Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
"Yasudah..Nanti Mama akan bilang sama kakek mu,Mama akan menyuruh pelayan untuk membawakan makanan kemari, setelah makan kamu langsung minum obat" ucap mama sebelum pergi dari kamar ku.
Dan aku hanya menganggukan kepala ku saja, menuruti pengaturan Mama.
Keesokan harinya setelah pesta kakek selesai, aku berpamitan untuk pulang ke rumah, badan ku rasa nya sudah tak karuan, belum lagi sakit kepala yang bersarang di tempurung otak ku.
Akhir nya..sampai juga di rumah dengan diantar oleh sopir kakek.
Setelah sopir kembali, aku berjalan dengan tergopoh-gopoh, ingin segera sampai ke kamarku.
Tiba-tiba saja kaki ku limbung dan akhir nya terjatuh ke lantai, kaki kecil ku ini sudah tidak sanggup lagi menopang berat badan ku.
Pandangan ku seketika meredup gelap dan aku kehilangan kesadaran ku lagi.
Beberapa jam berlalu, dan aku sadar dari pingsan ku.
Saat terbangun, dokter sedang memeriksa pernafasan ku.
"Nyonya ..apakah anda baik-baik saja?" tanya Dokter
"Sakit kepala hebat dok" sahut ku berterus terang pada dokter, sembari mataku berkeliling memandangi para pelayan yang berdiri di dalam kamar ku.
"Ada apa ini? Kok ramai sekali?" tanyaku dengan bingung ,karena hampir semua pelayan berada di kamar ku.
"Maaf nyonya, kamu semua berada disini karena mengkhawatir kan keadaan anda, tadi saat pulang anda langsung kehilangan kesadaran, dan kami semua yang membawa anda ke dalam kamar, maaf kalau kami lancang" Ungkap pelayan sembari menundukan kepala nya.
"Bukan itu maksud ku, aku merasa heran saja saat terbangun tiba-tiba banyak orang di kamar ku hehe...Semua nya..aku ucapkan banyak terimakasih atas kebaikan kalian" ungkapku berterima kasih.
"Dokter sebenar nya aku sakit apa? Kok kepala ku sering sekali terasa sakit yang amat hebat" tanya ku pada Dokter
"Sayang...Kamu kenapa?" Teriak Felix yang langsung berlari ke arah ku, dan langsung memeluk ku, aku hanya diam terpaku, terasa bagai mimpi melihat keberadaan nya di kamarku, padahal baru saja aku berbicara dengan dokter tiba-tiba ia datang.
"Ka..kamu, kamu kok pulang hari ini?" tanyaku dengan terbata-bata
"Nanti aku jelaskan" sahut nya singkat
"Dok..bagaimana keadaan istriku!!" tanya Felix pada Dokter
"Nyonya sering merasa sakit kepala, sebelum nya sewaktu Nyonya di rawat selama satu Minggu di rumah sakit, kami sudah memeriksa penyakit nyonya, Hanya mengalami pendarahan lambung karena terlalu sering mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang cukup besar, untuk sakit kepala nya kami belum memeriksa nya Tuan, dan harus di periksa kembali ke rumah sakit untuk CT scan" terang dokter menjelaskan.
Setelah Felix selesai berbicara dengan dokter, ia menghampiriku, perlahan ia membelai rambut ku dan berkata
"Mengapa kamu menyembunyikan semua ini dariku?" tanya Felix padaku dengan nada yang lembut
"Aku..aku..hanya tidak ingin mengganggu pekerjaan mu" sahut ku dengan gugup.
Tak lama setelah aku menyelesaikan perkataan ku, tiba-tiba saja Felix mengecup kening ku.
"Maaf kan aku..." ucap nya setelah selesai mengecup keningku
"Kenapa minta maaf?" sahut ku dengan polos
"Maaf aku tidakk tahu kalau kamu sakit, aku tidak perhatian terhadap mu" ungkap Felix sembari tertunduk lesu.
"Aku gak apa-apa, kamu tenang saja" ucapku menenangkan nya.
"Pelayan...tolong bereskan kamar ku, malam ini nyonya akan tidur dikamar ku" Felix memerintahkan pelayan nya untuk membenahkan kamar nya di lantai atas.
"Tidak..tidak perlu, aku disini saja" sahut ku sembari menarik selimut menutupi separuh wajahku karena takut.
"Tidak perlu takut, aku tidak akan memakan mu..hanya akan merawat mu, siapa tahu malam hari kamu membutuhkan ku, aku ada di samping mu" terang Felix menjelaskan
"Sungguh..tidak usah, aku disini saja!" teriak ku yang semakin ketakutan.
"Cepat bereskan semua barang dan pakaian nya ke dalam kamar ku" ungkap Felix.
