NovelToon NovelToon
Secangkir Macchiato

Secangkir Macchiato

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Tentara / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

"Bang Akbar, aku hamil!" ucap Dea di sambungan telepon beberapa Minggu lalu.
Setelah hari pengakuan itu, Akbar menghilang bagai di telan bumi. Hingga Dea harus datang ke kesatuan kekasihnya untuk meminta pertanggungjawaban.
Bukannya mendapatkan perlindungan, Dea malah mendapatkan hal yang kurang menyenangkan.
"Kalau memang kamu perempuan baik-baik, sudah pasti tidak akan hamil di luar nikah, mba Dea," ucap Devan dengan nada mengejek.
Devan adalah Komandan Batalion di mana Akbar berdinas.
Semenjak itu, Kata-kata pedas Devan selalu terngiang di telinga Dea dan menjadi tamparan keras baginya. Kini ia percaya bahwa tidak ada cinta yang benar-benar menjadikannya 'rumah', ia hanyalah sebuah 'produk' yang harus diperbaiki.
Siapa sangka, orang yang pernah melontarkan hinaan dengan kata-kata pedas, kini sangat bergantung padanya. Devan terus mengejar cinta Dealova.
Akankah Dealova menerima cinta Devan dan hidup bahagia?
Ikuti perjalanan Cinta Dealova dan Devan hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Celah

Menutup Celah

Perjalanan ke Semarang terisi kekosongan dan keheningan. Perjalanan yang terlampau panjang terisi sejarah yang diciptakan dalam satu malam atas nama Rindu yang tidak menemukan permukaan.

Diam, tidak sebenarnya tenang. Dada Dea penuh oleh cerita yang tidak selesai, penuh luka dan masih berdarah di dalam hatinya yang tidak mampu ia perban, penuh oleh harapan yang tidak mungkin terwujud.

Dia tidak pernah meminta untuk ditenangkan.

Dia tidak butuh disemangati dan dianggap tangguh.

Dia butuh seseorang yang mau menemaninya dalam diam.

Lalu mengatakan, "Aku mengerti yang kamu rasakan, aku ada di sini, menemanimu."

Plukk

Sebuah buku agenda kecil seukuran saku terjatuh dari tangan lelaki yang duduk di sampingnya. Dea melirik lelaki yang sejak tadi membuatnya kesal dan merepotkan. Mata lelaki itu terpejam dengan mulut yang sedikit terbuka. Dea membungkukkan badannya lalu ia ulurkan tangan untuk mengambil buku saku tersebut.

Buku itu berisi puisi dan gambar-gambar senjata api yang di gambar dengan tangan. Arsirannya halus dan goresan tangan yang teliti dan rapih. Dea semakin penasaran. Ia buka lembar demi lembar puisi dan gambar-gambar itu hingga di akhir halaman ... Ada gambar wajahnya.

Dea menoleh, dan memperhatikan wajah lelaki yang sejak tadi tidak bisa diam kini terlelap seperti bayi berumur satu bulan. Wajahnya terlihat ... innocent.

Dea tersenyum melihat gambar yang mirip wajahnya sendiri. Lalu ia mengambil pulpen untuk menggambar wajah lelaki di sebelahnya. Saat akan membuka lembar baru, sebuah puisi tertulis tentangnya.

25 Mei 2018

Argo Merbabu

Dia pendiam dan tenang. Duduk anggun di sebelahku tanpa kata. Dia mempesona dalam diam yang sunyi. Wajahnya lembut, sorot matanya penuh badai. Langkah kakinya lirih, namun mengguncang damaiku. Tatapannya ragu dan goyah ... Aku tahu dia menyimpan ombak yang sedang menghantam jiwanya.

Sapaku bagai sekuntum waktu yang layu.

Keheningan ini aku nikmati. Dia adalah kontradiksi yang cantik, antara dingin dan api. Aku ingin menyembunyikan kecantikannya di setiap halaman puisi yang aku tulis. Membungkus rasaku pada tinta dan kegilaan yang perlahan datang.

