NovelToon NovelToon
Mommy Untuk Daddy

Mommy Untuk Daddy

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Ibu Pengganti / Tamat
Popularitas:7.1M
Nilai: 5
Nama Author: della1

Apa jadinya jika seorang Anak kecil memanggilmu Mommy. Bocah perempuan usia 5 tahun yang imut nan cantik lebih sialnya adalah Anak dari bosnya yang dingin tapi genteng yang membuatnya digandrungi kaum hawam.


Yuk baca kelanjutannya...... 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon della1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Cira!

Semua orang termangu melihat Cia yang berlari dan memanggil Cira ‘MOMMY’. Mereka tau Cia adalah anak dari Reyooldra Aditama, lalu apa hubungan mereka? Apakah mereka sudah menikah? Lalu mengapa baru diresmikan sekarang dengan status calon suami? Itulah salah satu yang ada dibenak para wartawan dan para hadirin di pesta.

Saat Cia sudah beberapa langkah kearah Cira tiba-tiba ia dihentikan oleh Cira “Stop jangan mendekat!!” ucap Cira membuat Cia segera berhenti berlari dengan wajah yang bingung.

“Kenapa Mom?” ucap Cia dengan wajah sendu serasa hatinya tertusuk karena ia merasa Mommynya tidak senang bertemu dengan nya.

Cira yang melihat perubahan raut wajah Cia segera mengoreksi ucapnya tadi “Ada pecahan beling nanti kaki Cia terluka” ucap Cira lalu memandang Cia yang menunduk dan Riski keponakannya secara bergantian.

“Tante dia nangis” tunjuk Riski keponakan Cira, yang tadi terus berada disampingnya. Lalu Cira memutari pecahan itu untuk menghampiri Cia yang sudah menunduk bergetar. Namun belum sempat Rey sudah datang.

Rey pun baru menghampiri Cia, karena ia baru tersadar dari keterkejutannya dan diikuti oleh orang tua Cira dan Papanya yang berada di belakangnya. “Kenapa?”ucap Rey yang melihat Cia menunduk lalu mengusap rambutnya pelan.

Saat merasakan usapan lembut di rambutnya , Cia langsung berbalik lalu memeluk kaki Rey dan menangis. Cira merasa tidak enak hati karena karena ucapannya tadi mungkin melukai hati Cia.

Rey segera menggendong Cia didekappan nya. Cia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rey. “Pulang Dad”ucap Cia di sela tangisnya, membuat Rey mengangguk dan melihat kearah Papanya.

Mengerti maksud dari tatap Rey, Papanya mengangguki ya. Rey pun memandang mereka dan menganggukkan kepala tanpa permisi lalu segera pergi.

Cia yang melihat itu pun langsung berlari menyusul Rey dan Cia. Pak Nugraha meminta maaf atas ketidak nyamanan yang ada lalu pesta perayaan berjalan dengan lancar dan peniupan lilin.

Rey keluar dari pintu belakang karena bagian depan sudah dipastikan banyak wartawan. “REY!!” teriak seseorang dari belakang menghentikan Rey memasuki mobilnya yang sudah ditunggu oleh Chan didalam mobil.

Karena dalam keadaan yang minim cahaya membuat Rey tidak bisa melihat siapa yang memanggilnya, namun dari suaranya ia tahu bahwa itu adalah Cira.

Rey memasukan Cia ke mobil karena sudah terlelap akibat kelelahan menangis. "Ada apa"ucap Rey dengan wajah datar memandang Cira yang ada didepannya dengan raut wajah bersalah.

"Gue mau minta maaf ke Cia, maksud gue bukan gitu Rey" terang Cira saat melihat ekspresi tak suka dan datar Rey.

"Oke"ucap Rey lalu masuk berbalik dan baru satu langkah Rey berhenti yang dicegah oleh ucap Cira "Gue tadi cuma takut Cia terkena pecahan beling jadi gue bilang begitu. Mungkin gue terlalu keras dan kesan membentaknya sehingga membuat Cia salah paham Rey" jelas Cia namun Rey tidak menoleh dan masuk kedalam mobil.

Cira terjatuh dan bersimpuh di parkiran menangis, semua ini karena Papanya mengumumkan hal yang tak pernah diduganya.

Cira bangkit lalu berlari kekamarnya dengan menaiki tangga dapur yang menuju lantai dua.

Cira segera mandi lalu merebahkan badannya atas ranjang dan masuk kedalam selimut. Tiba-tiba ucapan Papanya terus terngiang diotaknya bagai alunan musik.

"Cira benci dijodohkan, Cira ingin memilih pasangan hidup sendiri. Cira nggak mau sama Rey. Cira hanya mau Cia bukan Rey. Cira benci mereka. Cira benci sangat benci dengan Rey. Benci beruang es. Benci wajah songongnya, benci semuanya!!!"umpatnya dengan menendang-nendang dan memukul selimutnya seolah itu Rey dengan wajah datarnya dan dingin.

