NovelToon NovelToon
KAU DI HATI KU

KAU DI HATI KU

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berondong / CEO / Pengganti / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

🏆 Novel Lomba Menulis Tahun 2022 🏆

Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.

Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.

Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.

Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.

Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 CINTA YANG HANYA TERSIMPAN DI HATI

CINTA YANG HANYA TERSIMPAN DI HATI

Pria amnesia itu hanya terbaring kaku ketika Batang Dewi berada di atas badannya, Jian tidak mampu berkedip sedikitpun. Dan tanpa sengaja wajah mereka saling bersentuhan sehingga keduanya saling melekat erat.

Pandangan kedua mata mereka saling beradu pandang, semburat warna merah menghias wajah mereka berdua.

"Maafkan aku !", pekik Batang Dewi.

Dia dengan tergesa-gesa beranjak dari tubuh Jian serta bersusah payah untuk berdiri karena kakinya yang tersangkut selimut.

Tiba-tiba tangan Jian meraih lengan Batang Dewi seraya menggenggamnya erat-erat, dan memberi bekas dalam di lengan gadis itu.

"Apa yang kamu lakukan tadi ?", tanya Jian dengan suara pelan.

"A--aku tidak sengaja... Sungguh !", sahut Batang Dewi.

"Kamu tidak tahu jika ulahmu mampu mengundang bahaya, tidakkah kamu berpikir jika kamu sekarang ini berusaha menggodaku", ucap pria amnesia itu.

"Ehk... Aku tidak sengaja...", ucap Batang Dewi berusaha melepasakan diri.

"Kamu menggodaku, dan haruskah aku menyalahkan diriku jika menafsirkannya berbeda", kata Jian.

"Sungguh ! Aku tidak sengaja melakukannya dan tidak bermaksud menggodamu, tolong jangan menekanku", sahut Batang Dewi.

"Ingat posisimu ! Aku tidak menaruh hati padamu dan jujur aku katakan aku hanya menginginkanmu menjadi penggantinya saja sementara supaya ingatanku kembali", kata Jian dingin.

Batang Dewi terdiam dengan pandangan tertunduk ke bawah. Dia rasanya tidak ingin berlama-lama berada di kamar itu.

"Dan maaf, aku tidak menaruh harapan pada hubungan ini... Aku berpikir jika aku mengingat yang paling membuatku terluka akan memudahkanku mengingat semuanya...", ucap Jian.

"Apakah kamu mengingat sesuatu ?", tanya Batang Dewi masih menundukkan pandangannya.

"Tidak... Aku tidak mengingat apapun... Kenapa kamu tanyakan itu ?", tanya Jian seraya mengerutkan keningnya.

Batang Dewi menghela nafasnya lalu dia berkata pada pria amnesia itu.

"Kalau begitu... Terus...", ucap Batang Dewi sambil menengadahkan kepalanya. "Teruslah kamu jadikan aku wanita penggantimu agar kamu ingat !"

Batang Dewi melepaskan genggaman tangan Jian kemudian berlari cepat meninggalkan pria amnesia itu ke kamar lainnya dan menangis.

Jian tertegun seorang diri dan masih berbaring di atas sofa tatkala dia melihat Batang Dewi pergi dari suite ini.

Suasana tiba-tiba menjadi sunyi serta terasa sangat dingin menusuk tulang Jian ketika Batang Dewi tidak ada di ruangan itu.

Luka ditubuhnya tidak sebanding dengan luka di hati Jian, saat dia sadar bahwa ingatan yang paling dia kenang dan melekat dibenaknya adalah ingatan tentang mantan tunangannya ketika dia mengalami tragedi

yang mengharuskannya kehilangan seluruh ingatannya.

Tanpa dia tahu apa penyebab yang membuat dirinya harus mengalami amnesia itu.

Jian merapatkan kedua matanya sambil menghembuskan nafasanya kesal, tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi masalahnya sendiri. Dengan ingatan yang hilang menyebabkan Jian harus terus tergantung dengan orang lain. Dan orang lain itu adalah Batang Dewi yang mirip dengan mantan tunangannya baik itu senyumannya bahkan suaranya dan gerak tubuhnya.

Hati Batang Dewi yang perlahan-lahan tumbuh cinta itu harus mendapati kenyataan pahit karena Jian masih menganggap Batang Dewi pengganti untuk Jian.

"Apa yang aku lakukan !?", ucap Batang Dewi sembari menangis kesal.

Dia menepuk keningnya pelan tanpa tahu yang dia lakukan justru semakin membawanya ke jurang kesedihannya yang dalam.