Gila? Yeah ... kurasa, aku memasuki fase gila. Aku masih duduk di sampingnya, tapi begitu merindukannya.

Dea mengurungkan niatnya untuk menggambar wajah lelaki di sebelahnya. Dari goresan yang ditulis lelaki itu, Dea bisa tahu dia lelaki kesepian yang menanti kekasih. Dea tidak ingin memberi sedikitpun celah pada siapapun masuk ke dalam hidupnya, lagi.

Menarik napas begitu dalam, Dea merobek lembar yang telah digoreskan lelaki tersebut. Gambar wajahnya dan puisi tentangnya.

Perlahan ia letakkan buku di samping lelaki yang dipanggil Akbar oleh orangtuanya. Dengan gerakan yang sangat pelan agar Akbar tidak terbangun, Dea menggeser tubuhnya melewati Akbar dan keluar dari kursinya.

Dea mencari kursi yang kosong di gerbong lain. Membalik jaketnya yang bisa dipakai dua sisi, lalu menutup kepala dan wajahnya dengan hodie.

Beberapa stasiun telah terlewati.

"Selamat sore pak! Mohon waktunya sebentar untuk pengecekan!" suara tegas dan keras dari petugas keamanan KAI.

Akbar kesulitan membuka matanya yang terasa berat. "Owh, baik. Nama Lettu Akbar kesatuan XXX ijin melapor ... "

Suara tegas Akbar di depan kamera saat melakukan video call dengan komandan kesatuannya dan disaksikan para petugas keamanan KAI.

Para petugas keamanan berlalu setelah tugas lapor Akbar selesai.

Setelah itu, Akbar baru menyadari kursi di sebelahnya telah kosong. Wajahnya terlihat panik. Kepalanya menengok ke kiri dan kanan.

"Mas, lihat perempuan yang duduk di sebelah saya?" tanya Akbar.

"Owh kakanya sudah turun di stasiun Cirebon, Pak." jawabnya.

"Ci-cirebon? Ngapain... Bukankah dia beli tiket Semarang!" gumam Akbar.

"Bodoh... Bodoh! Kenapa aku ketiduran sih!" sesalnya.

Sangat kebetulan, kereta berhenti di stasiun kecil sebelum stasiun terakhir di Semarang Tawang. Dea turun dengan cepat agar tidak terlihat oleh Akbar. Pelariannya dari Akbar selamat sampai di stasiun itu, meskipun ia masih harus menyambung dengan bus yang membawanya ke Surakarta.

...***...

Devano Anggoro

"Zie, papa pulang."

Devan membuka pintu kamar putrinya. Berjalan perlahan lalu mengecup pipi mulus Zie. Ada yang berbeda dengan wajah anaknya, terlihat pucat dan giginya gemerutuk.

"Zie... " Devan mengambil termometer, suhu tubuh Zie 39,8⁰.

Dengan cepat Devan mengangkat tubuh putrinya dan membawanya ke rumah sakit anak. Di IGD, Zie di periksa secara intensif. Mendapatkan infus, cek darah dan cairan. Setelah mendapatkan hasil, Zie dinyatakan terjangkit DBD. Tidak berapa lama, Zie dipindahkan ke ruang rawat intensif. Trombositnya semakin menurun. Kemungkinan buruk bisa saja terjadi.

Penyesalan Devan bagaikan batu yang menekan dadanya.

Ia duduk termenung di sofa ruang rawat. Sikunya bertumpu pada kedua pahanya lalu menutup wajah dengan telapak tangan. Hampir saja putrinya mengalami kejang atau kejadian yang tidak diinginkan. Bagaiman jika malam itu ia tidak pulang, ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Pikirannya melayang pada Dea dan kenangan malam itu. 'Apa Tuhan menghukumku?' gumam Devan.

Suara high heel menghantam lantai rumah sakit dengan gaduh. Pintu ruang rawat inap dibuka dengan kasar.

"Devan! Zie kenapa? Kamu kemana aja selama aku di Jakarta!" teriak Kasandra dengan suara meninggi.

Suasana yang hening dan tenang seketika pecah dengan kemarahan Kasandra.