Kali ini sikap nya membuat ku bingung, bagaimana tidak awal kedatangan ku dia menyuruhku untuk tidur di kamar terpisah, lebih tepat nya aku di tempat kan di kamar tamu, sekarang ia sendiri yang memintaku untuk tidur bersama di dalam kamar nya.
Tapi yasudah lah sementara aku sakit, aku hanya menuruti keinginan nya.
"Lihat saja kalau aku sudah sembuh" gumamku dalam hati.
Malam ini, kami akan tidur bersama diatas tempat tidur yang sama.
"Minumlah obat nya, besok kita akan pergi ke rumah sakit melakukan CT scan" perintah Felix agar aku meminum obat nya segera.
"Baiklah..." sahut ku sembari mengambil obat yang ia berikan dan aku langsung meminum nya.
Setelah meminum obat, Felix membetulkan selimut yang ku pakai, setelah nya ia membaringkan tubuh nya di sampingku.
Kali ini dalam keadaan sadar, kami akhir nya kembali tidur bersama satu ranjang.
Dua kali tidur sebelum menikah, aku selalu dalam keadaan tidak sadarkan diri karena mabuk.
Jantung ku berdebar dengan kencang, entah efek dari obat atau kah karena Felix yang berbaring di samping ku.
"Kamu kenapa gelisah sekali?" tanya Felix yang melihat ku gelisah
"Aku...aku.." sahut ku sembari meremas selimut
"Kamu kedinginan? Atau tidak enak badan lagi?" tanya Felix yang terlihat menghawatirkan ku lagi, sembari memiringkan tubuh nya ke arah ku.
"Mu..mungkin efek dari obat, aku jadi gelisah" sahut ku dengan terbata-bata.
"Kemarilah...biar aku peluk" Felix menarik tubuhku yang membelakangi nya, menarik ku ke dalam dekapan nya, tarikan nya membuat ku mencium dada nya yang hangat.
Tercium bau harum yang membuat ku kecanduan dan merasa nyaman.
Tanpa penuh drama, setelah di peluk oleh Felix, aku dapat tertidur dengan pulas semalaman.
Saat terbangun keesokan pagi nya, posisi badan ku sedang memeluk erat Felix yang masih tertidur.
Kupandangi wajah nya yang tampan, ku tatap dalam-dalam sembari menahan air liur ku yang hampir saja membanjiri mulutku.
"Apakah kamu sudah puas menatap nya?" tanya Felix tiba-tiba saja ,sontak ia membuat ku kaget dan reflek melepaskan diri dari dekapan nya.
"Tidur lagi sebentar ya..semalam aku tidak tidur dengan cukup, kamu mengigau terus karena Demam tinggi" ungkap Felix dengan mata yang masih tertutup
"Ah masa..? Aku merasa semalam baik-baik saja, aku merasa aku tidur pulas" gumamku dalam hati.
Mau tidak mau aku menuruti permintaan nya untuk tetap dalam dekapan pelukan nya, bagaimanapun dia sudah mengurus ku semalam an.
"Oia..kamu tidak bekerja hari ini?" tanyaku sembari memainkan telunjuk ku pada bulu-bulu halus yang tumbuh di daerah dada nya yang bidang.
"Aku mau libur saja hari ini, aku masih rindu padamu,ingin bersama mu" ungkap Felix yang ku anggap ia mengatakan nya tanpa sadar.
"Baiklah..." sahut ku
Lalu pagi itu kami melanjutkan tidur kami,hingga terbangun siang hari pukul dua belas siang.
"Selamat siang.." sapa Felix setelah aku membuka mata
"Oh..selamat siang, pukul berapa ini?" tanya ku sembari menggeliat kan badan
"Pukul dua belas siang, ayok bangun ..kita ada jadwal ke rumah sakit hari ini" ungkap nya
"Bukan kah jadwal praktek dokter nya tadi pagi?" ucapku tanda sadar
"Aku pemilik rumah sakit yang akan kita datangi, jadi dokter akan menunggu kedatangan ku" ungkap nya, sontak perkataan nya membuat ku membelalakkan mata, tak percaya jika suami hasil perjodohan ku ini memiliki sebuah rumah sakit.
"Sepertinya nanti saja, aku sudah merasa sehat" aku menolak nya untuk pergi ke rumah sakit.
"Tidak bisa, kesehatan mu yang utama..aku gak mau kamu sakit terus menerus" ungkap Felix sembari menghampiriku dan duduk di hadapan ku.
"Kamu malas keluar ya.." tanya nya sembari mengetuk hidungku dengan telunjuk nya.
Tanpa ku duga, ia memiringkan kepala nya dan bersiap akan mencium bibir ku.
refleks aku memalingkan kepalaku ke arah lain.
"Kenapa? Apa ku tidak pantas mencium mu?" tanya nya dengan sabar
"Ti...tidak..aku..aku belum siap" sahut ku dengan terbata-bata.
"Baiklah..aku akan menunggu mu hingga kamu siap" sahut nya sembari berdiri.