembali mulut rapat karena Yoris semakin kasar memaksa dan ingin memasukkan pil itu ke mulut Kiran. Semua disana hanya menonton, Anggun tersenyum penuh kemenangan melihat Kiran diperlakukan seperti itu.

Yoris berkata dengan cepat, "Cepat…"

Namun tiba-tiba ada suara dari belakang berkata, "Lepaskan!" membuat semua menoleh, begitu juga Kiran. Lalu seseorang disana berkata, "Dia!"

Sedangkan Kiran menatap kaget tapi ada kelegaan.

Suara itu kembali terdengar, lebih tegas dan lantang, "Cepat lepaskan dia!" Ucapan itu tajam menusuk, membuat semua orang menoleh. Ternyata, Matthew! Yoris dan semua orang terbelalak seketika.

Yoris gugup berkata, "Paman Matthew?"

Sedangkan Kiran langsung berlari berteriak, "Matthew!"

Matthew berdiri, langsung memeluk Kiran. Kiran terisak di pelukan Matthew, sedangkan pria itu berkata dengan nada menenangkan, "Semuanya baik-baik saja. Aku sudah siuman. Kau aman sekarang. Aku nggak akan biarkan siapapun lukai kau atau anak kita, oke?" Ucapnya memegang pipi Kiran dengan kedua tangannya.

Kiran mengangguk cepat, ia lega dan memeluk Kiran kembali.

Sedangkan Yoris langsung berkata, "Siapa peduli kalau kau bangun sekarang? Aku nggak takut lagi sama kau, Matthew! Ulang tahunmu yang ke-30 sudah dekat, dua hari lagi sama saja kau sudah masuk…" Lalu ia menoleh ke pengawalnya dan berkata, "Habisi dia! Bunuh dia dan anak itu!" Lalu ia menoleh kearah Matthew dan Kiran berkata, "Harta keluarga Andres punya kita!" lalu ia berbalik lagi.

Para pengawal itu berkata, "Kenapa kalian diam saja? Tangkap dia! Dia baru bangun dari koma, dia nggak ada kesempatan! Ayo!"

Sedangkan Anggun tersenyum sinis dan seorang pria berkata, "Yoris benar! Dengan kutukan itu, Matthew akan hancur juga!" Mereka maju ke arah Matthew dan Kiran.

Seketika Kiran panik berkat Matthew, dan dengan santai Matthew berkata, "Percaya padaku," katanya menenangkan.

Dua pengawalnya makin maju, sedangkan Matthew menekan sesuatu dibawah pegangan kursi rodanya.

Sedang Anggun melihat dua pengawal itu makin mendekat hanya tersenyum tipis. Tak lama, tiba-tiba Yusdi masuk dengan pengawal berteriak, "Jangan bergerak!" Ia mengajukan pistol siap menarik pelatuknya.

Kedua pengawal berhenti terkejut dan mengakat kedua tangannya. Yusdi berkata, "Kalian terkepung!"

Yoris dan Anggun mengakat tangan gemetar terkejut. Anggun buru-buru mundur, ia ingin kabur.

Yusdi maju menghantam wajah Yoris hingga terjatuh di lantai. Ia terkepung, kedua pengawalnya pun tak berdaya. Yoris yang tergeletak di lantai bangkit duduk, "Maafkan aku, aku salah! Ampuni kami, kumohon!" ucap Yoris.

Matthew, yang masih memeluk Kiran, berkata dengan wajah datarnya, "Aku nggak akan ampuni orang yang paksa wanita hamil untuk aborsi, atau yang mencuri dari keluarganya sendiri."

Yoris mendengar itu tertawa pelan sambil meringis, tapi Matthew tidak peduli. Ia menatap Yusdi, "Yusdi, sebarkan berita ini: Yoris bukan lagi anggota keluarga Andres. Dan semua utang judi yang dia tumpuk pakai nama Andres, urusan dia sendiri."

Yoris mendengar itu langsung panik. Ia gugup berkata, "Nggak, Paman! Nggak bisa gitu! Aku punya utang triliunan dari judi sekarang! Nanti... mereka akan datang potong jariku dan mereka akan cungkil mataku dan mereka bahkan akan potong lidahku!" ucapnya gemetar. Lalu ia merangkak maju tepat di bawah kaki Matthew, "Paman, Paman, kita sedarah kau ingat? Kau dan aku!" ucap Yoris masih gemetar.

Matthew hanya menatap datar dirinya sambil berkata, "Dulu memang iya. Saat kau ancam Kiran dan anakku," Matthew menunjuk Kiran, suaranya tegas dan rahangnya mengeras, "kau sudah mati bagiku!" Lalu melihat ke Yusdi dan pengawal, "Serahkan dia ke lintah darat."

Yusdi langsung menjawab, "Baik, Pak. Mereka sudah menunggu di luar." Lalu ia memerintahkan pengawal untuk menyeret Yoris. Dua pengawal itu menarik paksa Yoris, membuat Yoris meronta sambil berkata, "Kenapa begini? Nggak! Kumohon! Jari-jariku, bahkan lidah dan mataku! Aku akan mati!" teriaknya, tapi tidak ada yang peduli.

Matthew lalu melihat Yusdi dan berkata, "Pecat mereka semua," melihat ke pengawal yang di bawah Yoris tadi.

Salah satu pria tua berkata, "Matthew, kami lakukan ini demi perusahaan! Dia bukan gadis cinta sejatimu! Kalau kau mau saja dia, kau akan mati!" teriaknya.

Matthew masih berdiri di depan Kiran, tiba-tiba kesakitan. Kiran panik, "Matthew? Ada apa? Bicara padaku!" katanya panik. Matthew menarik kursi roda lalu duduk sambil memegang dadanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!