NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-16

Dorrr dorrr dorrrr

Leniiii!!!!

Keluar!! Kebakaran!!!!

Suara pak Barren menggedor pintu kamar utama Leni.

"Sialllll! Kenapa bisa kebakaran segala!!!" umpat Bagas lalu berlari keluar hanya mengenakan kimono mandi saja.

Asap tebal mulai memenuhi ruangan, Bagas berlari ke lantai bawah menggedor pintu kamar yang di tempati Rani beserta Azzam.

"Bawa Azzam keluar...." titahnya berteriak dengan terburu buru keluar kembali menuju kamar yang di tempati Jasmin.

Sialnya api berasal dari dapur bersih yang cukup dekat dengan posisi kamar yang di tempati Jasmin.

"Cepat cari Bantuan...." teriak Bagas panik, saat api dari kompor terus merambat.

Dengan cepat ia mencoba menghindar dari api yang mulai membesar, sebelum mengetuk pintu kamar Jasmin, Jasmin sudah keluar lebih dulu seraya membawa badcover yang telah ia basahi dengan air.

"Minggir...." ujar nya pada Bagas yang berdiri kaku di depan pintu kamarnya, Bagas kaget bukan main, saat semua orang panik berhamburan keluar, ia malah santai menyeret badcover basah.

Brusshhhhh

Tanpa merasa takut Jasmin melempar sekuat tenaga badcover basah itu ke dalam tempat utama api.

Sretttt blukbukkkkkk

Api yang berasal dari kompor kini berhasil ia padamkan menggunakan badcover basah. Ia terduduk lemah di dekat pintu kulkas yang berada di sana. Tatapannya kabur, ia merasakan pusing akibat kelelahan membawa badcover basah.

"Kalo ada kebakar tuh jangan teriak teriak doang, cari cara buat madamin dulu jangan harus nunggu bantuan datang, keburu abis rumah, sayang bangettt...." ucap nya masih sempat sempat nya mengoceh padahal badannya kelelahan dan matanya ingin tertutup.

"Rumah Rumah!!!! Bukan nya kabur malah sok jagoan!" ujar Bagas menoyor sang istri muda yang hampir pingsan lalu membawanya keluar dari sana karena asap yang semakin menebal.

Semua orang berkumpul di taman depan

Termasuk Azzam yang masih menangis karena ibunya yang tak kunjung keluar dari sana.

Setelah memastikan semua anggota keluarga nya selamat, Bagas membawa semua orang ke sebuah hotel yang tak jauh dari rumah mereka untuk istirahat.

Sedangkan Jasmin sepanjang perjalanan hanya menutup mata, entah karena pingsan atau tidur karena ke lelahan.

Sampai di kamar hotel, ia segera menyuruh dokter untuk memeriksa keadaan Jasmin yang sedari tadi tak kunjung sadar.

"Saya lagi tidur pak, bukan pingsan...." ucap Jasmin membuka matanya, saat seorang dokter tengah memeriksa metanya menggunakan senter.

"Kalo tidur ngomong dong bukan bikin orang panik...." ujar Bagas sembari terkekeh, menurut nya Jasmin tampak konyol dengan setiap kata yang terlontar dari mulut kecil nya.

"Karena kondisinya baik, saya tidak akan memberikan obat apapun, dan seperti nya pernapasan nya pun cukup baik, apakah ibu merasa sesak?" tanya Dokter pada Jasmin dengan senyum yang ramah.

"Enggak kok pak, saya gak ngerasa sesak, setelah tidur selama dalam perjalanan tubuh saya kembali segar lagi pak..." jawab Jasmin dengan suara yang sudah mulai bertenaga.

"Baik, jika begitu saya pamit undur diri terlebih dahulu...." lalu dokter pun pergi dari sana, menyisakan Jasmin dan juga Bagas di dalam kamar hotel yang luas ini.

"Azzam sama Rani mana pak?" tanya Jasmin saat tidak mendapati putranya maupun pengawal pribadinya.

"Mereka udah tidur di kamar sebelah..." jawab Bagas lalu mendudukkan dirinya di atas ranjang.

"Oh gitu...." Jasmin pun mengangguk mengerti.

"Gak ada yang terluka kan?" tanya Jasmin lagi.

"Gak ada, kamu ajah yang paling parah..." jawab Bagas datar seraya menggerak gerakan kakinya yang mengayun di sisi ranjang, posisinya cukup terlihat seksi jika di lihat oleh Jasmin yang tengah duduk di sisi sebelah nya. Tangan Bagas yang menahan tubuhnya kebelakang, dengan wajah yang menatap langit langit kamar dan kaki yang menjuntai ke lantai.

"Ibu gak papa kan? Sekarang ibu di mana? Kok bapak gak sama ibu?" tanya Jasmin lagi.

"Leni gak papa dia ikut ke rumah papah, tadi pas berangkat ke sini Leni di mobil papah, papah gak mau tidur di hotel, dia gak suka naik turun lift...." jawab Bagas dengan tatapan kosongnya yang menatap langit-langit kamar.

"Oh gitu, terus bapak mau tidur di mana? Di sinikah?" tanya Jasmin seraya menggeser tubuhnya sedikit ke belakang.

"Kenapa? Kamu takut saya perkosa?" tanya Bagas menatap Jasmin dengan wajah devil nya.

