NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LUPTA ADRIPADA (Gunung Yang Hilang)

Semilir angin pagi ini, terasa begitu sejuk. Titik titik embun yang berasal dari kabut putih, turun beterbangan terbawa oleh hembusan angin itu, dan menambah hawa kesejukan semakin terasa menusuk ke dalam tulang.

Di jalan yang panjang dengan kanan kiri jalan itu di tumbuhi pohon pohon yang tinggi dan rindang, yang terletak di kaki Gunung. Terlihat kereta kuda yang cukup besar melintasi jalanan itu. Kereta kuda yang di tarik oleh empat ekor kuda tersebut, berisikan enam orang pemuda di dalam kereta dan satu orang di depan sebagai kusir.

Enam pemuda di dalam kereta tersebut tidak lain adalah Thantana, Pangeran Zyandru, Kaiya, Radif serta Brinda dan Lasya.

Ternyata, Brinda dan Lasya telah berhasil membujuk Ayahanda serta Ibunda mereka malam itu, hingga akhirnya memperbolehkan mereka berdua ikut dengan Zyandru kakaknya untuk mengantarkan Thantana, Kaiya dan Radif ke Kerajaan Atas Awan.

Pagi pagi buta mereka berangkat dari Kerajaan Agraanila, hingga masih cukup pagi juga mereka sudah sampai di jalanan yang terletak di kaki Gunung yang akan menuju ke Kerajaan Atas Awan tersebut.

"Ngomong ngomong, dari kemarin hingga saat ini. Kami berdua belum juga mengenal nama kalian?"

Tiba tiba Brinda membuka suara dan mengejutkan mereka semua yang berada di dalam kereta, yang sedang asik menikmati indahnya pemandangan pagi melalui jendela jendela kecil di samping kereta tersebut.

Thantana, Kaiya dan Radif yang merasa sebagai orang yang di maksud dalam perkataan itu, segera menengok ke arah Brinda dan Lasya.

"Nama saya Thantana Tuan putri...! Saya Kaiya...! Saya Radif...!" jawab mereka bertiga bergantian.

"Tidak usah formal begitu.. Aku lebih suka di panggil nama saja.. lagian ini bukan di dalam Kerajaan bukan?" jawab Brinda.

"Bener kata kak Brinda.. panggil nama saja.. Aku juga lebih seneng di panggil nama saja ko?" kata Lasya, menyambung ucapan dari Brinda, kakak tirinya itu. "Aku Lasya dan ini Kakak cantik aku, kak Brinda?" ucap Lasya melanjutkan.

Mendengar perkataan dari adiknya itu Brinda hanya senyum saja. Sedang Thantana,Kaiya dan Radif sama sama menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Kak Kaiya... Kak Kaiya kekasihnya Kak Thantana ya?" kata Lasya, beberapa saat kemudian.

Kaiya celingukan seperti orang bingung, mendapati pertanyaan yang ia sendiri tidak tau jawabannya. Mau bilang bukan, tapi jujur di hatinya berharap Thantana mau jadi kekasihnya. Mau bilang ia, mereka jelas jelas tidak ada hubungan apa apa.

"Ee...Gem.. man...?

"Iya...Kaiya itu cewek aku?" kata Thantana tiba tiba, sebelum Kaiya sempat menjawab pertanyaan itu.

"Duarrrrr.... "

Seperti ada ledakan yang sangat besar di dalam gendang telinga Kaiya, mendengar perkataan dari Thantana. "Kak Thantana bilang aku ceweknya... benarkah... ini bukan mimpi kan...?" kata hati Kaiya. "Ayo Kaiya bangun... ini hanya mimpi kamu saja Kaiya?" kata batin yang lain di dalam diri Kaiya, sembari Kaiya memandang dengan mata sedikit melebar tertuju pada Thantana yang berada di sampingnya.

Thantana yang di pelototi oleh Kaiya seakan tak perduli, dan kembali melihat ke arah luar kereta seolah tidak terjadi apa apa.

"Ohhh...? gumam Lasya kemudian.

"Hai lihat...! Itu Kota Lupta Adripada sudah terlihat dari sini!"

Tiba tiba Zyandru berkata dengan keras dan mengagetkan mereka semua, khususnya Kaiya yang sejak tadi terbengong melamunkan dirinya menjadi kekasih Thantana.

"Lupta Adripada atau Gunung yang hilang... Nama yang aneh?" gumam Thantana.

