NovelToon NovelToon
Kemelut Lara

Kemelut Lara

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:681
Nilai: 5
Nama Author: _NM_

Kala gemerlut hati semakin menumpuk dan melarikan diri bukan pilihan yang tepat.

Itulah yang tengah Gia Answara hadapi. Berpikir melarikan diri adalah solusi, namun nyatanya tak akan pernah menjadi solusi terbaik untuknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _NM_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

XVIII

Menatap rumah kecil yang berada di tengah-tengah padatnya bangunan-bangunan sekitar, Keysha menghembuskan napas gusar.

Keysha takut akan keadaan saat ini. Tak apa jika yang ia hadapi adalah anak-anak suaminya dari wanita lain. Keysha akan bersikap seolah mereka adalah anak-anaknya. Tapi kini berbeda, sosok yang akan ia temui adalah wanita yang pernah menjadi bagian hidup suaminya, sosok yang pernah menemani hari-hari suaminya.

Tentu Keysha tak bisa bersikap biasa saja. Wanita mana yang biasa saja ketika bertemu dengan mantan kekasih suaminya yang dimana kisah sang suami dengan sang mantan belum sepenuhnya usai, bahkan terkesan dipaksakan berpisah. Tentu tak ada. Ketakutan demi ketakutan, tentu menyergap batinnya kini.

Keysha menatap sang suami, menatap ekspresi yang pria itu tunjukkan. Masih dengan menunggu pintu rumah itu terbuka, batinnya bergemuruh, cemburu.

" Yanda!! " Teriak seorang gadis yang nampak sangat mirip dengan Ara. Gadis itu berlari membukakan pintu gerbang dengan senyuman cerah, menatap Yandanya penuh akan kerinduan.

Keysha menatap gadis itu dalam-dalam. Benar-benar bagai pinang dibelah dua. Siapa yang tega menyakiti hati pemilik raga sehalus sutra itu? Rasanya miris kala mengingat segala hal yang menimpa gadis itu.

Jika Keysha dapat mengingat kisah yang telah diceritakan sang suami. Ini adalah pertemuan kedua dimana sepasang ayah dan anak itu mengetahui status mereka. Miris. Anak sebesar itu nyatanya baru mengetahui sosok yang harusnya menjadi pelindungnya selama ini.

Miris sekali kau, Shila.

Mata Shila bergulir menatap kesamping, ke arah wanita berhijab panjang sebelah sang ayahanda. Raut cerah pada wajah gadis itu seketika hilang digantikan dengan raut mendung. Seolah baru tersadar dari kebahagiaan fatamorgana, nyatanya keluarganya bukan hanya ayah, ibu, kakak, tetapi juga wanita ayahnya yang lain.

Terkekeh kecil, Shila menertawakan hidupnya yang tampak seperti sinetron-sinetron. Rasa tak nyaman seketika menguasai batinnya.

Kala Shila menangkap keberadaan sang Ibunda, Shila memilih mundur bersembunyi dibalik punggung sang bunda.

Gia menatap dua orang yang berada dihadapannya itu. Menatap kearah wanita yang bersama mantan suaminya itu. Batinnya sudah mengenali wanita itu, jadi Gia tak perlu kaget lagi. Tapi, ada harap yang Gia nantikan. Mencari-cari kesana kemarin berharap terdapat orang lain lagi selain dua orang yang menurut Gia sosok antagonis dalam kisahnya.

Jordan menatap mantan istrinya yang tengah celingak-celingukan itu, mengetahui apa yang wanita itu cari. Menghembuskan napas berat, mulai berbicara " Ara dan Kara belum bisa hadir. Ada beberapa hal yang gak bisa mereka tinggal. Insyaallah kalau udah semua urusannya, bakalan datang kesini kok. "

Gia menatap sosok pria yang berada dihadapannya dengan mulut tertutup rapat.

Lagi-lagi pria itu mengingkari ucapannya. Hanya untuk sekedar meminta bertemu dengan anak-anaknya sendiri, sosok tukang pemberi janji itu tak mampu. Baiklah, Gia bisa apa selain menerima? Terlalu mendung batinnya kini, jadi untuk apa mengutarakan kekesalan, jika berujung sia-sia.

Jika saat masih bersama saja pria itu tak mampu menepati janjinya, lalu bagaimana bisa meminta pria itu untuk menepati janjinya setelah pria itu bahkan telah menemukan tambatan barunya.

Gia tak berhak.

