NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:923
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan 2

"Ayo pulang!" ajak Ryan, berbalik, dan pergi.

"Oke," kataku mengikuti di belakangnya.

Kami masih ada di atas, tapi Ryan tiba-tiba berhenti membuatku menabrak punggungnya.

"Aduh!" pekikku.

Ryan masih tak merespon. Dia seperti melihat hantu saja. Dia berbalik dan memelukku.

"Hei, apaan sih kamu?" kataku jengkel sambil mencoba mendorongnya.

Usahaku sia-sia belaka dia malah memelukku lebih erat. Dia berbisik, "Tahan bentar!"

Aku mencoba berkompromi dan bertanya dengan suara rendah, "Kamu liat apa sih?"

"Aku dulu pernah ada yang suka. Dia ngejar-ngejar aku terus. Udah lulus aku ke sini. Jadi jarang ketemu. Eh, malah muncul di sini," jelas Ryan.

"Lepas!" perintahku.

"Apa orangnya udah pergi?" tanyanya.

"Ga usah sembunyi. Bukannya kamu bisa jadiin aku tameng?"

"Ga akan. Dia jahat. Aku ga mau kamu nanti malah kenapa-napa," katanya beralasan.

"Alesan," kataku ketus.

"Aku serius," katanya.

Untung saja posisi ini tak membuat Ryan melihat wajahku yang merona. Duh bahaya kalau sampe tau kan. Kami berpelukan sampai orang yang dimaksud Ryan pergi. Dia melepaskan pelukannya. Ada sedikit rasa canggung, tapi tidak mau ku perjelas. Aku berjalan lebih dulu sebelum dia. Dia mengurungkan kalimat maaf yang belum terucap.

Kami sampai di mobil. Masih dalam suasana saling diam. Aku tak mau memulai. Dia juga tak mau karena takut aku semakin menjauh. Dia menghela napas berat. Perlahan mobil melaju kembali ke rumahku. Mungkin dia berpikir aku butuh ketenangan dan rumah adalah pilihan terbaik.

...****************...

Tiba di depan rumah, tanpa berkata sepatah kata pada Ryan. Aku turun dari mobilnya dengan tergesa. Membuka pintu depan dengan keras sambil mengucap salam. Siang ini makanan sudah disajikan ibuku di meja. Memang dia berencana mengajak Ryan makan bersama. Aku melirik meja itu dengan malas dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.

Ryan masuk ke rumahku. Dia menjelaskan semua kejadian itu pada ibuku.

"Ria lagi marah sama saya Bu. Jadi saya balik aja ya ga jadi ikut makan siang bareng," kata Ryan.

"Kenapa kok marah?" tanya ibuku.

"Saya tadi ga sengaja peluk dia," kata Ryan canggung.

"Apa?" pekik ibuku.

Ibu tahu anak perempuan satu-satunya tak pernah melakukan kontak fisik seperti pegangan tangan atau pelukan. Jadi dia menginterogasi Ryan.

"Kamu pernah pegang tangannya juga?"

"Pernah Bu," jawabnya jujur.

"Dia marah ga?" tanya ibuku.

"Waktu itu dia ga marah sih Bu."

"Jadi dia ga mungkin marah karena kamu peluk," tegas ibuku.

"Terus apa? Kok tiba-tiba kaya gitu?" Ryan bertanya.

"Ketemu kenalan lama?" selidik ibu.

Ryan menganggukkan kepalanya. Ibuku mengambil napas dalam dan menghembuskannya.

"Dia ga pernah pacaran. Makanya dia ga mau punya pasangan yang punya masa lalu," kata ibu.

Ryan paham apa yang dimaksud ibuku. Dia memilih memberiku waktu dulu.

"Kalo gitu saya ke penginapan aja Bu. Biar ga ganggu Ria," pamitnya.

"Iya, iya. Besok masih ada kesempatan bisa dicoba lagi ya," kata ibuku.

Ryan tersenyum dan menganggukkan kepala. Dia pun pergi dari rumahku dan tak sempat menikmati makan siang di rumahku.

...****************...

"Ryan ngeselin banget sih. Bisa-bisanya dia tau cewek itu. Pasti mereka pernah ada hubungan. Kalo ga gimana dia bisa ngenalin dari atas. Huh... sebel."

Aku berkata dengan nada yang rendah agar tidak didengar. Bantal menjadi bahan pelampiasan kekesalanku. Aku meninjunya sampai merasa puas.

"Ting!"

Suara notifikasi pesan di ponselku. Aku meliriknya, itu dari Fina. Pas banget aku butuh orang buat dengerin keluh kesahku. Aku tak membaca pesannya dan langsung meneleponnya. Fina mengangkat panggilanku. Belum sempat mulutku terbuka tuk bicara, terdengar isak tangis di seberang sana.

