- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Main di balik permainan
0o0__0o0
"Cepat Lora" Katanya datar, namun terdengar desakan yang tidak sabaran. Mike langsung putar badan meninggalkan Lora yang terdiam kaku di atas pangkuan Rico.
Lora baru ingat sama janji yang Lora ucapkan saat Mike menyelamatkan dirinya di atas tangga. Seketika dia jadi panik dan gugup. Ia takut jika Mike akan meminta hal yang aneh-aneh.
"Papa Lora mau nyusul Kak Mike dulu, Tadi Lora udah janji mau bantuin buat persiapan besok ke sekolah'' Katanya berbohong. Lora tidak mau nanti Papanya jadi marah dan berfikir yang aneh-aneh.
Lora menyimpan rapat rahasia yang pernah dia dan Mike lakukan saat di apartemen. Hubungan yang sangat begitu intim. Dan jika Rico sampai mengetahui mungkin itu akan jadi masalah besar.
Apabila rahasia itu terbongkar, Lora yang akan jadi pihak yang paling di rugikan dan di salahkan.
Rico mengamati ekspresi Lora, Namun kali ini Lora berhasil menyembunyikan kepanikan-nya dengan sangat rapi. Sampai Rico tidak mencurigai dirinya.
Lora memberikan senyuman manisnya, Sampai Rico akhirnya mengijinkan nya "Papa antar" Ucapan'nya pada akhirnya.
Lora langsung tersenyum lebar "Papa memang yang terbaik" Katanya ringan. Rico hanya tersenyum tipis sambil meng-gendong Lora menuju lantai atas.
"Kamu sekarang semakin pintar berbicara, Sudah tidak takut lagi sama Papa Hem?" Ucapnya dengan suara rendah.
Lora meng-gelengkan kepala'nya pelan sambil memainkan jari-jarinya di tengah jakun Rico yang bergerak naik-turun.
"Lora menyukai Papa, dan Lora tidak tau sejak kapan rasa nyaman dan suka ini hadir" Katanya dengan jujur.
Deg..!
Jantung Rico langsung berdetak cepat mendengar pengakuan dari Lora. Rasanya sungguh sangat bahagia, seakan habis mendapatkan jackpot.
Ting..!
Bunyi Lift terbuka, Rico gegas masuk dan langsung menyerbu bibir tipis Lora yang selalu menjadi candu untuk dirinya.
Lora tidak sadar bahwa kata-kata barusan bisa berakibat fatal untuk dirinya. Mungkin dia akan semakin terjerat dan terjerumus oleh permainan Papa Tirinya.
Mmpt..!
Rico menghisap rakus bibir Lora dari bawah sampai ke atas dengan Lora yang semakin erat memeluk leher'nya.
Semakin lama, Ciuman itu semakin menuntut dan semakin dalam. Lora mulai kelabakan dengan oksigen yang semakin tipis.
Engh..!
Rico semakin menekan tengkuk Lora dan memperdalam ciuman-nya. Rico tidak memberi Lora waktu untuk bernafas. Sampai akhirnya dentingan Lift terdengar di telinga mereka berdua.
Ting..!
Lift terbuka, dan mereka terpaksa mengakhiri ciuman yang sudah sangat memanas. Bahkan sampai menyebar ke seluruh tubuh ke-dua nya.
Wajah Rico tetap tenang, namun sorot matanya terlihat meng-gelap. "Nanti malam kamu tidak akan Papa lepaskan" Bisik-nya rendah di telinga Lora.
Cup..!
Rico mengecup singkat daun telinga Lora, Lalu menurunkan Lora di depan pintu kamar Mike. Lora berdiri kaku sambil menatap wajah Papa Tirinya.
Lora bertanya-tanya dalam hati, Apa yang akan Papa Tirinya lakukan nanti malam. Raut wajah Lora terlihat jelas gelisah.
"Papa.." Cicitnya pelan, dia ingin bertanya namun rasanya suara tiba-tiba tercekat di tenggorokan nya.
Rico memberikan senyuman lembut dengan kedua tangan'nya menangkap wajah Lora. Ibu jarinya mengelus lembut pipi lora.
Elusan itu semakin membuat Lora merasa tidak karuan. Rasanya hati dan otaknya berantakan dan itu sulit untuk dia jabarkan.
"Masuklah dan jangan terlalu banyak berpikir" Katanya Rico memecah keheningan di antara kedua'nya.
Lora mengangguk pelan, bertepatan dengan Mike yang membuka pintu kamarnya dengan kasar.
"Masuk" Ucapan'nya dingin. Dia memandang datar ke arah depan dengan sorot mata yang tidak bisa di tebak.
