NovelToon NovelToon
Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Harem / Angst
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Nayla Marissa berpikir jika pria yang dikenalnya tanpa sengaja adalah orang yang tulus. Pria itu memberikan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa sehingga Nayla bersedia menerima ajakan menikah dari pria yang baru berkenalan dengannya beberapa hari.

Setelah mereka menikah, Nayla baru sadar jika dirinya telah dibohongi. Sikap lembut dan penuh kasih yang diberikan suaminya perlahan memudar. Nayla ternyata alat buat membalas dendam.

Mampukah Nayla bertahan dan menyadarkan suaminya jika ia tak harus dilibatkan dalam dendam pribadi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Erick menikmati sarapan yang disajikan Una dihadapannya, ia menyantapnya dengan sangat lahap. "Pasti ini masakan kamu, rasanya sangat enak!" pujinya menatap Nayla.

Nayla melambaikan tangan kanannya, menyangkal pujian keponakan suaminya itu.

"Lalu siapa yang masak?" tanya Erick.

"Una!" jawab Nayla kemudian mengarahkan pandangannya kepada wanita yang sekarang menjadi asisten pribadinya.

Erick mengikuti arah pandangan Nayla, "Masakan kamu sangat enak, aku begitu suka!" pujinya sembari tersenyum.

"Terima kasih, Tuan!" Una menundukkan kepalanya dengan wajah datar tetapi dalam hatinya berbunga-bunga karena baru pertama kali dirinya memasak mendapatkan pujian dan itu merupakan prestasi yang luar biasa buatnya. Ia ingin tersenyum lebar tetapi mengingat ada Kavi, ia pun harus bersikap dingin.

"Ya, masakan dia sangat enak. Kalau aku tidak bisa memasak, aku hanya mengerti makan!" kata Nayla menjelaskan sembari nyengir.

"Kenapa Paman Kavi menikahimu? Bukankah dia pernah bilang kepada kami, jika ingin menikah dengan wanita yang pintar memasak?" Erick melirik pamannya itu.

"Benarkah? Lalu kenapa dia harus pilih aku? Nayla lalu menatap suaminya dengan tatapan tajam.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" protes Kavi.

"Apa benar yang dikatakan Erick?" tanya Nayla memastikan.

"Aku memang dulu berkata begitu, tapi sekarang aku tidak pernah mempermasalahkannya. Mau dia pintar masak atau tidak," jawab Kavi.

"Ya ampun, suamiku. Ternyata, kamu adalah pria baik dan kamu tidak seburuk pikiran awal aku!" Nayla memuji suaminya dengan suara lembut dan manja.

"Tidak usah berlebihan!" kata Kavi dengan ketus.

"Paman, sebelumnya kami tidak pernah ke sini. Apa Paman sengaja tinggal jauh agar kami tidak sering ke rumah ini?" tanya Erick.

"Iya. Aku tidak mau kalian mengganggu kehidupan pribadiku!" jawab Kavi beralasan.

"Jadi, Tante Laura belum tahu jika Paman tinggal di sini?" tanya Erick lagi.

"Jangan pernah beritahu dia!" jawab Kavi sekaligus peringatan.

"Memangnya kenapa? Bukankah itu lebih bagus, biar Paman dan Tante Laura semakin akrab?" pancing Erick.

"Nah, iya, benar itu. Seharusnya kamu beritahu si Tante Laura, ini rumah sangat besar sepi cuma tinggal berdua!" balas Nayla.

"Siapa bilang berdua? Di sini ada lebih sepuluh orang pelayan yang menginap!" kata Erick.

"Tapi, di rumah ini mereka semua adalah patung. Aku tidak bisa mengobrol dengan mereka karena kamu batasi," ucap Nayla mengeluarkan keluh kesahnya.

"Walaupun tak bisa mengajak mereka mengobrol, tetapi kamu dapat merayu dan membujuk mereka menemui Bibi Helen!" Dhana menyinggung kejadian semalam.

"Itu hanya kebetulan saja, karena aku cuma ingin mencari informasi," kata Nayla.

"Informasi apa?" Erick penasaran.

"Bisa tidak jangan terlalu ikut campur urusan kami!" tegur Dhana.

"Hmm, baiklah!" ucap Erick kembali melanjutkan kegiatannya mengunyah makanan.

"Erick, terima kasih sudah datang berkunjung. Setidaknya di rumah ini ada juga tamu!" kata Nayla menyindir suaminya.

"Tiap hari aku rela ke sini demi makanan super enak ini!" ucap Erick memuji mie goreng buatan Una.

"Apapun akan dimasakkan Una buatmu, asal kamu mau menjadi teman mengobrol aku!" kata Nayla lagi.

"Tidak ada teman mengobrol kamu kecuali aku dan para pelayan wanita di rumah ini!" Dhana tegas mengingatkan istrinya agar tak bercanda dengan sembarang orang.

"Tapi, jika ada kamu boleh 'kan Erick di sini?" tanya Nayla.

"Tidak, setiap hari juga," jawab Dhana ketus.

Erick terlebih dahulu pamit pulang, kemudian Dhana berangkat ke kantor.

"Sepertinya Tuan Kavi benar-benar cemburu, Nyonya!" kata Una di taman belakang setelah 30 menit suaminya Nayla itu berangkat kerja.

"Cemburu? Sepertinya tidak, dia hanya menahan rasa ego saja. Dia hanya memuaskan keinginannya buat melampiaskan dendamnya, jika papaku menderita di sana letak rasa kepuasannya," ucap Nayla.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!