Update tiap hari ~
Follow Instagram: eido_481
untuk melihat visual dari karakter novel.
Setelah begadang selama tujuh hari demi mengejar deadline kerja, seorang pria dewasa akhirnya meregang nyawa bukan karena monster, bukan karena perang, tapi karena… kelelahan. Saat matanya terbuka kembali, ia terbangun di tubuh pemuda 18 tahun yang kurus, lemah, dan berlumur lumpur di dunia asing penuh energi spiritual.
Tak ada keluarga. Tak ada sekutu. Yang ada hanyalah tubuh cacat, meridian yang hancur, akibat pengkhianatan tunangan yang dulu ia percayai.
Dibuang. Dihina. Dianggap sampah yang tak bisa berkultivasi.
Namun, saat keputusasaan mencapai puncaknya...
[Sistem Tak Terukur telah diaktifkan.]
Dengan sistem misterius yang memungkinkannya menciptakan, memperluas, dan mengendalikan wilayah absolut, ruang pribadi tempat hukum dunia bisa dibengkokkan, pemuda ini akan bangkit.
Bukan hanya untuk membalas dendam, tapi untuk mendominasi semua.
Dan menjadi eksistensi tertinggi di antara lang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eido, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan (2)
Pernikahan itu berlangsung sempurna, tanpa hambatan sekecil apa pun. Hari itu langit cerah, angin bertiup lembut, dan suasana kediaman keluarga Qin dipenuhi cahaya merah kebahagiaan. Setelah upacara selesai dan para tamu kembali ke tempat masing-masing, Feng Jian dan Qin Aihan duduk bersama di ruang makan khusus, ditemani oleh ayah, ibu, adik perempuan Qin Aihan, serta para tetua keluarga Qin yang duduk berjajar dengan sikap penuh wibawa.
Makanan lezat tersaji dalam kehangatan suasana, namun suasana berubah lebih tenang ketika salah satu tetua meletakkan cangkir tehnya dan bertanya dengan nada hati-hati namun penuh rasa ingin tahu, “Feng Jian… dari mana kau berasal? Dan… orang tuamu?”
Feng Jian terdiam sejenak, senyumnya tak berubah, namun matanya menjadi lebih dalam, seolah mengingat sesuatu yang jauh di masa lalu. Ia menatap ke dalam cangkir tehnya, sebelum menjawab dengan suara tenang, pelan, dan sedikit serak.
“Aku berasal dari keluarga sederhana. Kami bukan keluarga besar, tapi kami bahagia. Aku memiliki ayah dan ibu yang sangat menyayangiku… dan dulu, aku pun memiliki seorang tunangan.”
Semua yang mendengarnya menjadi lebih hening, hanya suara peralatan makan yang sesekali terdengar.
“Dulu aku dianggap berbakat. Banyak yang memujiku, dan karena itu… aku dijodohkan dengan seorang gadis dari keluarga lain. Dia cantik, lembut, dan aku mencintainya.” Feng Jian tertawa kecil, getir. “Setidaknya, aku mengira begitu.”
Qin Aihan menggenggam tangannya diam-diam di bawah meja.
“Tapi ternyata, saat aku sibuk dengan pelatihanku, dia memilih pria lain. Pria itu berasal dari keluarga terkuat di wilayah kami… dan saat aku mendatangi mereka untuk menanyakan semua ini, dia berdiri di samping pria itu… bukan aku.”
Feng Jian mengangkat matanya, menatap kosong ke depan, namun nadanya tetap tenang.
“Aku ditantang… atau lebih tepatnya, dihancurkan. Penjaga pria itu, seseorang yang kekuatannya jauh di atas levelku waktu itu, menyerangku tanpa ampun. Meridianku dihancurkan. Seluruh tubuhku lumpuh. Dan keluargaku…”
Ia menghela napas panjang, mengatupkan rahangnya sejenak sebelum melanjutkan.
“Mereka tak membunuhku. Mungkin karena menganggapku tak lebih dari bangkai berjalan. Tapi saat aku kembali ke rumah… tak ada yang tersisa. Api, reruntuhan… dan keheningan.”