"Ah-hahah hahah" Jasmin tertawa kaku.

"Bapak bisa juga yah cosplay jadi villain begitu..." ujarnya dengan nada setengah takut.

"Kok suara kamu bergetar gitu? Gak kayak biasanya? Biasanya kamu paling gatal kalo ngeliat saya begini..." ucap Bagas lagi seraya menggeser tubuhnya untuk mendekati Jasmin.

"Ahhhh-hahhaha... Jadi bapak nih mau minta jatah sama istri muda nya? Atau gimana nih?" tanya Jasmin berusaha centil seperti biasanya, entah mengapa kali ini ia sangat takut di terkam Bagas setelah mengetahui jika Bagas tak pernah menjamah Bu Leni lagi selama 8 tahun ini.

"Ckkkk... Sialll..." umpat Bagas berdecak dengan suara lirih, ia pun bangun dari tempatnya duduk lalu berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Bagas kembali lagi ke kamar, dilihatnya Jasmin masih belum tertidur dan kini tengah berdiri di depan jendela kamar hotel yang menghadap ke jalanan ramai di ibu kota.

"Cepet tidur..." titah Bagas, seraya membaringkan tubuh lebih dulu ke atas ranjang.

"Kok aneh yah pak bisa ada kebakaran di rumah? Padahal kan kompor di rumah bapak pake kompor listrik terkecuali di dapur kotor..." ujar Jasmin membalikkan tubuhnya lalu duduk di atas ranjang tepat di samping Bagas, seolah lupa dengan siapa ia berbicara. Jasmin duduk di samping suaminya yang tengah berbaring.

"Coba bapak bayangin, kalo emang ada orang yang lupa matiin kompor harusnya membeledak semua kompornya, kok ini malah ada percikan api di atas kompor? Tema kebakaran nya apa coba kalo ngelantur begitu?" oceh Jasmin lagi dengan ekspresi wajah yang berusaha keras memecahkan teka teki di dalam kepalanya.

Sedangkan Bagas, ia berusaha keras menahan bibirnya agar tidak tertawa, ia merasa gemas dengan wajah istrinya yang kini tengah mengoceh di depannya.

"Gak da waktu buat sunyam senyum gitu.... Saya ngeliat yah bibir bapak nahan tawa meskipun di tutup tangan...." ucap Jasmin sewot seraya menunjuk nunjuk sang suami.

Tawa Bagas pun pecah setelah ketahuan Jasmin jika ia memang tengah menahan tawa.

"Gak lucu yah! Coba bapak jelasin kenapa ini bisa terjadi?" tanya Jasmin yang masih penasaran.

"Yah saya juga gak tahu, mungkin musibah kali?" jawab Bagas simpel.

"Ini tuh gak boleh dianggap musibah, bapak tuh kan politikus, gimana kalo ini tuh peringatan dari musuh bapak?" terang Jasmin dengan mata melotot seraya menutup mulutnya.

"Sotoyyyyyy!" ucap Bagas seraya lagi lagi menoyor kepala Jasmin.

"Ih bapak, lama kelamaan sakit tahu di toyor terus, coba bapak cek di cctv siapa tahu kita tahu asal usulnya?" usul Jasmin seraya mengangkat alisnya dengan wajah yang nampak menggemaskan.

Tak tahan dengan wajah gemas yang selalu Jasmin pamerkan sedari tadi, Bagas menarik wajah itu lalu mengecup singkat bibir wanita nya.

Cupppp

"Akhhhhj tidakkkk...." teriak Jasmin seraya menyeka bibir bekas kecupan Bagas tadi.

Sedangkan Bagas ia merasa tak bersalah beranjak dari ranjang nya lalu mengambil ok sel miliknya untuk menghubungi seseorang di sana.

"Kirim rekaman cctv dekat dapur..." titahnya pada orang di seberang sana.

Clingggg

Tak lama ponsel Bagas kembali berbunyi, fail yang dikirimkan pak Yanto telah ia terima, namun saat membukanya ia tak melihat apapun di sana melainkan hanya cctv mati.

"Tuh kan, apa kata saya..." tiba tiba saja Jasmin berbicara, entah sejak kapan ia berada tepat di belakang Bagas yang tengah berdiri seraya menatap jalan ibu kota, ia mengintip Bagas yang tengah menerima fail dari seberang sana.

"Kamu sengaja naik ke kursi saking keponya?" tanya Bagas terkekeh saat mendapati Jasmin yang tengah mengintip nya dengan menaiki kursi yang entah sejak kapan berpindah tepat kebelakang nya.

"Heheh... Maaf pak, soalnya kayak seru juga masalah ini, kayak lagi main Drakor" jawabnya menahan malu dengan memamerkan semua giginya.

Bagas yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa gemas nya menarik tubuh Jasmin lalu ia duduk kan ke atas pahanya, sedangkan ia duduk di atas kursi yang tadi Jasmin naiki.

"Pengen liat? Nih, cctv nya mati..." ucap Bagas menunjukkan layar ponselnya pada Jasmin yang tengah berada di pelukannya.

Entahlah, Bagas lupa entah ini pertama kalinya atau keberapa kalinya, rasanya ia baru merasakan rasa menggebu seperti ini, padahal Jasmin adalah wanita yang baru beberapa bulan ke belakang ia temui.

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!