Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Hubungan Yang Menyulitkan
Thalia yang terus mencari adiknya dan sama sekali tidak menemukannya.
"Kemana Aletta!" ucapnya dengan melihat di sekitarnya yang membuat Thalia menghela nafas.
"Mungkin Aletta berada di kamarnya. Aku coba lihat ke sana saja," ucap Thalia yang langsung pergi.
Thalia yang akhirnya memeriksa sampai kamar Aletta dan ternyata tidak menemukan Aletta yang mana Thalia sudah membuka pintu kamar itu.
"Di mana Aletta!" ucapnya yang tampak frustasi sendiri.
Tidak menemukan sang adik di dalam kamar yang membuat Thalia kembali pergi. Thalia yang ternyata kembali ke acara tersebut
"Thalia bagaimana Aletta?" tanya Bayu yang juga terlihat khawatir.
"Aku menemukan Aleta dan di kamarnya juga tidak ada," jawab Thalia.
"Kemana Aletta?" tanya Bayu.
Thalia menggelengkan kepala yang semakin terlihat frustasi. Mata Thalia tiba-tiba saja melihat wanita yang tadi sempat dia lihat berpapasan dengan adiknya. Thalia menghela nafas dan akhirnya menghampiri Felly yang tampak mengambil air minum yang disajikan di atas meja.
Saat tangan Felly memegang gelas tersebut dan terlebih dahulu diambil Thalia yang membuat Felly melihat Thalia.
"Apa maksudmu?" tanya Felly
"Aku bertanya kepadamu apa maksudmu?" jawab menimpali pertanyaan itu.
"Kau mengatakan apa?"
"Jangan berpura-pura tidak tahu. Aku lihat jelas dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau sengaja mendorong adikku!" tegas Thalia.
"Mendorong adikmu? Siapa maksud mu?" tanya Felly yang tetap sampai.
"Apa aku harus menunjukkan cctv di tempat ini dan memperlihatkan kepada semua orang bagaimana tingkah lakumu hah!" ucap Thalia benar-benar sangat kesal kepada Felly.
"Kau sepertinya salah paham, aku sama sekali tidak sengaja melakukannya dan lagi pula untuk apa aku mendorongnya," ucap Thalia.
"Mau kau sengaja atau tidak dan yang terpenting kau sudah melakukan hal itu!" tegas Thalia.
"Thalia, Felly!" Bayu menghampiri kedua wanita yang sedang ribut itu.
"Bayu sama sekali tidak mengerti bagaimana kamu bisa menyalahkan ku atas insiden yang baru saja terjadi. Aku tidak sengaja berpapasan dengannya dan tiba-tiba saja dia jatuh, mungkin dia terlalu melamun saat berjalan dan tidak fokus," ucap Felly yang langsung mencari pembelaan.
"Kau masih tidak mengakui apa yang kau lakukan hah! Sudah jelas-jelas tindakanmu seperti itu!" tegas Thalia dengan emosi.
"Kau benar-benar sangat memaksaku untuk mengakui hal yang sama sekali tidak aku lakukan,"
"Sudah hentikan!" tegas Bayu yang menjadi penengah di antara mereka berdua.
"Felly apapun itu seharusnya kamu tidak bertindak seperti itu. Apa yang kamu lakukan sudah sangat keterlaluan!" tegas Bayu.
"Kau juga menyalahkanku?" tanya Felly.
"Semua ini memang adalah kesalahanmu. Aku kan terus mengingat wajahmu dan perbuatanmu kepada adikku. Kau harus mengingat satu hal jangan pernah macam-macam denganku!" tegas Thalia memberikan ancaman dengan mengangkat satu tangannya.
Felly tampak begitu kesal dan terlebih lagi Bayu tidak membelanya sama sekali. Felly akhirnya memilih untuk meninggalkan tempat itu.
"Jelas-jelas aku melihat sendiri bahwa dia yang melakukannya," ucap Thalia dengan kesal.
"Aku tahu, kamu saat ini benar-benar sangat kesal," sahut Bayu.
"Kamu melihat Devan?" tanya Thalia.
"Tadi saat kamu mengejar Aletta tadi juga ikut mengejar dan aku juga tidak tahu di mana sekarang," jawab Bayu.
"Aku akan kembali mencari Aletta!" ucap Thalia.
"Aku minta maaf Thalia dan bukannya aku tidak ingin mencari Aletta. Tapi tidak mungkin meninggalkan acara ini dan aku juga tidak enak dengan para tamu," ucap Devan.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kamu juga pasti merasa acara kamu sedikit terganggu. Aku pergi dulu," ucap Thalia yang langsung pergi.