"Tidak... Tidak mungkin aku jatuh cinta pada pria itu... Dan itu tidak boleh terjadi, akan sangat tidak baik jika Jian mengansumsikan keliru akan niatku merawatnya...", kata Batang Dewi seraya mengusap air matanya.

Batang Dewi hanya dapat menyimpan perasaan cintanya yang mulai tumbuh di hatinya tanpa dapat diungkapkan sepenuhnya kepada Jian.

Dia hanya dapat mencintai Jian dalam hatinya.

"Ini bodoh ! Jatuh cinta tanpa tahu suatu saat dia akan meninggalkanku untuk selamanya ketika dia mendapatkan ingatannya", ucap Batang Dewi sambil mengusap dadanya yang sesak.

KLING...

KLING...

KLING...

"Kenapa kamu masih membawa pria bodoh itu bersama denganmu ?", tanya Rajawali sistem tiba-tiba muncul.

Batang Dewi mendongakkan kepalanya ke arah datangnya suara di kamar hotel, tempat dia menginap di Hotel St. Regis Venisia.

"Karena aku harus merawatnya", sahut Batang Dewi.

"Haisssh... Tetapi kamu menangis Batang Dewi... Tinggalkan saja dia disini ! Untuk apa kamu mencemaskannya dan semakin membuatmu tersiksa setiap hari", ucap Rajawali sistem.

"Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian tanpa ingatan, aku tidak sanggup membiarkannya terlantar seperti orang sakit di jalanan, itu sangat tidak manusiawi", kata Batang Dewi masih terisak-isak.

"Itu konyol Batang Dewi ! Sampai kapan kamu akan terus menahannya, serta melukai perasaanmu sendiri setiap harinya !?", ucap Rajawali sistem kesal.

Rajawali sistem seakan tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Batang Dewi dan menurutnya itu sangatlah bodoh sekali, mungkin sangat manusiawi menolong orang yang terluka dan amnesia tetapi melukai diri sendiri, itu tindakan yang sangat konyol.

"Aku akan terus bersabar sampai dia benar-benar pulih dan ingatannya kembali seperti sediakala", sahut Batang Dewi.

"Dengan mengorbankan perasaanmu !? Dan membunuh hatimu untuk cinta yang lebih baik", ucap Rajawali sistem.

"Iya...", sahut Batang Dewi.

"Ayolah ! Ini bukan cara terbaik Batang Dewi ! Laporkan saja ke pihak berwajib agar mereka mencari kebenaran tentang pria amnesia itu ! Biarkan mereka yang mengurusnya dan serahkan ini semuanya kepada yang berwajib !", ucap Rajawali sistem.

"Laporkan kemana !? Ke polisi maksudmu ?", tanya Batang Dewi.

"Iya ! Biarkan mereka yang mencari keluarga pria amnesia itu dan mengurusnya karena mereka tahu cara yang terbaik memecahkan masalah ini !", ucap Rajawali sistem tegas.

"Tapi itu tindakan yang tidak manusiawi. Dan kamu tahu bagaimana cara mereka melihat suatu kasus, dengan logika ! Dan mengesampingkan perasaan", kata Batang Dewi.

"Itu cara yang benar, memakai "Logika" ! Kamu tahu, logikanya, jika masalah ini akan menyeretmu ke dalam kasus orang hilang, dan logikanya, jika pria itu adalah seorang penjahat, logikanya, dia terlibat perdangangan gelap... Apa kamu tidak pernah berpikir sejauh itu secara logika ?", ucap Rajawali sistem.

"Dia sekarat...", kata Batang Dewi.

Rajawali sistem terdiam dan hanya hinggap di atas kap lampu yang terletak di meja dekat tempat tidur hotel.

"Haruskah aku mambuangnya, jawab aku ! Haruskah aku membuangnya !? Itu tidak mungkin..., dan kamu tidak pernah tahu jika aku melakukannya karena aku teringat akan peristiwa masa laluku yang pahit...", kata Batang Dewi.

"Itu tidak adil Batang Dewi, sangat tidak adil untukmu", ucap Rajawali sistem menyadarinya.

Suasana mendadak sunyi senyap dan hanya terlihat Batang Dewi yang masih duduk diatas tempat tidurnya di kamar hotel lainnya.

Tenggelam di dalam pikiran mereka masing-masing.

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu kamar hotel diketuk dari arah luar kamar sehingga memecah kesunyian di ruangan kamar itu.

Batang Dewi beranjak dari tempat tidurnya dan bersamaan itu, Rajawali sistem menghilang dari ruangan tidur hotel.

