Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....
Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.
Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....
Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?
Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?
Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.
Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Menara Glynn
Angkutan umum kembali melaju, setelah seorang turun darinya. Tepat di depan apartemen yang kanan kirinya terdapat berbagai macam pabrik industri. Pabrik-pabrik itu mengapit apartemen yang kini terus dilihatin olehnya.
Dan tak perlu berpikir lama lagi, dia pun berjalan masuki apartemen. Di depan penerimaan layanan, dia berhenti dan bertanya pada salah satu karyawan yang ada.
"Permisi...." salah satu karyawan pun menoleh.
"Adakah yang bisa saya bantu?" ucapnya.
"Apakah ada yang bernama Uzda di salah satu ruangan di apartemen ini?"
Karyawan itu langsung memahami, "Oh... Uzda Masson yang telah menjadi novelis terkenal itu?"
Sedikit tercengang dia mendengarnya, namun dia langsung mengangguk, setelah mengingat satu tahun lalu dimana dia bertemu Uzda.
"Dai sekarang sedang dirawat dirumah sakit kota Komberg...."
Lagi-lagi membuatnya mengerutkan kening, "Tapi, bukankah kota ini juga ada rumah sakit? Bahkan lebih lengkap peralatannya..."
Karyawan itu tersenyum, "Dia bilang ingin disana, karena mempermudah penerbitan novel-novel berikutnya. Dan memang benar, perusahaan PMP bersebelahan dengan rumah sakit itu"
"Terimakasih...." ucapnya.
Dan tanpa berpikir panjang tentang hal yang baginya aneh, dia langsung berangkat menuju Komberg. Setelah sampai di Komberg, tepat di depan ruangan dimana Uzda dirawat, setelah ada salah satu perawat yang mengantarkannya.
Perlahan dia buka pintu ruangan itu dan menyembulkan wajahnya saja, melihat ke arah dimana Uzda berbaring. Terlihatlah olehnya Uzda yang juga sedang melihat ke arahnya. Dan terdengar suara Uzda yang begitu lirih olehnya.
"Glynn....?"
Yang seketika itu membuatnya terharu, karena Uzda masih mampu mengingat siapa dia meski dalam sakitnya.
Glynn pun langsung berjalan mendekati tempat Uzda berbaring. Dia duduk di kursi yang tersedia. Terlihat olehnya Uzda tersenyum padanya.
"Apa yang membuatmu tersenyum, Uzda?"
"Kau cantik dengan berkerudung....."
Seketika itu tenggorokannya terasa tercekat, dan dalam hati dia memekik, "Beruntung sebelum masuk kesini aku telah merubah penampilanku!!"
Sedangkan tangan Uzda bergerak mengambil sesuatu. Setelah berada di tangannya, Uzda pun menyerahkan nya pada Glynn.
"Apa ini, Uzda...?"
"Hal yang kau tunggu untuk terbit telah terkabul, bahkan dua hal yang kau ucapkan terkabul, bahwa bila kau mungkin masih mengingatku!"
Glynn pun tersenyum, "Kau memang pengingat yang kuat...."
"Kau juga, terbukti kau masih mau mendatangi ku..."
"Apa yang harus aku lakukan dengan novel ini?"
"Bacalah! Dan ku tunggu kritik dan saran darimu...."
"Baiklah, tapi jujur aku bukanlah penggemar baca!"
Mendengarnya, Uzda langsung tersenyum dengan begitu manis, "Tak apalah kau tak membacanya ... Yang penting aku telah memberimu satu, karena kau juga ikut mendoakan atas penerbitan nya. Dan balasan untukmu hanya itu dan terimakasih...."
Glynn langsung tercengang mendengar kata-kata dan tatapan Uzda yang begitu menenangkan itu.
...****************...
Berkali-kali Glynn menggelengkan kepala bila mengingat pertemuannya dengan Uzda tadi pagi. Di serambi masjid, dia pun berkata-kata sendiri.
"Memang benar apa yang Doris ucapkan... Kau juga benar, apa yang kau tuliskan dalam novel. Oh, cinta kalian memang begitu suci, saling menjaga satu sama lain. Menghilang dari pandangan mata masing-masing, hanya untuk saling memuji satu sama lain. Dan Douz, perpaduan nama yang indah bagiku... Doris Hart dan Uzda Masson...."
Lalu Glynn berdiri dari duduknya, dia pun menoleh kanan kirinya. Sepi, semua orang ada disisi masjid sebelah sana. Dia pun menyunggingkan senyum, bibirnya mulai bergerak membaca mantra. Tak perlu waktu yang begitu lama dia telah menghilang, hanya menyisakan debu di serambi masjid itu.
Glynn telah berpindah tempat, dia langsung pulang. Hari telah mulai gelap, dia ingin melepas lelah di Menara buatannya, dan melanjutkan kegiatannya besok.
Dumb!!!
Kaki Glynn telah lantai menara, dan bersamaan dengan itu dia telah merubah penampilan nya. Kini yang dia pakai adalah jubah hitam lebar berkerah merah. Dan dibagian punggung bajunya terdapat serpihan hitam membentuk sayap, rambutnya tertutupi serpihan hitam tak lain dengan bentuk sayap. Hanya bedanya membentuk melingkar. Dan yang paling membuat dari Glynn berbeda adalah kedua matanya yang begitu hitam di pinggir dan di kelopak matanya, membuat semakin terlihat menakutkan.
Setelah dia memasuki ruangan tempat persinggahannya. Kedua matanya langsung membelalak. Karena seketika itu dia mencium hawa yang begitu berbeda baginya, dan dia memang sangat tahu. "Circle!!!" teriaknya.
...****************...