Kehidupan seorang gadis.
Ia terpaksa masuk kedalam kehidupan Tuan Muda Raka untuk menyelamatkan kaka satu satu nya.
Apa sebenarnya kesalahan kaka nya??
Rencana seorang Tuan Muda untuk mengendalikan hidup Tania. Tapi setelah menjalani nya ia malah jatuh cinta, bahkan dia sendiri yang jadi tergila gila kepadanya.
Tanpa ia sadari ia banyak melanggar peraturan yang ia buat sendiri.
Sebenarnya apa yang membuat Raka menjadi mencintai Tania?
Seperti apa sebenarnya perasaan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eva pronika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tania Pingsan
Satu minggu sudah berlalu, ia pergi ke kampus seperti biasa tapi masih selalu di dampingi pak irvan supir pribadi nya. Walaupun berat ia tetap harus menuruti nya.
Tania juga sudah menceritakan semuanya kepada cindi tapi dengan satu syarat cindi tidak boleh memberitahu Ferdi, karna itu akan menambah masalah baru bagi nya dan juga kaka nya Anton. Awal nya Tania enggan mengatakan semuanya, tapi karna Cindi terus mendesak nya akhirnya dia jujur kepada sahabat nya itu.
Dari kemarin banyak sekali tugas dari kampus, ia bahkan kesulitan untuk mengerjakan nya karna ia sendiri tidak memiliki smarphone atau laptop. Mau tidak mau ia harus menemui Tuan Raka pulang dari kampus. Untuk meminta smartphone nya kembali.
Sepertinya percuma saja aku meminta hal ini, tapi lebih baik aku coba saja. semoga saja dia mau mengembalikannya. karna tugas ku sudah semakin menumpuk.
Di beranikan nya menginjak kan kaki ke kantor dimana Raka bekerja. Setelah tau ruanganya dimana ia memilih langsung masuk ke dalam ruang Raka.
Saat ia membuka pintu,
"Aku merindukan mu" Terdengar suara seorang gadis dari dalam.
Karna penasaran ia langsung masuk dan melihat seorang gadis duduk di meja dan Raka di kursi ke besaran nya.
Seketika mereka berdua melihat ke arah Tania yang sedang berdiri di depan pintu.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Dengan suara terbata.
"Maaf Tuan, seharusnya aku ketuk dulu" Langsung berbalik dan kembali membuka pintu.
"Hey Tunggu" Panggil Raka.
"Honey biarkan saja dia" ucap wanita tadi seraya menyentuh lengan Raka manja.
"Maaf Tuan saya sudah mengganggu, saya permisi" Tania pun keluar dari ruangan itu dan berlari kearah lift.
bruak.. ia pun menabrak seseorang.
"Maaf maaf" seru Tania sembari memungut kertas yang berserakan.
"Nona apa yang anda lakukan disini?"
Ternyata itu adalah sekretaris Jay. Tanpa menjawab Tania masih memungut kertas yg masih berserakan tapi air matanya sudah berjatuhan.
"Maafkan aku Jay" ucapnya sembari memberikan kertas itu ketangannya dan meninggalkan sekretaris Jay.
Jay merasa ada sesuatu yang aneh, ia lantas masuk ke dalam ruangan Raka.
"Tuan maaf ada yang perlu saya bicarakan" sambil menatap Tajam wanita yang di dekat Raka.
"Kau keluar dulu" meminta kepada gadis yang ada di depannya.
Gadis itu pun keluar, saat sejajar dengan Jay ia tersenyum sinis.
"Tuan tadi nona ada disini" langsung ke inti pembicaraan.
"aku tau jay" dengan wajah datar.
"Tapi Tuan"
"Apa kita masih ada rapat sekarang" memotong pembicaraan sekretaris Jay.
Kenapa sekarang anda seperti ini Tuan, bukan kah kau mulai menyukai Nona. Lantas kenapa Nona klara ada disini. Sejak kapan dia disini, aku bahkan tidak melihatnya masuk tadi.
*
Di rumah Tania mengurung diri di kamar. Dia sudah menangis hampir dua jam.
Apakah bagimu pernikahan itu tidak penting. Jika pernikahan ini hanya lelucon bagimu kenapa tidak kau ceraikan saja aku. Ini akan mempermudah semua nya bukan. Dengan mudah nya kau mencium ku, apakah memang itu halbisa buat mu? atau aku memang terlihat murahan bagimu? Aku bahkan tidak bisa berbicara dengan kak Ferdi, tapi kau? kau asik berduaan dengan kekasih mu itu. Lepaskan saja aku. Aku juga ingin hidup ku yang dulu.