Kamar hotel yang kini ditempati oleh Batang Dewi berbeda dengan suite yang ditempati Jian, kamar hotel gadis polos itu tidak seluas Santa Maria Suite.

Batang Dewi membuka pintu kamar hotel dan melihat pria amnesia itu berdiri tepat di muka kamar tidurnya.

"Ada apa ?", tanya Batang Dewi tersentak kaget.

"Maaf...", sahut Jian.

Pria berwajah tampan itu tiba-tiba meletakkan kepalanya ke atas bahu Batang Dewi dan menyentuh lehernya.

"Ehk !?", gumam Batang Dewi bertambah bingung.

"Maaf...", ucap Jian lagi.

Jian mengusapkan kepalanya ke bahu Batang Dewi dan sontak membuat gadis berusia 29 tahun itu terkejut serta panik.

"Untuk apa meminta maaf ? Bukankah kita tidak melakukan kesalahan ?", tanya Batang Dewi.

"Tolong maafkan ucapanku tadi...", sahut Jian masih menyandarkan kepalanya di bahu Batang Dewi.

Kedua tangan Batang Dewi tiba-tiba terangkat secara refleks ke arah kepala Jian lalu dengan cepat mengurungkannya.

"Ada apa kamu mencariku ? Apakah ada keluhan di badanmu ?", tanya Batang Dewi berusaha bersikap dingin.

"Mmm..., tidak !", sahut Jian.

"Lalu ada apa kemari ?", ucap Batang Dewi bertanya.

"Aku bosan di kamar terus...", jawab Jian malas.

Jian menjauhkan kepalanya dari bahu Batang Dewi seraya mengusap rambutnya berulangkali.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan di Venesia dan menikmati hal baru yang belum pernah kita lakukan, kamu setuju ?", tanya Jian.

"Setuju", sahut Batang Dewi.

Batang Dewi mengganti pakaiannya setelah itu dia mematut lama di depan cermin seraya mengusap wajah polosnya.

Menarik nafas dalam lalu berhenti sebentar kemudian menghembuskan nafasnya berulangkali.

Akhirnya keduanya memutuskan keluar dari hotel untuk berjalan-jalan sepanjang Kota Venesia.

Batang Dewi menghentikan langkah kakinya saat dia melihat sebuah toko pakaian yang menawarkan layanan gratis make over setelah membeli satu gaun khas Venesia untuk festival topeng dari toko.

Terlintas idea baru dipikirannya untuk melakukan make over dan membeli gaun untuknya sebagai kenangan telah berkunjung ke kota ini serta sekalian membeli buah tangan untuk Baldovino Elio dan Gamya dari Venesia.

Jian menunggu Batang Dewi di kursi pojok toko pakaian yang tersedia dengan menopangkan salah satu kakinya di atas kaki lainnya.

Lumayan lama Jian menanti gadis itu menyelesaikan make overnya, tak lama kemudian Batang Dewi keluar dengan mengenakan rok lipit merah dengan pita berwarna di ujung bawahnya serta kaus kaki putih memanjang dari kaki hingga lutut serta blus putih serta korset dengan jas warna hitam dan tak lupa dia mengubah riasan wajahnya menjadi berbeda dan sangat cantik.

Sesaat pria amnesia itu terpana melihat perubahan pada Batang Dewi, gadis polos itu mendadak cantik serta modis karena biasanya dia memakai seragam toko atau apron dalam setiap penampilannya dan sangat sederhana tapi kali ini jauh berbeda, anggun serta cantik sekali.

"Bagaimana penampilanku ?", tanya Batang Dewi.

"Bagus...", sahut Jian sambil menggaruk hidungnya.

"Baiklah, kalau begitu sekarang giliranmu. Tuan, tolong aku untuk membantu temanku ini", ucap Batang Dewi kepada seorang pelayan pria di toko pakaian itu.

Pria berpenampilan seragam itu lalu membawa Jian untuk berganti pakaian.

"Hai ! Tunggu..., tunggu... !", ucap Jian kebingungan.

"Maaf tuan, kami hanya melaksanakan permintaan pelanggan toko kami", kata pelayan toko itu seraya membawa paksa tubuh Jian ke dalam ruang ganti pakaian.

Beberapa waktu kemudian pria amnesia itu keluar mengenakan pakaian khas Italia.

"Ayo kita pergi melanjutkan acara jalan-jalan kita di Venesia !", ajak Batang Dewi.

Batang Dewi tersenyum manisnya sambil menenteng kantung kertas berisi buah tangan yang dibelinya dari toko itu serta kantung kertas lainnya berisi pakaian yang tadi dia kenakan.