Tok.... Tok.... Tok...

Suara pintu kamar Cira diketok membuatnya semakin mengumpat dan mengabsen hewan yang hadir dikebun binatang bahkan peliharaan kucingnya juga ia sebut.

"Siapa sih!!!" ucap Cira kesal lalu bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu dengan kasar. "Apa!" ucap Cira jutek.

Seseorang yang melahirkannya datang membawa nampan berisi segelas susu hangat"Ini Mama bawain susu buat kamu biar tidurnya nyenyak" ucap Mamanya.

Cira langsung menegak susu tersebut dengan kesal dan tatapan membunuh menatap Mamanya "Pelan-pelan sayang" ucap Mama saat melihat Cira minum dengan seperti itu

Cira menghabiskan susunya lalu menaruhnya dinampan yang dibawa Mamanya "Pelan-pelan? Mama sama Papa pernah nggak pelan-pelan nikahin Cira. Cira baru dua puluh tiga Ma, dan itupun nikah dengan Duda! "ucapnya penuh penekanan.

Melihat reaksi anaknya yang begitu membuat Mamanya Cira sakit hati "Tapi kamu sudah kenal lama dengan Rey, Cira. Bahkan kamu sudah dekat dengan Cia" ucap Mamanya berusaha tenang menghadapi anaknya. "Dan Rey itu bukan duda sayang"ucapnya memperbaiki ucapan Cira, membuat Cira memutar bola matanya malas.

"Bukan apanya, orang ada ekornya" ucap Cia memalingkan wajahnya dan dengan suara yang pelan.

"Yaudah kalau nggak percaya, tanya aja sama Papa" ucap Mamanya pasrah menghadapi yang tak percayaan anaknya maka harus didasari bukti fisik.Sehingga ia mengalah pergi karena tidak punya bukti. Anaknya ini sudah kayak di persidangan aja perlu bukti. Inilah keturuna seorang Nugraha batin Mamanya.

"Yaudah, Cira juga nggak mau, sama tuh kecebong" ucap Cira lalu menutup pintu saat Mama berbalik pergi. "Tapi kalau ekornya Cira mau" ucapnya pelan didalam kamar yang sudah tertutup rapat dengan nyengir kuda.

Saat hendak membanting tubuhnya ke ranjang tiba-tiba aja suara ketukan pintu berbunyi lagi membuat Cira jengah "Ganggu aja terosss!!" ucapnya berteriak membuat orang dibalik pintu terkekeh.

"Papa boleh masuk?" ucap Papanya dibalik pintu membuat Cira ingin berkata tidak. Namun, ia urungkan.

"Ada apa sih Pa, Cira mau tidur!" ucapnya saat membuka pintu melihat Papanya tersenyum dengan lebar.

Tanpa persetujuan dari Cira, Papa nya sudah menyelonong masuk lalu duduk diatas rajang "Sini deh"ucapnya sambil menepuk tempat duduk sebelahnya, mengisyaratkan agar Cira yang masih didepan pintu untuk menghampirinya dan duduk bersamanya.

Cira mengikuti apa perintah Papanya dan duduk disampingnya. Papanya membelai rambut Cira "Kamu udah besar ya sekarang?" ucapnya dengan nada selembut sutra karena ia tau anaknya ini sangat marah.

"Nggak. Cira masih SD"ucap Cira kesal membuat Papanya terkekeh geli.

"Iya anak SD yang udah mampu untuk buat anak kan?" goda Papanya membuat Cira menghempaskan tangan Papanya dirambutnya. Kesal? sangatlah.

"Pa! Cira tegaskan ya! Cira nggak mau nikah, Cira masih 23 tahun masih muda Pa" ucapnya setengah merengek dengan menarik-narik lengan Papanya.

"Kamu untung lho Ra, nikah usia 23 tahun. Lha Mamamu nikah 19 tahun" ucapnya membandingkan.

"Tapi itu dulu Pa!"rengek Cira tak terima.

"Sama aja, toh beras kalau dimasak akan jadi nasi bukan batu" ucap Papanya santai, membuat Cira kesal dan melipat tangannya diatas dadanya.

Cira bangkit dari duduknya lalu berdiri dengan tegak dan satu tangan didadanya "Aku CIRANIA NUGRAHA menolak keras PERJODOHAN ini" ucapnya dengan lantang dan penuh penekanan pada namanya dan perjodohan membuat Papanya tertawa terbahak-bahak.

"Papa jahat!!! " ucapnya memukul-mukul lengan Papanya pelan karena kesal ditertawakan. Papanya tak berhenti tertawa malah begitu keras.

Suara tawa Papanya menggema membuat orang yang lagi lewat penasaran akan hal tersebut.

"Lagi ketawa ya? ikut dong?" ucap seseorang yang sedang bersender di daun pintu bersidekap tangan dan dengan pandangan mengarah ke Cira dan Papanya.