Mengembangkan senyum kecil, Gia menatap ke arah sepasang kekasih yang berada dihadapannya itu. Tanpa sadar menatap kearah tangan istri mantan suaminya itu yang tengah melingkarkan tangannya pada lengan pria itu. Romantis sekali. Gia harap kisah wanita itu tak semiris kisahnya.

" Silahkan masuk, silahkan masuk. " Ucap Gia menuntun kedua tamunya masuk kerumah.

Seusai tamu-tamunya menempati sofa yang berada diruang tengah, Gia menatap anak gadisnya penuh sayang. " Salim ke Yanda sama Tante cantik itu dulu. "

Bukannya Gia tak Sudi menyebut wanita itu mama, mami, atau apapun itu pada sang anak. Paling tidak dia masih bersikap ramah pada orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya dulu. Tolong ingatkan padanya, seterpuruk apa Gia dulu.

Shila mengangguk kecil, menuruti perintah ibunya. Seusai menyalimi kedua 'tamu' itu Shila hendak balik menghampiri bundanya. Tetapi belum juga anak gadis itu pergi, tangan kecilnya harus tertahan dengan sebuah genggaman tangan dari Tante cantik yang berada dihadapannya itu.

" Panggil mama aja. Ara dan Kara juga suka panggil Tante mama. Anggap aja Tante mama Shila sendiri. " Ucap wanita itu terdengar sehalus sutra.

Shila diam, tak menjawab.

Masih bingung dengan yang dimaksud Tante cantiknya itu. Ara dan Kara? Siapa mereka? Apakah ia mempunyai saudara tiri? Ah, mengingat itu Shila sudah pusing sendiri.

Sedangkan ditempatnya, Gia menatap tiga orang itu dengan lamat-lamat. Ah, keluarga kecil yang sempurna. Ayahnya cantik, ibunya cantik, anaknya juga cantik. Seandainya saja mereka keluarga asli tanpa keberadaan dirinya disini, mungkin keluarga itu akan tampak sangat sempurna.

Sayangnya disini Gia ditugaskan untuk berada diantara keluarga kecil itu, sebagai sosok wanita yang telah melahirkan gadis cantik itu. Terkadang Gia merasa sangat bersyukur kala mengingat ayah dari anak-anaknya adalah Jordan Utomo, jadi anak-anaknya dapat mengambil gen ayahnya, menjadi anak cewek cowok yang memiliki paras rupawan. Mungkin jika orang lain melihat Gia sebagai orang tua dari anak-anak itu, orang lain tidak akan percaya, mengingat paras Gia yang tak rupawan.

Ah, perbandingan yang sangat mencolok sekali. Dia, sosok mantan istri dari pria itu, tampak sangat buruk rupa dengan baju-baju nabraknya dan wajah kusam sehabis kerjanya itu. Berbeda dengan kekasih pria itu, tampan cantik anggun dengan pakaian mahalnya, ditambah wajah yang tampak bersinar karena selalu dirawat klinik-klinik mahal. Bahkan debu pun tak ada yang bisa mengatakan halo pada wanita itu. Sangking terlindunginya kulit wanita itu.

Sungguh perbedaan yang kontras. Pantas Jordan meninggalkan Gia dan memilih menghabiskan waktu seumur hidupnya dengan wanita itu, Keysha.

Mau marah atau cemburu pun Gia tak mungkin. Bukan karena merasa tak berhak tapi sadar diri akan realita pahit dihadapannya itu.

Ah, beruntung sekali wanita itu. Tumbuh indah didalam ruangan. Meski harus merasa perih akan terkurung dan pedihnya dibalik ruangan, nyatanya itu lebih baik tumbuh liar diluar dengan petir dan kelamnya hari. Paling tidak tumbuh didalam ruang masih terlindungi, daripada tumbuh diluar tak terlindungi sama sekali.

Kalau kalian bilang, masalah hidup itu tak bisa disamakan. Nyatanya semua orang akan selalu mendapatkan masalah dalam bentuk yang berbeda. Bukankah lebih baik menghadapi masalah dengan perasaan aman, daripada menghadapi masalah dengan perasaan was-was.

Sudah cukup ovtnya. Gia lebih memilih mengusap lengan anaknya, setelah anak itu beranjak pergi dari wanita itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Entahlah perasaan di akui tiba-tiba muncul dalam lubuk hati, seakan-akan merasa songong pada sesuatu yang tak pernah dipunya.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir yaa /Hey/
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Aku ngerasa masuk ke dalam cerita, coba cepetan lanjutin thor!
Dzakwan Dzakwan
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Harry
Ngebayangin jadi karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!