Bagaimana cinta tak sedalam ini,,karena hatiku sudah kuserahkan kepadamu,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neisa Krestianningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 18.
Setelah memesan kamar hotel, Soraya membawa pujaan hatinya itu ke tempat tidur, ia menelepon mama Lena.
"Halo ma, bagaimana ini ma Bastian berada di hotel Cempaka putih, ia mabuk..manggil nama ara Ara terus" beritahunya pada sang mama.
"Hah mabuk?" mama Lena yang sedang tertidur itupun langsung terbangun tak biasanya Bastian mabuk pikirnya.
Terlintas ide mama Lena untuk menjebak anak tirinya itu, "ini kesempatan bagus untukmu nak" kata mama Lena.
"Orangnya belum sadar kan?" tanya mama Lena.
"Belum ma, masih terkapar" jawab Soraya.
"Cepetan kamu lucuti baju Bastian dan bajumu buatlah kamu seakan akan diperkosa" saran mama Lena.
"Bagus juga ide mama, dengan cara ini Bastian akan jadi milikku" katanya sumringah
"Yasudah sana buruan" perintah mama Lena.
"Oke ma" balas Soraya. Telepon pun ditutup, "ide mama memang brilian".
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Bastian setelah ia tahu tidur denganku.
Soraya segera melucuti baju milik Bastian dan baju nya sendiri, "ini satu satunya cara agar aku bisa memiliki hati mu Bas dan tentunya harta yang kamu miliki" kata Soraya dalam hati.
Pukul 06.00 pagi.
"Euggghhh, kepalaku" rintihnya "aku ada dimana ?" dilihat sekelilingnya kamar itu, "ini bukan kamar biasa yang aku tempati, dan apa yang terjadi dimana bajuku ?" katanya lirih.
"Kenapa ada wanita, apa yang aku lakukan ?"
Bastian kembali merasakan pusing yang teramat.
"Eughhhh, aaaaaaaa" jerit Soraya.
"Bas, bastian hiks hiks hikks, apa yang kita lakukan Bastian?" tangis Soraya
"Kamu jahat jahat Bastian" jerit Soraya.
"So..Soraya, ini tidak mungkin, aku tidak ingat apapun" kata Bastian panik
"Kamu menyeretku Bastian, aku menolongmu di club, tapi hiks hiksss hikkksss, kamu memaksaku, kamu harus bertanggung jawab Bastian" tunjuk Soraya kearah pujaan hatinya itu.
"Tenanglah dulu, Soraya...masalah ini kita bicarakan baik baik" kata Bastian.
"Cepatlah pakai bajumu Soraya, nanti aku akan menemui lagi pergilah dari sini " perintah Bastian.
Sementara dimansion.
"Hoaaahmmm" Ara pun perlahan lahan membuka kedua matanya. Dilihatnya ranjang milik sang suaminya yang kosong.
"Mas bas, tidak pulang ? kemana dia ?" gumamnya sendiri.
Ara pun bersiap siap menuju tempat kursusnya, Bastian tak sengaja berpapasan dengan istrinya itu melihat sang suami , Ara pun mendekat.."mas, kemaren kemana, kenapa tidak pulang?" tanyanya.
Pertanyaan sang istri tidak dijawabnya, pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi pagi di hotel.
"Pasti ada yang salah, ya pasti ada yang salah, aku tak mengingat apapun" kata Bastian.
"Coba aku hubungi Toni semoga dia bisa mencari solusi"
"Halo..Ton tolong kau selidiki apa yang terjadi dikamar 203 hotel Cempaka putih pukul 1 dini hari saya tunggu 2 hari sudah ada laporannya" perintah Bastian.
"Haduh si bos ini nambah nambahin pekerjaan saja.." gerutunya.
Siang hari.
Ara yang sedang bekerja, dikagetkan dengan foto yang dikirimkan oleh seseorang melalui ponselnya. Entah nomor siapa Ara juga tidak tahu.
Deg.
"Apa ini, kenapa mas Bastian seperti ini" kata Ara dalam hati.
"Katamu, kamu mencintaiku mas tapi ini, kamu bohong mas" lirih Ara.
"Mungkin inilah jalan yang terbaik untuk kita , Allah memperlihatkan semuanya, besok aku akan mendaftarkan percerainku "tekad Ara.
Jam 1 siang, Ara pun segera menghubungi Nadia untuk menemaninya ke mendaftarkan gugatannya di pengadilan Agama.
Bastian memang sengaja tidak ke kantor, ia ingin menenangkan diri .
Ara yang baru pulang langsung memasuki kamarnya, ia tidak tahu bahwa sang suami ada dirumah. Terlihat olehnya kepulan asap rokok, ia mendekat dan dilihatnya sang suami sedang melamun.
Di panggilnya sang suami "mas, hari ini aku sudah mendaftarkan gugatan cerai kita ke pengadilan" ucapnya sambil terbata.
Bastian yang mendengar itu pun langsung menoleh ke arah sang istri, emosinya memuncak saat itu juga.
"Gak Ara, aku gak akan bercerai denganmu" balasnya. lalu Bastian mencengkeram pergelangan tangan sang istri, dan mendorongnya ke ranjang .