"Lagi nangis,ikut!" sarkas Cia membuat Wisnu. Kakaknya ikut tertawa. Membuat Cira memoyongkan bibirnya.

"Huluh-huluh, Adik abang Wisnu kenapa cemberut gitu" ucapnya sambil menarik bibir monyong Cira, membuat Si Empu marah.

"Kalian semua tu sama aja, bikin kesel" ucapnya lalu berlari keluar kamarnya membuat dua orang laki-laki tersebut makin tertawa keras karena sudah membuat Cira kesal dan marah.

"Orang dirumah ini pada gila semua ya?" gumam Cia berjalan menuju dapur.

"Termasuk kamu" ucap Kakak Iparnya dibelakang Cira yang membuatnya terkejut. Yang sedang ingin kedapur membuatkan susu untuk Riska anak perempuannya.

"Ih... Kakak ngagetin aja" ucap Cira dengan mengusap dadanya.

"Kamu kenapa waktu dipesta langsung lari keluar? semua orang ngebicarain kamu nggak-nggak tau"ucap Kakak Iparnya yang bernama Nuri.

Cira hanya menyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Itu-itu Cia marah"ucapnya pelan membuat Nuri tersenyum.

"Owh.... berarti setuju dong dijodohi?"ucap Nuri menggoda dengan menekan-nekan lengan Cira "Apaan sih Ka"ucap Cira.

"Aku nggak mau dijodohin sama dia"ucap Cira lalu mengambil mie instan di loker dapur.

Sementara Nuri memasak air dan menuangkan takaran susu formula untuk Riski."Ganteng lho dia Ra"ucapnya merayu.

"Gini ya Kakak, aku tuh nggak suka dia. Kalau anaknya aku baru suka"ucap Cira mengklarifikasi.

Nuri mengerjitkan dahinya bingung. Anak? anak siapa?itulah yang ada dipikirannya karena setaunya Rey itu masih bujangan dari cerita Mama mertuanya itu.

"Bukannya dia masih bujangan ya Ra?" tanyanya pada Cira membuat Cira memandang Kakak Iparnya ini.

"Itukan anaknya kak"ucapnya lalu melanjutkan perkerjaan untuk memasukan mie ke mangkuknya.

Nuri tertawa mendengar penuturan dari Cira, tentang anak yang dibawanya itu adalah anaknya. Rupanya adiknya ini salah makan berita. "Kamu salah makan berita ya dik? "tanya Nuri membuat Cira mengerjitkan dahinya bingung.

"Salah makan berita? maksudnya?" tanya lagi penasaran.

"Iya, yang kamu tau tentang Rey itu cuma lapisan luarnya aja Cira" ucap Nuri lalu dengan mengaduk susu yang dibuatnya.

Maksudnya apa? cuma lapisan luarnya aja? lah kan emang banyak yang bilang dia duda satu anak, pikir Cira.

"Kamu mending tanya sama Rey nya aja biar jelas, dan tidak salah paham lagi" ucap Nuri "Kakak kekamar dulu ya kasian Iki menunggu lama"ucapnya yang diangguki Cira yang sedang mengaduk mienya.

"Ah,,mau dia bujangan atau duda tetap aja gue nggak mau sama tuh Reyong Centong" ucap Cira santai. Lalu memakan mie instannya belakang dapur untuk melihat bintang - bintang dilangit dan indahnya rembulan malam dengan desiran angin menghangatkan.

Ayo.... Nungguin Ya? maaf baru bisa update karena kemarin sibuk kerja.

Terimakasih banyak-banyak yang udah like, vote dan coment, jangan lupa pantengin terus cerita ini yaa....💕

1
Hidriati Idefasa
Luar biasa
Alejandra
Emang nggak kedap suara kamarnya, biasanya kamar orang kaya kan gitu...
Irmanita Awanda
CIA itu umur brp sih kok gak dicritain di awal smpek skrg
Mal²_03
ga terlalu suka sama karakter Omanya, karna terlalu ikut campur dan egois mau menang sendiri, mana rencana ga ada yg masuk akal pula😒
Dyah Oktina
kurang ... nya... thor.... tempatnya ... gitu
Dyah Oktina
ish... ngerjain banget nih c author..... ruang kosong panjang... bet dah 😆
susi 2020
🙄🙄🙄🙄🤭🤭
susi 2020
🔥🔥🔥😄😄😄
susi 2020
🥰🥰🥰🥰
susi 2020
🙄🙄😍
susi 2020
🤫🤫🤫🤫😘😘😘
susi 2020
🙄🙄😍🥰
susi 2020
😍😍😍😍🥰🥰
susi 2020
🙄🙄🥰🥰🥰
susi 2020
😘😘🤫
susi 2020
🥰🥰😍
susi 2020
🙄🙄🙄🙄🙄
susi 2020
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
susi 2020
😂😂😂😂
susi 2020
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!