NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Pagi ini cukup cerah, Aluna melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki gedung bertingkat itu. Meskipun saat ini ia adalah nyonya Revan tidak membuatnya bisa bebas menunjukan hubungannya di depan umum karena memang permintaan Aluna sendiri. Setiap pagi ia selalu datang dengan taksinya, Aluna tidak pernah berkeinginan untuk bisa satu mobil dengan Revan.

"Pagi Aluna." sapaan setiap pagi saat Aluna datang, dia pak Wawan, security gedung itu.

"Pagi pak Wawan, Tifani udah kelihatan belum tadi?" tanyanya karena siapa yang tidak kenal sahabatnya itu, dia terlalu cempreng untuk tidak dikenali orang lain.

"Ohhh sudah, dia juga nitip ini buat kamu." pak Wawan menyerahkan kantong kresek di tangannya.

Aluna tersenyum senang, ia sangat hafal dengan sahabatnya itu, "Ingat aja dia."

Hari ini hari ulang tahunnya, Tifani sengaja membuatkan kue kecil untuknya, dan itu selalu ia lakukan setiap tahu semenjak kakak Aluna meninggal, tidak ada kue ulang tahun lagi dari keluarganya.

"Makasih ya pak."

Aluna berjalan cepat menuju ke lift, memencet tombol delapan, menunjukkan jika ia akan menuju ke lantai delapan.

Hingga saat ia sampai di dalam ruangannya, ia tidak sabar ingin segera membuka kue buatkan Tifani. Tepat saat ia membuka kuenya, pintu ruangan kembali terbuka, rupanya Revan tidak pergi ke tempat lain dulu pagi ini, melihat ada kue ulang tahun kecil di meja Aluna, Revan memperlambat langkahnya.

"Pagi pak Revan." sapa Aluna formal sembari membungkukkan badannya.

"Pagi ...," jawabnya mengambang tapi tatapannya tidak beralih pada kue kecil di atas meja Aluna.

Sepertinya Aluna menyadari arah tatapan Revan, ia pun tersenyum dan segera mengambil kue itu,

"Aku akan membaginya dengan pak Revan kalau pak Revan mau." ucapnya sembari memotong dan menyuapkannya pada Revan.

Revan hanya pasrah menerima suapan dari Aluna dan mengunyahnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Aluna bersemangat. Senyum renyah tidak pernah pudar dari bibirnya, seolah gadis itu tidak punya masalah apapun.

"Lumayan." jawab Revan dingin.

"Tifani sendiri yang buatkan untuk aku, setiap tahun setiap kali aku ulang tahun, Tifani selalu buatkan sendiri kue ulang tahun untukku." ucap Aluna panjang lebar tapi Revan tersadar akan sesuatu.

"Ulang tahun?" tanya Revan bahkan tanpa mengubah posisinya.

"Hmmmm," Aluna menganggukkan kepalanya.

Tepat di saat yang sama, tiba-tiba pintu di ketuk dari luar,

"Masuk!" perintah Revan. Dan ternyata seseorang yang berada di balik pintu itu adalah Bastian.

"Pagi pak, Bu." sapanya pada Revan dan Aluna.

"Hmmm, katakan!" perintah Revan lagi.

"Hari ini ada beberapa jadwal untuk anda, pak." ucap Bastian.

"Tunda semua sampai dua puluh empat jam ke depan."

"Hahhh?" Bastian dan Aluna sama-sama terkejut mendengar penuturan dari Revan yang biasanya begitu gila kerja dan tidak ingin menunda-nunda pekerjaan.

"Kamu tidak dengar?" kali ini Revan bicara dengan nada kesal,

"Baik, pak."

Bastian pun hendak meninggalkan ruangan itu, tapi Revan kembali memanggilnya.

"Tunggu."

Bastian pun berbalik, "Iya?"

"Siapkan mobil, kami akan pergi." ucapnya lagi dan Bastian menganggukkan kepalanya, segera meninggalkan ruangan.

Kini di dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua, Revan pun menoleh pada Aluna,

"Mau jalan-jalan denganku?" tanya Revan.

"Jalan-jalan?" Aluna cukup terkejut dengan tawaran mendadak dari bos sekaligus suami kontraknya itu.

"Ini perintah!" kali ini Revan memaksa dan Aluna hanya bisa menelan salifanya dengan susah payah, belum selesai dengan rasa terkejutnya tiba-tiba pria itu sudah menggandeng tangannya dan membawanya pergi dari ruangan itu.

"Pak, kalau ada yang lihat gimana?" Aluna berusaha melepaskan genggaman tangan Revan tapi semakin Aluna mencoba melepaskan, Revan semakin kuat mencengkeramnya.

Hingga akhirnya mereka sampai di depan gedung bertingkat itu, sebuah mobil sudah menunggunya di sana.

"Berikan kuncinya pada ku." ucapnya pada Bastian, Bastian tercengang sejenak tapi kemudian ia faham dengan maksud bosnya itu.

"Baik, pak."

Revan membukakan pintu untuk Aluna , meskipun enggak Aluna hanya bisa pasrah karena ia tahu sebentar lagi ia pasti akan jadi topik gosip terhangat pagi ini, banyak pasang mata yang melihat kepergian mereka. Setelah memastikan Aluna masuk, kini Revan pun berlari cepat mengitari mobil dan masuk melalui pintu samping duduk di balik kemudi. Hal langka saat Revan pergi sendiri tanpa sopir ataupun Bastian.

Mobil pun melaju perlahan meninggalkan gedung, tidak banyak percakapan di dalam mobil hingga Revan mengajukan sebuah pertanyaan.

"Pantai atau puncak?"

"Hahh?" sepertinya Aluna tidak fokus dengan pertanyaan Revan membuat Revan mengulangi pertanyaannya.

"Pantai atau puncak?"

"Puncak." akhirnya Aluna memutuskan jawabnya, ia tidak begitu suka pergi ke pantai karena pantai selalu mengingatkannya pada sang kakak.

"Baiklah ...,"

Aluna hanya bisa pasrah dirinya mau di bawa ke mana, bahkan pria itu tidak menjelaskan apapun padanya.

Perjalan panjang, akhirnya berakhir dan mobil memasuki area villa, benar-benar puncak dengan daerah perkebunan dan peternakan, bahkan ada pacuan kuda di sana.

"Waw ...., pemandangannya bagus sekali." ucap Aluna setelah ia benar-benar turun dari mobil.

Revan tersenyum, "Kamu suka?"

Aluna menganggukkan kepalanya, "Hmmm,"

"Kalau kamu suka naik kuda, aku juga bisa mengajarimu naik kuda."

Aluna menoleh dan menatap Revan penuh harap, "Kamu bisa?"

"Cukup baik."

"Aku mau."

"Baiklah, ayo." lagi-lagi Revan menggandeng tangan Aluna dan kali ini Aluna tidak lagi melakukan perlawanan, ia hanya tersenyum memandangi tangan Revan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Ganti bajumu, aku juga akan mengganti baju dulu." ucap Revan lagi sembari menyerahkan sebuah baju yang entah sejak kapan Revan menyiapkan nya untuk Aluna.

"Hmmm,"

Bersambung

Happy reading

1
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
Entin Fatkurina
jadi terharu.
Tri Ani: aku juga kak
total 1 replies
yuning
terhura 🥺
Tri Ani: 🥲🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
yuning
kejutan ulang tahun
Tri Ani: mantullll
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!