Raka pulang dari kantor. Kedatangan nya tidak di sambut oleh Tania. Hanya Pak Sam yang menunggu nya di pintu.
"Selamat malam Tuan"
"Dimana dia?" Tanya Raka sembari menyodorkan tas kerja nya.
"Nona ada di kamar Tuan. Nona tidak keluar kamar semenjak pulang dari kampus, ia bahkan belum makan sampai sekarang" Jawab Pak Sam seolah kwatir.
"Baiklah pak sam. Sebaiknya kau tidur saja. aku bisa sendiri" Perintahnya sambil tersenyum bahagia.
"Jay. Malam ini kau tidur di kamar tamu saja. Ini sudah larut malam"
" Baik Tuan"
apa yang barusan? kenapa dia terlihat sangat bahagia mendengar cerita pak sam. Apa dia sengaja membuat Nona cemburu.
Raka melangkah masuk ke dalam kamar. Ia melihat Tania yang sedang terlelap di atas kasur. Terlihat jelas kelopak matanya sudah bengkak karna terlalu lama menangis. Raka memilih masuk ke kamar mandi.
*
pagi harinya Tania masih tidur, Raka yang sudah bangun dari tadi sengaja menyentuh kaki Tania agar lekas bangun. Tapi Tania masih terlelap.
Bagaimana bisa dia masih terlelap jam segini. Apakah karna hari ini sabtu dia ingin tiduran saja seperti ini.
Raka pura pura batuk agar di dengar oleh Tania.
Benar, Tania pun langsung terbangun. Ia melihat ke arah jendela dan mulai berdiri, ia bahkan tidak melihat ke arah Raka, padahal ia tau Raka ada di sebelahnya.
Tania keluar dari kamar mandi, masih tidak melihat ke arah Raka. Ia membuka pintu dan Turun.
Raka pun sedikit kesal karna di cuekin Tania. Tapi dia tidak menegurnya, karna dia tau Tania sedang kesal.
Setelah sampai di bawah, Tania tidak ada di meja makan.
"Pak sam, dimana dia?"
"Nona ada di taman belakang Tuan. Apa perlu saya panggilkan?"
"Tidak perlu, biarkan saja"
Apa dia sedang menghindari ku sekarang..Berani sekali dia.
Tiba tiba Tania masuk dan melewati Raka yang sedang serapan.
"Duduk" perintah Raka.
Tania tidak menghiraukan ia tetap berjalan.
"Sekretaris Jay" Teriak Raka dengan nada tinggi mengagetkan seisi rumah itu.
Tania pun langsung berhenti di tempatnya. Kakinya bergetar.
Apakah dia akan menghukum ku. Tania apa yang kau lakukan. Kau tidak berhak kecewa. karna bagaimanapun keadaan nya aku akan tetap bersalah. sebaiknya aku Pergi minta maaf sebelum semuanya jadi bahaya.
Tania langsung memutar badan nya dan duduk di meja makan. Ia melirik wajah Raka yang sudah memerah. Sekretaris Jay juga berlari dari ruangan kerja setelah mendengarkan teriakan itu.
"Ia Tuan"
"Urus Keluarga itu sekarang" perintah Raka
"Baik Tuan" jawab sekretaris Jay sembari melirik ke arah Tania.
Tania menggigit bibir bawahnya sangat kuat. Wajahnya sangat pucat.
Bagaimana ini. Aku sudah membuat dia marah, dia mungkin akan melenyapkan kaka ku, kenapa seluruh tubuhku sangat lemas sekarang. Ah lebih baik aku meminta maaf sekarang sebelum semua semakin sulit.
"Tuan" Terdengar suara Tania dengan pelan.
Raka tidak menjawab ia memilih berdiri dan melangkah membelakangi Tania. Tania juga langsung ikut berdiri mengikuti Raka, menarik tangan Raka
"Tuan maafkan aku, aku salah. aku memang bodoh..Tolong maafkan aku" dengan tangisan.
"Lepaskan tanganku" sembari menarik kuat tangan nya.
Tania kaget karn tangan terlepas dengan sedikit kuat membuat dia terlihat sangat pucat.