Bayu menghela nafas, mungkin dia juga ingin mencari Aletta. Tetapi karena pemilik acara tersebut adalah dirinya yang akhirnya membuat Bayu bisa menunggu Aletta.
***
Aletta berjongkok di balik tembok dengan di sekitarnya pohon tanaman hias yang cukup tinggi.
Dia masih memakai jas Devan, Aletta tampak menangis dengan kedua tangannya yang dilipat di atas lututnya. Aletta merasa hari ini benar-benar hari sial di dalam hidupnya, bisa-bisanya dia jadi tontonan dan lebih parah lagi wanita yang baru saja melabraknya yang berkata cukup menyinggung.
"Apa memang aku pantas mendapatkan hal seperti ini," ucapnya dengan tatapan kosong.
Kesedihan hatinya yang benar-benar tidak dapat digambarkan, Aletta merasa malu dengan keadaannya, malu yang sudah mengacaukan acara Bayu yang pasti orang tua Bayu juga kurang nyaman.
Devan yang ternyata sejak tadi mencarinya, dengan sampai akhirnya Devan menemukan Aletta, Devan melihat punggung wanita itu yang berjongkok dengan nafas Deva naik turun.
Devan merasa lega yang akhirnya bertemu dengan Aletta.
"Aletta..." tegur Devan dengan suara lirih yang membuat Aletta menoleh ke belakang.
Begitu melihat Devan, Aletta langsung berdiri, saat tangannya ingin pergi yang tiba-tiba saja Aletta di tahan dan Devan yang langsung memeluknya.
"Lepaskan aku!" berontak Aletta dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tenaganya juga tidak ada untuk memberontak. Karena pelukan itu begitu sangat erat.
"Aku tidak akan melepaskan kamu Aletta!" ucap Devan.
"Aletta kamu di mana?" tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Thalia. Aletta yang mulai panik dan ingin melepaskan diri dari Devan.
Bukannya melepas dan Devan justru semakin memeluk erat Aletta.
"Devan aku mohon lepaskan aku. Kak Thalia bisa tahu," ucapnya.
"Aku sekarang tidak peduli dia mau tahu atau tidak. Aku sudah capek Aletta. Kamu tidak bisa menentukan segalanya. Kamu harus tahu keputusan yang kamu ambil hanya akan membuat kamu semakin terluka dan Kamu pikir aku bahagia, aku senang dengan semua ini. Tidak Aletta aku merasa bersalah kepadamu dan juga Vallen. Apa yang kita lakukan justru hanya akan membuat Vallen semakin menderita," ucap Devan.
"Lebih baik orang lain yang menderita daripada Vallen!" tegas Devan.
Aletta tidak mampu berkata-kata, dia hanya berusaha untuk melepaskan diri. Devan semakin memeluknya erat dan seolah Devan pasrah jika Thalia pada akhirnya mengetahui semuanya.
Tetapi bagaimana mungkin Thalia bisa melihat hal itu dan sementara Thalia berada di belakang tembok yang menjadi pembatas pasangan itu yang masih tetap berpelukan.
"Kemana lagi Aletta!" ucapnya yang benar-benar tidak tahu harus mencari adiknya.
Thalia melihat ke arah tembok tersebut, seolah perasaannya ada seseorang di sana. Ternyata Thalia tidak melihat lebih lanjut dan memilih untuk meninggalkan tempat itu.
Aletta dan Devan yang tetap berpelukan dengan sangat erat.
Aletta yang ternyata luluh dan mungkin juga benar-benar capek. Aletta berada di dalam kamar bersama dengan Devan. Aletta duduk di pinggir ranjang dan tiba-tiba saja Devan berjongkok di depannya dan mau membuka jas itu.
Devan memberikan kemeja kepada Aletta.
"Pakai ini, kamu bisa masuk angin jika terus memakai pakaian yang basah," ucap Devan.
"Apa Kak Thalia tidur di kamar ini juga?" tanyanya.
Devan menggelengkan kepala.
"Aku dan Thalia tidak pernah tidur satu kamar dari dulu dan sampai saat ini," jawab Devan.
Aletta tidak mengatakan apapun dan hanya saling menatap dengan Devan, katanya tidak peduli Thalia dan Devan mau sedekat apapun dan buktinya dia sangat penasaran tentang hubungan Thalia dan Devan.
"Ayo kamu ganti pakaian!" titah Devan yang kembali menyuruh Aletta
"Aku ingin kembali ke kamar. Kak Thalia nanti bisa datang," ucap Aletta
"Kamu kembali ke kamar setelah mengganti pakaian, aku tidak ingin orang-orang melihat kamu berjalan dengan pakaian seperti itu," tegas Devan.
Bersambung ........