DALAM SARANG JANDA JANDA MUDA

Tanpa terasa, malam kini semakin larut. Jam digital yang berjalan di atas televisi dari dalam kamar anak anak, sudah menunjukkann pukul dua malam. Seorang pemuda tanpa diduga terbangun di jam tersebut karena merasa ingin ke kamar mandi. Karena merasa sudah tidak tahan, dengan langkah yang agak sempoyogan, pemuda itu beranjak menuju toilet yang ada di dikamar tersebut.

"Akh, lega!" ucap pemuda itu. Beruntung di dalam kamar mandi tersebut ada bak kecil yang bisa untuk menampung air. Jadi pria itu bisa menggunakan air untuk membersihkan benda kebanggaannya.

Setelah urusan dengan toilet selesai, pemuda itu bergegas keluar. Sebelum melanjutkan tidur, langkah pemuda itu tertuju pada dua ranjang yang berisi dua bocah sedang terlelap. Pemuda itu mengulas senyum sambil merapikan selimut yang berantakan untuk menutupi tubuh mungil tersebut. Tak lupa, botol susu yang telah kosong juga dia pindahkan ke tempatnya. Setelah semuanya beres, pemuda itu kembali menuju tempat dimana tadi dia terlelap.

Saat dia hendak pemuda itu hendak merebahkan tubuhnya, tiba tiba telinganya menangkap sebuah suara. Pemuda itu sontak terperanjat dan celingukan. Suara itu jelas sekali terdengar dari kamar sebelah. Karena penasaran, pemuda itu tak jadi membaringkan tubuhnya dan beranjak mejuju kamar sebelah.

"Kok pintunya terbuka? Kamar sebelah sepertinya lampunya masih menyala" gumam pemuda itu saat melihat pintu penghubung kamar sebelah dan kamar anak anak. Dengan badan membungkuk, pemuda itu mendekat ke arah pintu, ingin melihat apa yang terjadi di kamar sebelah.

"Pasti ini suara dari televisi dan Miss A moy sudah terlelap," gumam pemuda itu, lalu dia perlahan menggerakan kepalanya. Begitu kedua mata mata pemuda itu tepat berad di celah pintu yang terkejutnya dia dengan apa yang dilihatnya.

Sejenak pemuda terpaku dengan apa yang dia lihat. Dia sana, di atas sofa dekat ranjang, seorang wanita dengan mata fokus sedang menatap layar televisi yang mengeluarkan suara rintihan kenikmatan. Yang membuat pemuda itu semakin takjub, wanita di dalam kamar itu tidak mengenakan apa apa dengan kaki terbentang dan tangan kanan memegang sebuah benda yang bentuknya sangat familiar. Benda itu sedang diusapkan pada sesuatu yang ada diantara dua kakinya.

Pemuda itu langsung menarik kepalanya dan berdiri tegak bersandar pada tembok dengan nafas yang menderu.

"Astaga! Apa yang dilakukan Miss A moy?" tanya pemuda itu pada dirinya sendiri. Karena takut ketahuan, pemuda itu langsung saja bergegas kembali ke tempat tidur dengan perasaann yang tidak bisa digambarkan dengan kata kata. Pemuda itu pun terbayang bayang dengan apa yang baru saja dia lihat. Hingga beberapa saat waktu berlalu, pemuda itupun lantas tertidur dengan senyum yang terkembang.

Dan tanpa terasa, pagi pun menjelang. Dua pemuda yang harusnya masih terlelap, mau tidak mau mereka terbangun karena gangguan dari dua bocah yang duduk di atas tubuhnya.

"Om Yo, Bangun! Ayo kita berkelahi!" seru seorang bocah yang kini tengkurap di atas tubuh Yoyo.

"Astaga! Jam berapa sekarang ya?" tanya Yoyo dengan suara berat khas orang baru bangun. Yoyo melirik jam digital. "Baru jam lima pagi, Tuan kecil. Lagian, kan Tuan kecil sekolah."

"Ini hari sabtu, Yo. Mereka libur sekolah," bukan Binbin yang menjawab, tapi A win yang baru saja masuk ke dalam kamar anak anak lalu menyerahkan botol susu kepada anak anak itu.

"Oh kalau sabtu libur, Miss?" tanya Yoyo dan A win mengiyakan. "Nanti jam enam kita olahraga, gimana?" tawar Yoyo sambil mengusap kepala Binbin.

"Binbin tidur lagi tuh," tunjuk Tito.

"Hah! Astaga!" pekik Yoyo agak terkejut. Sedangkan A win hanya bisa mengulas senyum melihat tingkah anaknya.

"Udah minum susu ya pasti Binbin akan tidur lagi. Aku nitip lagi ya, Yo."

"Iya, Miss."

Wanita berdaster itu melangkah menuju Kamar tidurnya. dua pemuda yang ada di sana hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Zoe juga sepertinya tertidur lagi. lihat! dia terdiam," ucap Tito.

"Ah iya, udah pules aja itu bocah!" seru Yoyo. "Kenapa ini jadi pada tidur di atas tubuh kita? dasar bocah-bocah aneh. tapi mereka lucu sama kita langsung nurut, lengket banget."

"Apa mungkin dua bocah ini mengira kalau kita berdua adalah ayah mereka?"

"Bisa jadi. Mungkin mereka kangen sama yang namanya sosok seorang ayah, jadi bocah-bocah ini menyalurkan rasa kangennya kepada kita."

Di saat Tito dan Yoyo asyik ngobrol sambil menjaga dua anak yang terlelap di atas tubuh mereka, tiba tiba Miss A moy masuk ke dalam kamar anak anak, membuat salah salah satu dari pemuda itu menjadi tegang karena teringat kejadian semalam.

...@@@@...