Lora balik badan dan berdiri di tengah-tengah ke-dua'nya. Kini pandangan ayah dan anak itu saling bertubrukan dengan wajah yang sama-sama datar.
"Jangan terlalu keras dengan'nya" Kata Rico memperingatkan sang putra dinginnya itu. Mike hanya memutar bola matanya malas.
Mike langsung menarik tangan Lora masuk dan mengabaikan Papanya tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
Brak..!
Mike sengaja menutup pintunya dengan sedikit bantingan kuat. Rico hanya bisa meng-hembuskan nafasnya kasar "Bocah kurang ajar" Ujarnya geram.
0o0__0o0
Di dalam kamar Mike langsung mendorong tubuh Lora ke atas ranjang'nya. Dia langsung mengukung tubuh ramping Lora dengan tatapan dingin.
"Enak Hem, Main-mainnya ?" Katanya datar dengan tangan mengusap bibir bengkak Lora.
Seketika Lora jadi gugup, wajahnya terlihat jelas panik dan ketakutan. "Mike, apa maksud Lo ?" Cicitnya bertanya.
Lora takut Mike mengetahui perbuatan dirinya dengan Papa Tirinya. Dan itu bisa jadi bumerang untuk dirinya.
Mike semakin merendahkan wajahnya sampai hidung kedua'nya saling bersentuhan."Masih perlu gue jawab ? Gue bukan orang bodoh kayak Lo, Lora" Sarkas-nya dingin.
Gleg..!
Lora menelan ludahnya kasar, Bola matanya bergerak liar menghindari tatapan tajam mata Mike. Tubuhnya bergetar ketakutan di bawah kukungan tubuh besar Mike.
"Mike A____''
"Sssst..."Mike menaruh jari telunjuknya di atas bibir bengkak Lora. Seketika Lora langsung terdiam kaku.
"Gue gak masalah Lo ada main sama Bokap gue, dengan satu syarat...'' Mike menjeda ucapan'nya sejenak dengan tatapan Elangnya yang menyorot semakin tajam.
Lora semakin takut dan gugup melihat tatapan mata Mike yang begitu mengerikan di pandangan'nya.
"Apa...?" Tanya Lora penasaran dengan kelanjutan ucapan dari Mike.
Mike menyeringai tipis dan itu semakin membuat wajahnya semakin tampan, namun juga terlihat semakin menyeramkan.
"Layani Gue juga'' Sambung'nya singkat, Padat dan jelas. Yang pasti tidak terima penolakan dan bantahan.
Mata Lora membola lebar "Melayani ?'' Ulang Lora kebingungan. Otak polos Lora jelas tidak bisa mencerna ucapan Mike.
Mike yang paham dengan ekspresi Lora, langsung meremas kuat dua gunung kembarnya dengan bibir menghisap Lehernya.
Hanya satu menit, Mike menarik dirinya kembali. Dia menatap mata Lora yang melotot semakin lebar. Mike berbisik dengan suara bas'nya "Masih tidak paham Hem ?'' Tanya'nya.
Lora mengangguk cepat, tanda tidak paham. Wajah Lora hanya bisa plonga-plongo seperti monyet yang kenak tulub.
Mike meng-hembuskan nafasnya kasar "Bodoh" Katanya menghina dengan geram. Tangan Mike langsung menarik lepas DRES yang di pakai Lora.
Lora panik dengan tindakan Mike yang tiba-tiba, dia mencoba menahan tangan Mike supaya tidak melucuti bajunya. Namun Lora kalah tenaga, dia tidak bisa gerak bebas di bawah kukungan tubuh besar Mike.
"Mike apa yang Lo lakukan ha" Sentak Lora marah-marah sambil memukuli dada keras Mike.
Mike diam tidak menjawab, dia sama sekali tidak terusik oleh puluhan dari tangan kecil Lora. Mike terus melucuti baju lora sampai tak tersisa.
Mike menarik ke atas tangga Lora ''Diam dan jadilah gadis penurut, Atau gue bongkar rahasia Lo ke Mama Maya" Katanya mengancam dengan tatapan yang menyorot tajam.
Lora langsung terdiam kaku dan tidak lama kemudian dia mengangguk menurut. Lora tidak punya pilihan lain bukan. Ia tidak mau kalau Samapi Mama'nya tau perbuatan buruknya.
Mike tersenyum tipis, melihat wajah tertekan dan tidak berdaya-nya Membuat-nya semakin terlihat cantik dan nampak gemas.
"Sekarang tugas Lo adalah melayani Gue" Katanya dengan suara rendah tepat di bibir Lora.
Cup..!
0o0__0o0