"Tuan maafkan aku" Tania kembali memohon dengan isak tangis.
Raka kembali berjalan meninggalkan Tania tanpa melihat nya.
Apa kau sedang cemburu? sehingga kau sangat dingin kepadaku pagi ini? aku akan membuat mu membayar perlakuan mu pagi ini kepadaku.
"Tuan" seru Tania dengan suara lemas.
bruak..
"Nona" Teriak Pak sam.
Raka masih berjalan tidak memperdulikan.
"Sekretaris jay, Nona pingsan" Mendengar teriakan Pak Sam seketika Raka menoleh.
Ia berlari ke arah Tania mengangkat tubuh kecil Tania. Ia terlihat sangat kwatir melihat Tania yang ambruk di lantai.
"Panggil dokter sekarang" Teriak raka dengan kwatir.
Ia membawa Tania kedalam kamar dan Meletakkan tubuh Tania di atas kasur. Di belainya Rambut Tania dengan penuh rasa kwatir.
Apa yang terjadi, apa aku terlalu keras kepadanya. Bagaiman kalau dia sampai, ah tidak. Ayo Tania sadar lah, maafkan aku sudah membuat mu ketakutan.
Selang beberapa menit Sekretaris jay sudah masuk dengan seorang dokter
.
"Permisi Tuan, saya periksa Nona dulu" kata dokter sembari memasang stetoskop miliknya.
Raka terlihat sangat cemas. Sekretaris Jay memperhatikan Tuan nya sangat gelisah.
Kau bahkan sangat kwatir melihat nona pingsan tapi masih saja tidak sadar.
"Bagaimana dok? Dia baik baik saja kan?" Tanya Raka dengan kwatir.
"Nona sepertinya syok, tubuhnya juga sangat lemah sekarang. Saya saran kan agar dia jangan banyak pikiran atau stres karna itu bisa membuat tubuhnya semakin lemah. Jika selama 3 jam ke depan Nona tidak sadar segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Saya resep kan obat untuk Nona ya" Dokter menjelaskan.
Raka menjatuhkan diri nya tepat di sebelah Tania.
Maafkan aku. Ini kesalahan ku. Aku terlalu keras kepadamu.
Sekretari jay sudah kembali setelah mengantar dokter ke bawah. Ia melihat Raka yang masih duduk di samping Tania. Raka memandangi wajah Tania.
Sekretari Jay duduk di sofa dan menghembuskan napas.
sadar lah Tuan. Nona sudah membuat mu mencintai nya.
Satu jam kemudian, Tania sudah siuman. Ia melihat Raka sedang berbincang dengan Sekretaris Jay di sofa. Ia berusaha duduk. Melihat itu Raka langsung menghampiri Tania.
"Jangan banyak bergerak dulu, beristirahat dulu"
"Tuan maafkan aku. Aku yang salah. Tolong jangan hukum keluargaku satu satu nya. Kumohon maafkan aku." sambil memegangi tangan Raka. air matanya sudah berjatuhan.
"Sudah lah jangan bicara lagi" perintah Raka sembari merapikan selimut Tania.
"Jika perlu bunuh saja aku. Tapi tolong lepaskan kaka ku" dengan terbata sambil menangis.
Sekretaris Jay berdiri mendengar apa yang Tania ucapkan barusan. Asa rasa iba. Berbeda dengan Raka. Ia justru terlihat sangat marah mendengarkan itu.
"Apa yang kau bicarakan. Sebaiknya kau istirahat saja dulu" perintahnya dengan lembut. Berusaha menutupi kemarahannya agar Tania tidak syok.
"Baik lah. Aku tidak akan menghukum nya. Asal sekarang kau habiskan bubur ini" menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur.
"Benarkah??" Sambil menyentuh tangan Raka.
Raka mengangguk.
Raka mengambil nampan yang berisi bubur. Ia menyuapi Tania, sampai habis satu piring dan langsung minum obat.
"Sebaiknya sekarang kau istirahat" Sembari menarik selimut sampai bagian perut Tania.
"Terimakasih Tuan" Jawab Tania sembari tersenyum. Jelas terlihat dia masih sangat lemas.
Raka menganggukkan kepalanya. Ia duduk di dekat Tania sampai ia benar benar tertidur.
Raka meninggalkan Tania yang sudah terlelap. Sebelum keluar ia sempat mencium kening Tania dan masuk ruang kerja nya.