Rian. Seorang pemuda SMP berusia 15 tahun yang biasa saja Seketika hidupnya berubah 180 derajat setelah dia menelan pil Paracetamol saat dia pingsan di UKS tepat di hari Senin saat upacara bendera sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung dia mewarisi kekuatan Kaisar Sihir bintang 9 dari dunia lain.
Perlahan-lahan dia bangkit dari yang latar belakangnya biasa-biasa saja dan selalu hidup sederhana kini berubah menjadi pemuda berwibawa dihormati dan disegani kemanapun dia pergi. Dia yang awalnya hanya memiliki status rendah di masyarakat perlahan bangkit hingga berdiri di puncak tertinggi.
Inilah perjalanan seru Rian, yang mendapat berkah tersembunyi berawal sakit deman dan menelan sebuah pil paracetamol. Yang mana pil Paracetamol tersebut ternyata bukan pil biasa, tapi pil yang telah mengandung kekuatan dari seorang Kaisar Sihir bintang 9.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Distrik 97.
Bab 18. Distrik 97.
Bintang-bintang bersinar terang terhampar di langit malam yang semakin lama semakin gelap. Namun, gemerlap lampu-lampu dan juga berbagai macam kendaraan terus melintas tanpa henti seolah memecah dan merobek kesunyian malam itu sendiri, membawanya ke dunia lain yang berbeda dan penuh warna.
Para manusia terus melakukan kegiatan mereka sehari-hari, entah itu bersenang-senang bersama dengan orang yang berharga maupun bekerja demi kehidupan yang lebih baik.
Semuanya terus berjalan, siklus itu terus berulang-ulang dan tak akan pernah berhenti sampai ajal menjemput.
Bagi mereka yang tak mengetahui ancaman bencana, mereka bisa tertawa dan bersantai seolah hari esok akan baik-baik saja. Namun, jika mereka menyadari ancaman yang ada di balik kegelapan yang kapan saja bisa menenggelamkan mereka dengan kekuatan penghancur yang mengerikan, mereka gemetar ketakutan dan tak berani melangkah sedikit pun untuk keluar dari rumah mereka.
Dan faktanya memang seperti itu. Kadang, ketidaktahuan itu adalah nikmat tersendiri. Lebih baik tidak tahu daripada tahu apa yang akan terjadi.
Hawa dingin menderu, angin menyebar ke segala arah menerpa beberapa pohon, membuatnya bergoyang tertiup angin.
Di sebuah atap gedung yang tinggi terlihat sosok pemuda dengan hoodie hitam menatap tajam ke arah tertentu.
Tidak lama kemudian, area yang ada di sekitarnya bergetar seolah ada badai energi yang berputar-putar dengan liar karena ketidakstabilan energi itu sendiri.
Kemudian, dengan suara “wush”, sosok itu lenyap dari sana, seolah dirinya tak pernah ada.
Sosok itu tidak lain adalah Rian.
Saat ini, dengan kemampuan teleportasinya, ia melesat pergi ke sebuah tempat, atau lebih tepatnya, ke sebuah kediaman besar bertuliskan Distrik 97.
Tujuannya tidak lain adalah merebut wilayah ini dan mengklaimnya sebagai kepemilikannya. Bagaimanapun, dirinya adalah Davis of Light, sang elemen cahaya.
Sebenarnya, sekalipun dia adalah seorang Davis, tidak ada kewajiban baginya untuk peduli dengan hal-hal ini. Namun, masalahnya, ibunya adalah penduduk Bumi, dan orang-orang dari dunia asing ini datang ke Bumi untuk memburu ayah angkatnya yang mewariskan kekuatan elemen cahaya kepadanya. Jadi, secara otomatis semuanya saling berkaitan.
Jika mereka berani menyentuh Bumi, artinya mereka menyentuh orang-orang yang ada di sekitarnya, orang-orang yang ia sayangi. Dan demi mencegah itu terjadi, maka dia akan menghancurkan siapa pun yang mencoba mengusik orang-orang yang berharga baginya.
Bahkan meskipun itu artinya ia harus menjadi pelindung Bumi dan menentang semua ras asing yang ada di alam semesta, ia tak akan pernah gentar ataupun mundur satu langkah pun.
“WUSH!”
Dengan gerakan yang sangat cepat, sosoknya langsung tiba di depan kediaman yang begitu megah dan besar itu. Saat sosoknya kembali muncul, fluktuasi energi yang ada di sekitarnya langsung bergetar. Angin berputar-putar seolah menggulung dan mengamuk di udara.
Namun, hanya itu saja. Tidak ada kekacauan atau kehancuran di area sekitar, karena Rian memiliki kontrol yang sangat stabil pada kekuatannya. Itu semua berkat Prism of Light yang menekan kekuatannya sedemikian rupa.
Kehadiran Rian membuat para penjaga yang mengelilingi kediaman Distrik 97 menjadi sangat waspada.
Salah satu dari mereka datang dan membentak dengan nada yang tidak ramah.
“Hei, bocah! Siapa kau? Pergilah atau....”
Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, Rian sudah mengibaskan tangannya, dan dengan sapuan ringan, orang tersebut terlempar menabrak gerbang kediaman hingga gerbang itu jebol dan hancur.
“WUSH! BOOM!”