Marah?

Mengapa hanya dia yang marah? Kasandra memang selalu begitu, dia akan melemparkan kesalahan pada orang lain. Devan menatapnya dengan jengah, melemparkan pandangan ke arah lain. Lalu berdiri menyeimbangi posisi Kasandra.

"Kamu seorang ibu, harusnya aku yang bertanya padamu. Kamu dimana saat anak sakit? Aku sudah tanya sekertaris dan juga papa kamu, dua hari kamu tidak datang ke kantor!" cecar Devan dengan suara rendah namun penuh penekanan.

"Aku sudah ijin kan sama kamu, aku ada arisan di Kepulauan seribu. Seharusnya kalau aku pergi, kamu di rumah Van!" tuntut Kasandra suaranya lebih meninggi.

"Aku ini kepala rumah tangga, sudah sewajarnya aku banyak urusan di luar. Berapa kali aku bilang, aku tidak membatasi kamu berkarier, tapi pulang ke rumah setiap hari. Itu tugas kamu sebagai istri juga sebagai ibu. Jangan biarkan Zie sendirian terus di rumah."

"Papa... Mama jangan berantem. Kepala Zie sakit," rintih Zie dengan suara lirih.

Kedua manusia keras kepala itu menghentikan aksi saling tudingnya. Kasandra segera mendekati kasur pasien.

"Maafin mama ya sayang, Tante Clara ulang tahun sekaligus peresmian resort nya di sana. Mama tidak mungkin tidak datang. Seharusnya papa kamu yang menjagamu di saat mama tidak ada," ucap Kasandra dengan wajah memelas sekaligus menyindir Devan.

Devan mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian ia pergi meninggalkan ruangan dengan perasaan yang campur aduk.

Satu Minggu berlalu,

Zie sudah diperbolehkan pulang. Devan mulai beraktivitas seperti biasanya. Banyak pekerjaan yang tertunda selama menjaga Zie di rumah sakit. Selama itu pula Kasandra ada di sisinya, bekerjasama menjaga Zie di rumah sakit. Sikap Kasandra berubah lebih perhatian setelah mendapatkan ceramah panjang lebar dari papanya.

Devan mensyukuri perubahan itu. Namun, di hatinya tetap ada celah yang telah lama terbuka lebar, Kesepian dan kehampaan.

Satu ruangan bersama Kasandra tapi Devan merasa ada di ruang sunyi yang tidak bisa dimasuki Kasandra. Perubahan Kasandra tidak mampu merekatkan kembali celah itu, tidak bisa ditambal dengan kemesraan dan kepatuhan Kasandra padanya.

Ada sosok yang sudah mengisi celah sunyi itu, meski sosok itu hanya diam dalam bentuk bayangan. Tapi mampu membuat Devan betah terdiam lama dalam kenangan, dalam kesunyian. Ada gelisah yang tidak bisa ditenangkan dengan pelukan dan kata-kata manis Kasandra.

Devan menatap kaca besar di kantornya, menatap langit yang mulai mengumpulkan awan kelabu. Dadanya gemuruh saat hatinya menyebut satu nama.

Dealova.

Dadanya penuh oleh penyesalan, kerinduan dan janji-janji yang tidak mampu ia tepati pada Dea.

"Apa keputusanku menjauhi mu sudah benar? Tapi mengapa hati ini sakit sekali."

