Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Sonia
Dion langsung oleng ketika merasakan rasa sakit yang tiba-tiba menerpa kepalanya itu, reflek pria itu langsung memegang kepalanya dan ternyata cairan merah itu sudah menempel di tangannya sehingga membuatnya langsung menoleh ke arah seseorang yang membuat kepalanya menjadi seperti ini.
"Kau! Kurang ajar sekali!" bentak Dion seperti orang kesetanan.
"Biar saja kau merasakan sakit apa yang ku rasakan, ketika semua sudah siap keluarga dan penghulu sudah ada tapi? Kenapa kau malah mengurungkan pernikahan ini sepihak, ini tidak seberapa dengan rasa sakit dan malu yang aku rasakan!" cetus Anya.
"Aku mengakhiri semua ini karena kelicikanmu Anya, dan beruntung anakku segera membongkar kedokmu yang penuh dengan kecurangan," ucap Dion.
"Bukannya kita sudah sama-sama brengsek, jadi jangan menyalahkan kesalahan ini semua terhadapku, sebagai seorang wanita mana ada yang mau di pakai terus menerus tanpa di nikahi, asal kau tahu senjatamu bangkit karena aku, semoga saja setelah pembatalan pernikahan ini, burungmu itu akan kembali impoten seperti dulu," cibir Anya merasa hanya dia yang mampu menaklukkan Dion.
"Kau jangan mimpi bukannya tadi kau melihat video aku dan istriku, itu berarti aku susah sembuh tanpa bersentuhan lagi denganmu, dan aku harap kau tahu batasanmu karena selama ini aku sudah menuruti apa yang kamu minta, jadi kita impas," seringai Dion lalu mulai meninggalkan tempat.
Saat ini Anya benar-benar menikmati rasa malu untuk yang kedua kalinya, sebagai seorang perempuan muda dia merasa di rugikan oleh seorang pria beristri itu.
Niat hati ingin membuat istri pertama kalah, malah dia sendiri yang terjebak ke dalam permainannya.
"Ma, Pa, Anya tidak terima dipermalukan seperti ini, pokonya bagaimanapun caranya Anya harus menikah dengan Pak Dion," adu putrinya itu dengan deraian air mata.
Sebagai orang tua Sabri dan Ina merasa kesal dengan sikap Dion yang sudah merusak anak gadisnya, akan tetapi pria dewasa itu dengan mudahnya meninggalkan putrinya begitu saja.
"Kamu tenang dulu Nak, suatu hari nanti Papa akan mendatangi kantor Dion bagaimanapun caranya Dion harus menikahimu," ucap Sabri sambil menepuk pundak anaknya.
"Mas Sabri, sebagai orang tua siapa yang tidak ingin melihat anak kita bahagia, seharusnya di dalam kejadian Anya ini kita jadikan sebagai pelajaran besar agar tidak mudah terjerat kedalam hubungan pria beristri, karena di situ ada doa perempuan yang tersakiti, apalagi di sini Anya sendiri yang berbuat jahat kepada istri dari Pak Dion, jadi aku harap sebagai seorang ayah seharusnya kau harus tegas dengan anak perempuanmu," tegur Dini, saudara dari Sabri.
"Kau tahu apa tentang anakku bisanya menilai anakku dari omongan sepihak yang mencoba menghancurkan nama baik anakku, aku tahu apa yang baik untuk anakku," balas Sabri yang merasa tidak terima anaknya di sebut sebagai orang ketiga dalam hubungan pria yang susah beristri.
"Ya sudah kalau tidak mau di bilangin aku hanya mengingatkan saja sebagai saudara," jelas Dini.
Suasana rumah Anya begitu kacau bahkan gadis itu langsung berlari masuk ke dalam kamarnya tanpa peduli dengan keluarga yang hadir di rumahnya itu.
*******
Sedangkan saat ini Dion langsung mendatangi rumah Sonia, entah kenapa pria itu merasa bersalah karena sudah mengusir istrinya tiga bulan yang lalu tanpa memberinya kesempatan.
Memang penyesalan selalu datang belakangan, berapa orang terdekatnya seperti anak dan ibunya sendiri bahkan sudah mengingatkan tapi? Pada dasarnya Dion sendiri yang keras kepala tidak mau menerima masukan dari orang lain, bayangkan saja dua puluh tahun dia menjalani hidup dengan Sonia, itupun belum masa pacaran mereka yang cukup lama, akan tetapi semuanya hancur sekejap karena datangnya orang baru.
"Aji, sedikit cepat, aku benar-benar ingin menemui Sonia secepatnya," pinta Dion yang diangguki oleh asistennya itu.