"Memangnya kamu tidak tau asal muasalnya kota itu Thantana?" kata Zyandru menyambut gumaman dari Thantana.

"Tidak... Di desaku tidak pernah ada yang bercerita tentang kota itu?" jawab Thantana dengan jujur.

"Di desaku juga tidak ada yang bercerita tentang Kota itu?" kata Kaiya menyambung ucapan Thantana, sembari ikut melihat ke arah Kota Lupta Adripada yang terlihat masih sangat jauh di bawah sana.

"Benar... bahkan di desa aku juga sama, tidak ada yang menceritakan asal muasal Kota itu?" kata Radif ikut nimbrung.

"Ayo kak, ceritain kak, biar mereka tahu?" kata Lasya.

"Iya kak Zyandru ceritain dong...Lagian perjalanan kita juga masih jauh?" ucap Brinda ikut membujuk Kakaknya itu.

"Baiklah... Akan kakak ceritain... Lagian ini juga ada hubungnnya dengan Kerajaan Atas Awan yang akan kita datangi?" kata Zandru kemudian.

Thantana, Kaiya serta Radif nampak tambah bingung mendengar ucapan dari Zyandru. "Memangnya apa hubungannya Kota itu dengan Kerajaan Atas Awan yang jelas jelas berada di atas awan?" gumam Thantana lagi.

Mendengar itu, Zyandru pada akhirnya menceritakan juga asal muasal dari Kota Lupta Adripada.

"Kata Ayahanda. Kira kira seratus tahun lebih yang lalu, setelah fenomena jatuhnya batu bintang di benua ini terjadi. Di benua ini muncul kerajaan kerajaan baru, termasuk kerajaan Atas Awan tersebut?" kata Zyandru memulai bercerita.

"Kerajaan Atas Awan itu sendiri sebelumnya tidak berada di atas awan, melainkan sebuah gunung yang tidak aktif, di sebelah gunung yang kita lewati ini. Gunung itu dan gunung ini, dahulu di namakan gunung kembar atau Merumithuna. Namun, dua atau tiga tahun setelah fenomena itu, salah satu dari Merumithuna, gunung kembar ini tiba tiba terangkat ke atas awan oleh satu kekuatan yang sangat besar dan lama kelamaan menjadi sebuah Negri, dan di sebut sebut oleh orang orang dengan Nama Negri atas awan?" kata Zyandru, dan menghentikan ceritanya beberapa saat.

"Ohhh.. negri atas awan itu, kerajaan atas awan toh?" kata Lasya.

"Iya dik Lasya... Negri atas awan itu nama sebelum di sana berdiri sebuah kerajaan. Namun setelah ada kerajaan Negri atas awan tersebut berganti nama menjadi Kerajaan Atas Awan?" jawab Zyandru atas ucapan dari adiknya itu.

"Terus apa hubungannya dengan Kota Lupta Adriprada?" tanya Radif terhadap Zyandru.

"Nah itu dia... Daerah bekas gunung yang terangkat itu lah, yang sekarang menjadi kota Lupta Adripada. Dan akses untuk menuju ke Kerajaan Atas Awan tersebut berada di dalam kota Lupta Adripada itu?" jawab Zyandru terhadap pertanyaan dari Radif.

"Ohhh... ya ya, aku paham sekarang?" kata Radif kemudian.

"Jadi sekarang kita akan ke kota itu ya?" kata Thantana.

"Iya Thantana, kita akan kesana. Karna hanya melalui kota itu kita bisa naik dan masuk ke Kerajaan Atas awan?" jawab Zyandru, sembari melihat ke arah Thantana, Radif dan Kaiya secara bergantian.

"Oya Zyandru... Apakah yang membangun Kerajaan Atas Awan adalah sahabat yang Tuan Raja maksudkan itu?" kata Thantana lagi, setelah semua terdiam beberapa saat.

"Setahu aku sih bukan Thantana. Sebab Raja yang sekarang usianya hampir sama dengan Ayahanda?" jawab Zyandru.

"Ohhh.. begitu ya...?" gumam Thantana kemudian.

Begitulah, mereka berenam asik mengobrol dan bercerita di dalam kereta kuda yang terus melaju dengan kecepatan yang sedang sedang saja, karena jalanan di jalan itu tidak semulus jalanan kota seperti di Kota Raja. Dan obrolan mereka terus berlanjut, sampai pada akhirnya mereka bener bener akrab, tertawa bercanda layaknya sahabat tanpa adanya batasan kasta....

*****Bersambung*****

1
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!