Keduanya terlihat berjalan sepanjang jalan grand canal sembari menikmati suasana di Kota Venesia.

Di depan mereka tampak kerumunan orang-orang mengenakan pakaian yang unik dan sebagian memakai pakaian yang mirip dia kenakan. Dan mengenakan topeng unik yang menghias di wajah mereka.

Suasana di Venesia sepanjang grand canal terlihat sangat meriah ditambah adanya festival topeng, membuat kota semakin ceria.

Batang Dewi melihat orang-orang tengah menaiki perahu yang biasa disebut gondola, tiba-tiba Jian menarik tangan Batang Dewi untuk mecoba naik gondola yang berderet sepanjang grand canal.

"Ayo, naik !", ucap Jian.

"A--apa... !? Tunggu !", sahut Batang Dewi terkejut.

Seorang pria berdiri di atas gondola dengan dayung di tangannya tersenyum ramah kepada Batang Dewi dan Jian saat mereka menaiki gondolanya.

Gondolier itu menggerakkan gondolanya dengan menggunakan sebuah dayung panjang melewati grand canal yang terdapat bangunan-bangunan unik Venesia.

"Kamu suka ?", tanya Jian yang sedari tadi asyik menikmati pemandangan sepanjang grand canal.

"Ya, ini sangat indah sekali, dan menarik", sahut Batang Dewi.

"Jika kamu suka kita akan naik gondola ini sampai malam", ucap Jian.

"Kamu selalu bercanda, sampai malam, mana mungkin...", kata Batang Dewi.

"Kenapa tidak !?", ucap Jian santai.

"Terserah padamu", sahut Batang Dewi.

Gondola melewati kanal berbentuk S yang terbalik dan melalui distrik-distrik utama di Venesia.

Gondolier kemudian berkata kepada Batang Dewi dan Jian ketika gondola miliknya melewati sebuah jembatan.

"Tradisi Venesia menyatakan bahwa pasangan harus berciuman di bawah setiap jembatan sebagai lambang cinta abadi", ucap gondolier pria itu.

"A--apa ?", tanya keduanya kompak.

"Maaf, itu aturannya", sahut gondolier itu.

"Hah !?", jawab mereka serempak.

"Untuk menghormati tradisi dan anugerah Tuhan karena akan mendapatkan berkah besar serta dapat mengabulkan harapan", ucap gondolier pria itu.

Semburat merah menghias wajah Batang Dewi, dia tidak mampu menyembunyikan rasa malunya. Tapi dia mulai berpikir akan kebaikan untuk Jian dan berharap kesembuhan pria amnesia itu maka dia memutuskan melakukannya dengan segala resikonya.

Batang Dewi lalu menarik kerah pakaian Jian dan langsung mencium pria tampan amnesia itu dengan sangat cepat ketika gondola yang mereka naiki melewati bawah jembatan di kanal.

Apakah cinta pertama harus berakhir menyedihkan... Dan hanya Tuhan yang tahu jawabannya...

Selama di Venesia kedekatan di antara mereka terjalin dan selama liburan itulah cinta di hati Batang Dewi bersemi tetapi harus gugur bagaikan bunga violet pada musim gugur.

1
kura kura ninja
dia kerjaannya bengong aja mulai dari awal cerita... sebel sama karakter bibi lampir ini
kura kura ninja
terkadang tak semua harus sama pendapatnya ya
kura kura ninja
kejutan...
kura kura ninja
lah, nih biang keladi atas keretakan hubungan Barang Dewi sama pria amnesia itu keknya ya
kura kura ninja
status barang dewi ini gimana juga kelanjutannya kenapa justru Magani berpaling dari mukanya
kura kura ninja
kagak pusing kau thor... /Facepalm/
kura kura ninja
sehat selalu thor...
Zhen
aku mencintaimu thor...
Zhen
akhirnya dia punya toko roti sendiri sesuai dengan keahliannya
Anonymous
gua suka sama karya ini soalnya terasa di Italia gitu hidup beneran suasananya
Zhen
lancar jaya thor
Zhen
semoga jadi juaranya ya
Zhen
semangat thor...
Zhen
eh, ada sistemnya juga
Zhen
Syukur juga dia dapat pekerjaan baru setelah bereinkarnasi yang ke berapa ya thor kalo boleh tahu
Zhen
oh dia kan tukang roti disini pas dia reinkarnasi
Zhen
rasanya sedih jadi Batang Dewi jadi penasaran baca endingnya
Zhen
kasihan dia tapi sampai amnesia gegara patah hati
Zhen
Cowok amnesia, sakit dia
Zhen
dah, ketemu cowok gila rupanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!