"Kamu kenapa Fin?" tanyaku tak jadi curhat.

"Hiks hiks hiks. Ayahku masuk rumah sakit dan harus operasi. Biayanya mahal banget lagi. Aku ada uang, tapi ga cukup buat nutupin. Kamu ada ga Ri?"

Aku sedikit ragu-ragu ingin meminjamkan uang itu. Meskipun dia teman baikku, takutnya dia lagi diperas sama orang lain. Aku pun segera menginterogasinya.

"Kamu butuh berapa lagi?" tanyaku.

"Empat puluh juta," jawab Fina.

Aku membelalak. Sepertinya dia benar-benar butuh bantuanku, tapi uangku sepertinya tak cukup. Aku hanya punya tabungan sekitar sepuluh juta. Aku pun hanya terpikir Ryan bisa membantu.

"Oke aku ke tempatmu ya. Kirim aja lokasi rumah sakitnya," kataku.

"Iya, makasih banyak Ri," kata Fina terharu.

Panggilan berakhir dan aku beralih memanggil Ryan. Ryan yang melihat nama penelepon tanpa pikir panjang segera mengangkat telepon. Padahal dia sedang menikmati makan siang di penginapan itu, tapi di kamar dan sendirian tentunya.

"Ada apa?" tanya Ryan.

"Boleh minta tolong ga?" tanyaku takut-takut.

"Apa?"

"Bisa pinjemin uang ke temenku. Ayahnya perlu operasi. Uang aku ga cukup," terangku.

Ryan terdiam cukup lama membuatku takut saja.

"Apa imbalannya?" tanya Ryan setelah berpikir lama.

"Ku kasih kesempatan kedua deh buatmu, gimana?" kataku.

"Oke," kata Ryan dengan senyum lebar.

Tanpa menunggu lama dia segera ke tempatku. Aku menunggu di teras. Sebelumnya sudah pamit dengan ibu. Ibuku melihatku masuk ke mobil Ryan. Yah, meski sudah pamit dengan jelas ke tempat temen yang ortunya sakit tetep aja ibuku curiga. Iya, mana ada orang yang tadi marahan tiba-tiba ngajakin jalan ke tempat ortu temen?

"Pasti lebih dari sekedar ke tempat orang tua temennya. Ria bilang cewek, tapi lebih baik tanya ke Ryan," kata ibuku.

...****************...

Mobil menuju ke arah rumah sakit yang ada di maps. Ryan sangat fokus. Aduh aku malah makin ga enak. Jadi aku mencoba mengajaknya bicara dulu.

"Kamu ada berapa?" tanyaku.

"Tergantung kamu butuh berapa?" tanyanya balik.

"Kamu..." Aku berhenti hendak memakinya.

"Kurang empat puluh juta, tapi aku ada sepuluh juta. Kamu tambahin aja," jelasku.

"Aku aja ga perlu kamu," katanya tanpa melihatku.

"Apa?" teriakku terkejut.

Dia tak menanggapiku lagi. Dia masih diam saja saat aku mencuri pandang. Sungguh menyebalkan sisi Ryan yang cuek bebek kalau sudah aktif. Percakapan yang ku mulai dengan susah payah berakhir begitu saja. Tidak ada kelanjutan membuat bosan di perjalanan.

...****************...

Tiba di rumah sakit, aku menemui Fina. Dia menatapku kemudian Ryan yang di dekatku.

"Sepertinya hubungan mereka berhasil," batin Fina.

Belum aku dan Fina berbincang. Ryan mengajak Fina ke bagian administrasi.

"Hei kamu Fina? Ayo urus administrasi sama aku!" kata Ryan.

Aku masih kebingungan saat mereka berjalan ke arah administrasi.

"Hei aku giman?" teriakku.

"Tunggu situ aja. Cuma bentar kok. Nanti ku balikin pacarmu," sahut Fina sambil melambaikan tangan.

...****************...

Ryan mengeluarkan kartunya tepat setelah petugas mengatakan biaya operasi ayah Fina.

"Omg apa aku ga salah lihat kartu itu limited edition yang cuma orang super kaya raya punya," batin Fina sambil melongo.

Petugas itu segera mengurus semuanya dan beres seketika. Oh, uang untuk operasi ayah Fina sepertinya bukanlah masalah besar. Kartu itu kembali ke pemiliknya dan disimpan. Ryan menatap Fina dan memberikan kode dengan dagunya untuk segera tanda tangan.

Fina tersadar dan segera tanda tangan. Dia benar-benar terselamatkan. Mereka pun berjalan kembali ke tempatku. Di tengah perjalanan Ryan berkata, "Kamu ga perlu balikin uangnya. Asal kamu bantu aku awasi Ria aja pas di kost."

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!