1
🌞Oma Yeni💝💞
yoiii,,, yang pengalaman bisa menilai /Facepalm/
Aksara_Dee: mari kita mumet bersama ka... bingung milih cinta apa rasa aman
🌞Oma Yeni💝💞: klu secara logika, pasti nyuruh sama yg masih single. Kembali sama si pecinta, kadang ada yg maksain cintanya berujung derita. ada juga yang rela melepas tapi belum tentu bahagia juga sih /Facepalm/
total 3 replies
🌞Oma Yeni💝💞
malang sekali nasibmu dea
🌞Oma Yeni💝💞: berlian yang tersembunyi /Scowl/
Aksara_Dee: tuhan sedang mencetak berlian
total 4 replies
🌞Oma Yeni💝💞
yang salah siapa, yg kena getahnya siapa /Sleep/
Aksara_Dee: yu. betul ka
🌞Oma Yeni💝💞: udah biasa di dunia ini. yg kuat menekan yg lemah
total 3 replies
🌞Oma Yeni💝💞
sungguh tak bisa dibayangkan suasananya, panas, sedih, kacau, aku ahhh ... klu aku jadi Dea, aku bersikap diam mematung tanpa bicara seolah tak tahu apa yg terjadi. kemudian menangis di sudut sepi /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Aksara_Dee: bukan hanya jitak, tapi injek jempol kakinya
🌞Oma Yeni💝💞: wkwkkwkk,, lain kali kalau ada yg kyk Devan godain aku, aku panggil kamu aja deh minta tolong jitakin /Facepalm/
total 3 replies
Aksara_Dee
kenyataan yang menampol dengan telak
🌞Oma Yeni💝💞
ugh,, nggak kebayang sakitnya Dea /Scowl/
Aksara_Dee: dikecewainb
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
kenyataan tak seindah impian mu Dea ,,, itu adalah nyata adanya/Sleep/
🌞Oma Yeni💝💞
kyk lagu dangdut nih, kau masih gadis atau sudah jandaaaa🎶🎶🎶
🌞Oma Yeni💝💞: wkwkwkkwkk jadi nyanyi dah /Joyful/
Aksara_Dee: ayo katakan jangan malu-malu 🎶hobaah
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
untung ada petugas ronda, klo enggak bisa kebablasan /Facepalm/
Aksara_Dee: bisa jadi karena sama² cinta
total 1 replies
R 💤
🌹🌹 tankgkap Thor, tiati kena durinya ya hehehe
R 💤: baiklah 😉
Aksara_Dee: hap! mawarnya aku taruh vas bunga ka
total 2 replies
R 💤
Aduhh, De...jangan menjadikan itu sbg patokan
Aksara_Dee: jangan tertipu yaa... Dea masih hijau sih dlm hub laki dan perempuan
total 1 replies
R 💤
yalah yalah, yang lain ngontrak di dunia hhh
Aksara_Dee: yg lain cuma kebagian mesemnya aja ka
total 1 replies
R 💤
Hahahah, iya loh... Umur mereka selisih berapa sih Thor,,
R 💤: lumayan, tapi yg matang lebih menggoda sih /Chuckle/
Aksara_Dee: tiga belas tahun
total 2 replies
R 💤
Hayoooo Devan.....
R 💤
Dan Dea, menemukan sosok itu di kamu Dev...
Aksara_Dee: sosok dewasa sprti papanya
total 1 replies
R 💤
aku belum pernah naik /Sob/
R 💤: /Facepalm/ dulu cuma dibawah aja, soalnya waktu itu musim liburan dan antrean penuh,, lain kali lah jika Allah mengizinkan weheheh Aaminn
Aksara_Dee: cobain lah ka... sebelum emasnya dijual buat bayar hutang negara
total 2 replies
Elisabeth Ratna Susanti
aku juga sering mengalami de ja vu
Aksara_Dee: seakan hidup berputar di kenangan ya ka
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sesuai dugaan, devano adalah lelaki yang sangat menghargai wanita, tetapi Kasandra yang tak tau diri.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: buahnya hanya penyesalan tak bertepi
Aksara_Dee: telat menyadari, disaat Devano udah pindah ke lain hati
total 2 replies
🌞Oma Yeni💝💞
saat hati terluka,, lanjutkan makan habiskan mienya sampai tuntas tak bersisa /Facepalm/
Aksara_Dee: ehiya bener kaa... yg paling kesel gak ke kirim. perasaan udah komen banyak tapi gak ada
🌞Oma Yeni💝💞: paling males aku tuh, lagi asyik balas komen, ada tulisan muncul, komen anda terlalu cepat BLA BLA BLA BLA
total 3 replies
🌞Oma Yeni💝💞
wadduhh, kamu kurang hati hati nih devan
Aksara_Dee: playboy amatir 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!