***
Indah tapi menyakitkan , pria yang dulu sangat mencintainya kini berubah menjadi pria yang kejam dan suka menyiksanya.
Moana tidak mengetahui apa penyebab nya kenapa Shaka suaminya sangat membencinya, padahal sebelum mereka menikah Shaka sangat lembut kepadanya.
" aku capek Shaka, lepaskan aku, biarkan aku pergi " mohon Moana kepada Shaka dengan mata berkaca kaca baru saja pria itu menampar pipi nya dengan sangat keras
" jangan bermimpi, dan ini baru permulaan Moana Ranayma kita belum masuk ke intinya " ucap Shaka menatap tajam kearah Moana tanpa expresi lalu melangkah pergi dari sana.
....
Yang penasaran dengan ceritanya yukk mampir di Novel nya Author guysss, jangan lupa Like comen dan Vote dukungan dari kalian sangat berarti untuk Author 🤗
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.
.
.
" Mommy Amola lapal " Amora mengelus perutnya yang sudah berbunyi itu sambil duduk di tepi tempat tidur
" Maula juga " lanjut Maura yang juga ikut mengelus perut nya
Moana yang sedang memasukkan pakaian ke dalam lemari menghentikan pekerjaan nya lalu melihat ke arah kedua putri nya sambil tersenyum.
" kalian tunggu disini ya Mommy akan membelikan makana untuk kalian dulu " ucap Moana lembut
" aku ikut mommy " ucap Amora yang juga di angguki oleh Maura
Moana berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan kedua putri nya
" kalian di rumah aja ya sayang, soalnya Maura tidak boleh terlalu lelah, jadi Amora di rumah jagain adek nya ya " bujuk Moana kepada kedua putri nya
" yucuda kami gak ikut, tapi Mommy jangan lama lama ya " ucap Amora seraya melipat kedua tangannya di depan dada
" iya Mommy gak akan lama, ingat ya kalian gak boleh keluar rumah sebelum Mommy pulang dan jika ada yang mengetuk pintu jangan di bukakan ya sayang " jelas Moana memberikan peringatan kepada kedua putri nya
" Ciap Mommy " ucap keduanya kompak
" kalo begitu Mommy pergi sebentar ya " ucap Moana tersenyum seraya berdiri lalu melangkah keluar dari kamar
Moana berjalan menyusuri gang sempit di siang hari dia harus membelikan makanan untuk kedua putri nya yang sedang lapar, karena dia belum menyediakan stok makanan di rumah kontrakan barunya karena belum sempat. matahari yang sangat cerah di siang ini membakar kulit putihnya, keringat di dahinya bercucuran tetapi tidak membuat wanita cantik mengeluh apapun yang dia lakukan untuk kedua putri nya.
.
.
.
Shaka melangkah masuk ke dalam mobil mewah nya dan setelah masuk dan duduk dengan nyaman Roy langsung menutup pintu penumpang lalu segera melangkah ke arah depan dan duduk di kursi kemudi.
" setelah ini kita pergi kemana tuan " tanya Roy yang sudah menjalankan mobil
" kantor " jawab singkat Shaka tanpa melihat kearah Roy tatapannya fokus kearah layar ponsel milik nya
Roy melirik sekilas sang bos lalu kembali berkata " apa tuan tidak capek, dari kemarin tuan gak pernah istirahat " jelas Roy yang khawatir soal kesehatan bos nya itu, termasuk dirinya juga karena jika Shaka tidak pulang ke Mansion nya untuk istirahat maka dia pun juga begitu.
" gak perlu " Shaka hanya menjawab nya dengan singkat saja
Roy yang mendengar itu menghela nafasnya dengan berat, ini lah resiko menjadi asisten dari tuan Shaka Arnold
" apa kamu sudah mendapatkan info dari anak bua mu " tanya Shaka dan tatapannya masih fokus ke layar ponsel nya
" belum tuan " jawab Roy singkat
Brak
Shaka menendang kursi kemudi dari belakan hingga membuat Roy yang fokus menyetir itu terdorong kedepan seketika mobil mereka oleng
" hentikan mobil nya " ucap Shaka dengan tatapan datarnya, Roy langsung menepikan mobil mewah berwarna hitam milik bosnya itu lalu menghentikan mobil di pinggir jalan raya
" anak bua mu itu sangat tidak berguna, ini sudah empat tahun lama nya tetapi kenapa mereka sangat susah mendapatkan satu orang wanita saja,... sangat tidak becus " omel Shaka, sedangkan Roy hanya bisa diam mendengar nya
" perintahkan kepada anak bua mu itu untuk segera menemukannya " lanjut nya lagi
" baik tuan " hanya kata kata itu lah yang bisa di ucapkan oleh Roy
" jalan " perintah Shaka dan kembali fokus ke layar ponsel nya
tetapi Roy tidak kunjung menjalankan mobil, melainkan peria itu melihat kearah seberang jalan raya dan sekali kali menggelengkan kepalanya, Shaka yang melihat asistennya itu tidak menjalankan perintah nya kembali menendang kursi nya dari arah belakan, hingga membuat Roy kembali kaget.