Kata-kata yang dia ucapkan sebelumnya tak pernah terselesaikan lagi karena tubuhnya meluncur dan menabrak pintu gerbang dengan suara ledakan yang menggelegar.
Sementara orang yang terlempar itu langsung kejang-kejang, kemudian tubuhnya tak bergerak. Artinya sudah jelas, ia mati. Dan yang paling mengerikan lagi, ia mati dengan kondisi yang sangat mengerikan. Tubuhnya terkoyak. Tulang-tulangnya terlihat, lebih tepatnya itu patah dan hancur berkeping-keping di semua sisi.
Dari sela-sela daging yang terkoyak dan pecahan tulang itu, darah merembes keluar, menggenang di sekitarnya seperti sungai kecil di bawah tubuhnya yang mengalir ke segala arah.
Sontak saja, hal ini menyebabkan keributan yang bukan hanya mengejutkan penjaga yang lainnya, tetapi juga membuat penjaga-penjaga dari segala penjuru di setiap sudut rumah keluar dan melihat apa yang terjadi.
Hal ini bisa dimaklumi karena ledakan sebelumnya sangat keras. Itu seperti sebuah ledakan granat yang dilempar secara langsung, sehingga menciptakan kekuatan yang menghancurkan.
Saat mereka melihat jika gerbang kediaman jebol dan salah satu rekan mereka mati dengan kondisi yang mengenaskan, mata mereka terbelalak, tubuh mereka menggigil oleh ketakutan yang luar biasa. Saat itu, seorang pemuda berjalan dengan sangat santai mengenakan hoodie hitam dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
Tubuhnya memancar dengan cahaya, atau lebih tepatnya, area yang mengandung aura iblis yang ada di sekitar kediaman menyala dengan keemasan samar. Meskipun samar, cahaya itu seolah membakar seluruh energi gelap yang ada di area sekitar.
Rian menyapu sekeliling, dan saat menyadari jika semua orang ini memiliki aura gelap dengan energi iblis yang menyelimuti seluruh tubuh mereka, seketika wajahnya berubah menjadi sedingin es.
Mereka bukan hanya menjalani kontrak setia dengan Davis of Darkness, akan tetapi juga menyerahkan jiwa mereka seutuhnya, sehingga tubuh mereka mulai mengembunkan inti iblis di dalam dantian mereka. Hal ini membuat wajah Rian bukan hanya menjadi dingin, tapi juga muram dalam sekejap.
Seketika, niat membunuh yang begitu besar langsung meledak dari dalam tubuhnya.
Niat membunuh yang mengandung hawa kematian yang begitu pekat langsung menyelimuti udara. Niat membunuh itu terwujud dalam bentuk aura yang berwarna merah kehitaman.
Terlepas dari elemen cahaya yang ia miliki, aura membunuh adalah aura lain. Itu terpisah dari elemen cahaya yang ia miliki.
“BOOM!”
Aura membunuh itu menyebar begitu dahsyat sehingga membuat semua orang menjadi sesak napas.
Pertanyaannya, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Hal itu terjadi karena sebelumnya Rian telah menyerap seluruh kekuatan dan jiwa Samuel, yang selama hidupnya telah membunuh begitu banyak orang. Akibatnya, aura membunuh yang sangat pekat milik Samuel ikut terserap dan kini berpindah ke dalam tubuh Rian.
Saat ia melangkah lebih jauh, tiba-tiba kakinya menendang suatu lapisan tak kasat mata. Melihat itu, ia pun tersenyum sinis, sambil bergumam ia mengejek.
"Apakah kalian pikir perisai lemah seperti ini bisa menghalangiku?" ucapnya.
Detik berikutnya, tangannya terulur dan ia melayangkan pukulan.
Sedikit membuka segel Prism of Light yang ada di dalam tubuhnya, ia pun mulai melayangkan pukulan.
“WUSH! BOOM!”
Pukulan itu secepat kilat, diselimuti oleh elemen cahaya yang menyala dengan terang. Dan dengan satu tinju, perisai transparan yang memancarkan energi iblis itu mulai bergetar hebat. Detik berikutnya, terdengar suara yang begitu keras. Dibarengi dengan suara “pyar” seperti suara kaca pecah yang runtuh. Perisai itu hancur berkeping-keping menjadi serpihan energi yang tersebar lalu lenyap di udara.
Perlu diketahui, selama proses bergetarnya perisai energi yang menyelimuti kediaman tersebut, seluruh bangunan berguncang dengan hebat, seolah dilanda oleh gempa bumi dahsyat yang bisa merobohkan bangunan itu kapan saja.
Sementara itu di dalam kediaman distrik, di ruangan tertentu, seorang pria paruh baya berusia 55 tahunan sedang memejamkan matanya sambil duduk bermeditasi. Dan saat dia merasakan getaran yang begitu hebat, ia pun membuka matanya. Seketika matanya diselimuti oleh niat membunuh yang luar biasa ganas. Kemudian dengan dingin ia bergumam,
"Receiver of Light. Akhirnya, kelompok mereka tiba juga di planet ini," ucapnya dan seketika langsung menghilang untuk keluar dari kediaman.
Seandainya ia tahu jika itu bukan seorang Receiver, tapi seorang Davis, entah seperti apa raut wajahnya akan terlihat.