Mobil pun langsung melaju dengan kecepatan yang begitu tinggi, hingga tidak lama kemudian mobil pun mulai berhenti di depan rumah Sonia, saat ini Dion harus benar-benar siap untuk menghadapi Ayah mertuanya yang memang waktu itu sudah menangkap basah dirinya yang sedang berbuat senonoh dengan sekretarisnya.
"Ting tong!" denting bel berbunyi membuat pemilik rumah langsung membukakan pintu.
Kebetulan yang sedang membuka pintu adalah Sonia sendiri, dan tubuh Sonia mendadak kaku ketika melihat pria yang berdiri dihadapannya itu, mata Sonia mulai menatap suaminya itu dengan tatapan nanar, terlihat jelas rasa kecewa yang memang sudah diperbuat oleh suaminya selama 3 tahun belakangan ini.
"Sonia, boleh aku masuk," ucap Dion.
"Tidak usah kalau mau bicara, bicarakan saja di sini," sahut istrinya itu datar.
"Son, tolong maafkan aku, yang sudah mengusir mu begitu saja dari rumah," ujar Dion.
"Maaf mu sudah basi Mas, dan aku sudah mulai tenang hidup tanpa bayangan kelabu yang memang sulit untuk aku gapai," ucap Sonia.
"Son, kali ini aku benar-benar meminta maaf, kau ingin aku seperti Dion yang dulu lagi, atau kau ingin aku mengakhiri hubunganku dengan Anya semua akan aku lakukan asal kau mau kembali lagi ke rumahku, bersama dengan calon buah hati kita," ujar Dion.
Sonia benar-benar bingung dengan ucapan Dion yang menyebut calon bush hati bukannya dia sendiri yang bilang kalau anak ini merupakan anak hasil selingkuhan.
"Calon buah hati kita, bukannya anak ini kau menuduh aku berselingkuh, tapi kenapa tiba-tiba kau mengakui ini anakmu," ungkap Sonia.
"Aku sudah mempunyai bukti kuat kalau anak yang sedang kau kandung merupakan anakku," sahut Dion.
"Oh jadi karena sudah ada buktinya kau baru mau mengakui, kemarin-kemarin kau kemana aja?" pungkas Sonia.
Sonia hanya menatap wajah Dion yang begitu ketakutan akan kehilangan sosok anak yang saat ini ada di dalam kandungannya itu, akan tetapi hati Sonia sudah tertutup untuk pria yang sudah menemaninya selama Dua puluh tahun itu.
Bahkan sangking sakit hatinya Sonia berniat untuk mengerjai pria yang sudah menyakiti hatinya itu dengan terang-terangan.
"Kau, tidak usah risau begitu, tenang saja aku pasti akan kembali kepadamu," ujar Sonia yang membuat Dion merasa bahagia dan hendak memeluk tubuh istrinya.
"Son, makasih banyak kau sudah memaafkan aku," sahut Dion yang hendak memeluk Sonia akan tetapi pelukannya itu di tepis begitu saja oleh Sonia.
"Iya tapi kembalinya aku ke rumahmu itu hanya untuk mengambil sisa bajuku kemarin yang masih belum aku ambil," cetus Sonia yang membuat Dion melotot begitu saja.
"Son, ini bukan candaan, aku serius ingin memperbaiki dan memulainya dari awal lagi, ayolah Son, kita berumah tangga sudah lama, kalaupun kau ingin pisah ini sudah tidak memungkinkan lagi dengan usia kita yang sudah tidak muda lagi," pinta Dion.
Sejenak Sonia mulai terdiam, dia tidak pernah menyangka kalau Dion agar berubah pikiran seperti ini, dan hal itu benar-benar membuat Sonia muak dengan sandiwara dari pria dihadapannya itu.
"Pulanglah, keputusanku sudah bulat untuk berpisah denganmu, dan masalah anak yang ku kandung ini, aku tidak akan mengijinkan kau mengakuinya karena pada saat pertama janin ini tumbuh kau sudah tidak mengakuinya," ujar Sonia dengan tenang.
"Son, jangan keras kepala anak itu butuh aku sebagai ayah dan dia juga membutuhkan materi yang setara untuk menjamin kehidupannya," ucap Dion.
"Tidak, keputusanku sudah bulat, aku tidak bisa hidup dengan pria yang sudah merendahkan harga diriku serendah-rendahnya dihadapan wanita lain," pungkas Sonia lalu mulai masuk ke dalam rumahnya tanpa mempedulikan Dion yang masih memanggil-manggil nama dirinya.
Bersambung ....
Malam semoga suka ya!
semangat thor...