" aku bilang jalan " ucap Shaka tegas
" eehh... eehhh... iya tuan " gugup Roy lalu segera menjalankan mobil
peria itu tidak fokus dan selalu menggelengkan kepalanya tidak percaya apa yang dia lihat nya barusan di seberang jalan raya.
" mungkin aku salah lihat " gumam Roy tetapi masih bisa di dengar oleh Shaka
" apa kamu mengatakan sesuatu " tanya Shaka
Roy melirik sekilas bos nya itu lalu kembali berkata " tidak tuan " jawab Roy
" pasti aku salah lihat, mungkin wanita itu bukan Nyonya Moana, dan jika nyonya Moana berada di kota ini kenapa anak bua yang kuperintah kan tidak menemukan keberadaan nya " ucap Roy dalam hati lalu kembali menggelengkan kepalanya
ini sudah empat tahun lamanya dan selama empat tahun itu sudah puluhan anak bua yang Shaka sewa untuk mencari keberadaan Moana sang istri yang dulu selalu dia siksa secara fisik dan mental.
tetapi kenapa di siang hari ini Roy melihat wanita yang sangat mirip dengan istri dari bos nya, meski pun penampilan wanita itu biasa saja tetapi wajah nya sangat mirip dengan istri sang bos.
entahlah Roy tak ingin memikirkannya mungkin yang dia lihat tadi hanya kebetulan mirip saja, tidak mungkin Moana berada di kota ini dan anak bua nya tidak menemukannya.
.
.
.
" Mommy pulang " ucap Moana sambil membuka pintu rumah kontrakan baru nya dan di tangannya terdapat kantong kresek yang berisi makanan
Amora dan Maura yang mendegar suara sang Mommy langsung berlari keluar dari kamar dan menghampiri Mommy nya.
" acik..... ayo kita makan Mommy Amola udah gak tahan lagi " ucap Amora dengan mata nya yang berbinar
Moana tersenyum " iya ayo sayang " Moana kembali menutup pintu lalu melangkah masuk kedalam dapur , rumah kontrakan nya saat ini tidak memiliki meja makan jadi Moana mengajak kedua putri kembarnya duduk di lantai
" gak apa apa ya kita duduk melantai saja " ucap Moana kepada kedua putri nya
Amora dan Maura langsung menganggukan kepalanya tidak masalah dengan hal itu yang penting mereka selalu bersama sang Mommy.
Moana mengambil tiga piring dan sendok lalu meletakkan nya di hadapan kedua putri nya, Moana perlahan membuka nasi bungkus yang di beli nya tadi untuk kedua putri nya.
" ayo kita makan Mommy " ucap Maura bersemangat melihat lauk yang di belikan oleh mommy nya adalah ayam goreng kesukaannya
Moana menganggukan kepalanya dan ikut makan bersama dengan kedua putri nya.
di lihatnya kedua putri nya makan dengan sangat lahap membuat senyum cantik di bibir Moana terukir. tak di sadari setetes air mata nya keluar
" tak seharusnya kalian berada di tempat seperti ini nak dan tak seharusnya juga kalian harus makan makanan yang di beli di pinggir jalan, andaikan kalian tau jika Daddy kalian seorang pengusaha yang sukses mungkin kalian menikmati masa kecil kalian dengan hidup enak tidak seperti sekarang ini, .... tapi ini semua sudah menjadi jalan takdir kita nak , maafkan mommy... mommy hanya tidak ingin kalian merasakan apa yang pernah di rasakan oleh Mommy, ... " ucap Moana dalam hati
Amora yang sejak tadi fokus dengan makanannya memperhatikan sang Mommy lalu berkata " kenapa Mommy menangic " tanya Amora dengan mata bulatnya menatap kearah sang Mommy
" eehhh... " Moana buru buru menghapus air matanya
" Mommy hanya kepedesan sayang , soalnya mommy makan sambel " jelas Moana
Maura yang juga ikut memperhatikan mommy nya itu menganggukan kepalanya percaya saja, dan kembali memakan makanannya, tetapi berbeda dengan Amora gadis kecil yang sangat cerdas itu terus memperhatikan sang Mommy, Moana yang sadar jika putri sulung nya memperhatikan nya itu langsung mengalihkan pandangannya yang tadi fokus dengan makanannya beralih melihat kearah Amora.
" kenapa sayang, apa Amora butuh sesuatu " tanya Moana
Amora menggelengkan kepalanya " apa ada macala Mommy " bukannya menjawab pertanyaan sang Mommy, Amora bertanya balik kepada Mommy nya itu
" tidak ada sayang, ayo Amora habiskan makanannya ya " Moana tersenyum supaya putri nya itu tidak curiga kepadanya jika saat ini dia sedang berfikir keras.
akhirnya Amora kembali memakan makanannya tetapi hati gadis kecil itu rasanya tidak tenang , semenjak mereka berada di jakarta Mommy nya itu lebih sering bengong dan setelahnya menangis . meskipun sang Mommy selalu mengatakan alasannya tetapi Amora yang cerdas dan mudah peka dengan perasaan seseorang tidak mudah percaya dengan alasan sang mommy.
.
.
.