Ruangan itu begitu sunyi hingga napas siapa pun terdengar jelas. Para tetua saling pandang, wajah mereka berubah dari penasaran menjadi suram. Qin Jianwei mengepalkan tangan di atas pahanya, mata menatap Feng Jian dengan rasa hormat yang bertambah.
“Tapi." Feng Jian akhirnya tersenyum tipis, menoleh ke arah Qin Aihan yang duduk di sampingnya. “Saat aku bertemu Aihan… entah bagaimana, rasa dendam itu mulai pudar. Aku merasa hidupku kembali punya arah, dan bukan hanya soal balas dendam lagi.”
Ia menambahkan dengan tenang, meski kata-katanya setengah dusta, “Aku sudah tak punya dendam lagi.” di dalam hati nya, jika ada kesempatan datang, ia akan balas dendam.
Qin Aihan menggigit bibir bawahnya pelan, menahan air mata yang hampir jatuh. Qin Wenyi menatapnya penuh iba, sedangkan Qin Yuhan hanya bisa menatap Feng Jian dengan kagum seorang pria yang jatuh sedalam itu, tapi bisa bangkit kembali, bahkan membawa senyum hangat untuk keluarganya kini.
Feng Jian kembali duduk tegap, seperti tak ada yang terjadi, tapi cerita itu telah menyatu dalam hati mereka semua. Para tetua mengangguk, tak lagi sekadar menerima Feng Jian sebagai menantu, mereka menghormatinya sebagai seorang pria sejati yang telah melawan takdir dan memilih untuk hidup.
Di tengah dentingan lembut gelas dan senda gurau yang mulai memenuhi ruangan, tiba-tiba dunia Feng Jian seperti berhenti sejenak. Sebuah suara mekanis bergema pelan dalam benaknya, jelas, namun tak terdengar oleh siapapun selain dirinya sendiri.
[Ding! Status pernikahan telah diproses.]
[Menghitung sinergi spiritual pasangan...]
[Proses selesai.]
[Selamat! Pasangan sah Feng Jian, Qin Aihan, memiliki Potensi Bakat Spiritual Kaisar Alkimia!]
[Efek aktivasi sinergi: Jangkauan Absolut Domain bertambah 300 meter dari pusat Gua Pemulihan.]
Seketika, Feng Jian merasa seperti ada gelombang kekuatan yang menjalar dalam dirinya. Di ruang batinnya, peta transparan dari wilayah Gua Pemulihan perlahan berubah cahaya tenang yang biasanya mengitari gua kini melebar drastis. Radiusnya membentang, melingkupi tiga ratus meter lebih luas, membuat seluruh tubuh Feng Jian dipenuhi rasa takjub dan semangat yang mendidih.
Namun kejutan terbesarnya bukanlah perluasan itu, melainkan nama yang tercatat di layar sistem. Qin Aihan, Potensi Spiritual Kaisar Alkimia.
Feng Jian perlahan menoleh, menatap sosok gadis di sampingnya. Qin Aihan masih menunduk sedikit, tersenyum malu sambil memegang cangkir teh. Ia tak tahu apa-apa tentang perubahan yang terjadi dalam tubuh Feng Jian, atau tentang potensi luar biasa yang tersembunyi dalam dirinya sendiri. Tapi bagi Feng Jian, kini pandangannya berubah. Bukan hanya karena potensi spiritualnya, tapi karena ia tahu, gadis ini... adalah takdirnya.
Tatapan Feng Jian perlahan menjadi dalam, lembut, namun penuh tekad. Ia menatap wajah Aihan seperti seseorang yang baru saja menemukan permata paling berharga di dunia.
Qin Aihan yang menyadari tatapan itu mengerjap pelan, lalu menoleh dengan heran. “Kenapa kamu menatapku seperti itu?” bisiknya pelan, malu-malu.
Feng Jian tersenyum kecil, suara rendahnya hanya bisa didengar mereka berdua. “Aku hanya merasa... sangat beruntung bisa menikahimu.”
Sekeliling mereka tetap bercengkerama, tak menyadari percakapan kecil itu. Tapi di hati Qin Aihan, ucapan itu bergema kuat. Wajahnya langsung merona hebat, merah semerah kelopak mawar yang baru mekar di musim semi. Bahkan telinganya ikut memerah seperti terkena uap dari teko yang mendidih.
“A-Apa kamu harus bilang begitu di depan semua orang?” gumamnya terbata, menunduk semakin dalam.
Feng Jian hanya tertawa kecil. Ia tidak butuh balasan. Cukup melihat pipi merah merona itu, ia tahu dari hari ini dan seterusnya, ia akan menjaganya lebih dari segalanya.
Setelah suara gelak tawa dan dentingan sumpit perlahan mereda, dan para tamu mulai kembali ke tempat masing-masing, Feng Jian berdiri dari duduknya, bermaksud keluar sejenak untuk menenangkan pikirannya. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, suara berat dan berwibawa menahannya.
"Feng Jian." panggil Qin Jianwei, berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Tatapan matangnya tajam namun penuh makna.
Feng Jian berhenti dan menoleh, memberikan hormat ringan. “Ada yang ingin Ayah katakan?”
Qin Jianwei mendekat perlahan, langkahnya mantap seperti seseorang yang telah memikul banyak tanggung jawab seumur hidupnya. Ia menatap Feng Jian dalam-dalam, seolah ingin menembus lapisan jiwanya.
"Putriku, Aihan... dia adalah segalanya bagi keluarga ini." ucapnya pelan, namun tegas. “Dia bukan hanya gadis yang manja atau penurut. Dari kecil dia sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa, terutama dalam hal Alkimia.”
Suara Qin Jianwei mengandung kebanggaan, tapi juga ada nada resah yang samar.
"Sejak masih belia, dia belajar meramu pill tanpa bantuan siapa pun. Hasil ramuannya... mengejutkan. Bahkan beberapa tetua tak percaya itu dilakukan oleh seorang gadis semuda dia." lanjutnya. “Namun akhir-akhir ini, ada yang berbeda. Aihan tak bisa lagi meramu pill dengan kualitas tinggi seperti dulu. Aku... tidak tahu mengapa.”
Feng Jian diam, mendengarkan tanpa menyela. Matanya sedikit menyipit, dalam hati ia sudah tahu jawabannya.
Potensi bakat Qin Aihan yang sangat langka Spiritual Kaisar Alkimia, memang menuntut lebih dari sekadar keterampilan. Potensi semacam itu memerlukan sumber daya spiritual kelas atas agar bisa dipelihara dan berkembang. Tanpa itu, kejeniusan pun akan stagnan, bahkan terhambat.
Tapi Feng Jian tidak mengucapkannya. Ia hanya menyimpannya dalam hati, karena ia tahu... sejak detik ini, ialah yang akan mencukupi segalanya untuk Aihan. Apa pun yang dibutuhkan bakat itu untuk tumbuh, akan ia sediakan.
“Aku mengerti.” jawab Feng Jian perlahan, suaranya penuh keyakinan. “Aku akan menjaga Aihan… dengan seluruh hidupku. Tidak hanya jiwanya, tapi juga jalannya.”
Qin Jianwei menatapnya sesaat, lalu mengangguk pelan. Ada rasa lega di matanya, seperti beban yang ia bawa selama bertahun-tahun perlahan mulai terangkat.
“Baiklah." ucapnya, menepuk pelan bahu menantunya itu. “Mulai hari ini, kau adalah bagian dari keluarga ini… dan putriku adalah tanggung jawabmu.”
Feng Jian membungkuk hormat. “Terima kasih, Ayah.”
Setelah percakapan singkat namun dalam itu, Feng Jian pun pamit, membalikkan badan dan berjalan kembali ke kamarnya. Di bawah cahaya bulan yang mulai menyelinap dari jendela koridor, langkahnya terasa mantap. Dalam diam, ia bersumpah apa pun yang terjadi, Qin Aihan akan menjadi wanita paling bahagia... dan paling kuat.