NovelToon NovelToon
Laluna (Cinta Si Gadis Lugu)

Laluna (Cinta Si Gadis Lugu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: rizkysonia

"aku...aku hamil Rayan !!" teriak frustasi seorang gadis
" bagaimana bisa laa" kaget pemuda di depannya.

Laluna putri 19 tahun gadis desa yatim piatu yang tinggal bersama neneknya sejak kecil.
Rayyan Aditya 22 tahun mahasiswa semester akhir anak orang berada asal kota.
Alvino Mahendra 30 tahun CEO perusahaan besar AM grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rizkysonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17.

Pagi datang terlalu cepat bagi Luna. Matanya masih sembab, tapi ia memaksakan diri untuk bangun lebih dulu, membantu menyiapkan sarapan, walau ada bibi yang bertugas tapi Luna tidak mau diam saja,Ia tahu, Bu Meri tak suka melihatnya bermalas-malasan, apalagi setelah ucapan tajam tadi malam yang masih membekas di hati.

Dapur terasa sepi, hanya suara sendok dan gemericik air yang terdengar, para bibi yang bekerja di rumah ini gak ada yang berani bersuara.Setiap kali ia memotong sayur, hatinya terasa ikut teriris. Kata-kata Bu Meri terngiang lagi di kepalanya “Ingat, kamu di rumah ini cuma sementara. Jangan terlalu berharap banyak.”

Luna menarik napas panjang, berusaha menelan perih yang kembali menghujam dadanya.

Ia menatap cermin kecil di sudut dapur, tersenyum paksa pada bayangan sendiri.

“Aku harus kuat... demi dia,” bisiknya sambil menatap perutnya yang masih datar.

Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Rayyan muncul dengan wajah bantal nya tapi tetap menampilkan senyum hangatnya.

“Kamu udah bangun pagi banget, Laa...” ucapnya sambil memeluk Luna dari belakang.

Sentuhan itu seharusnya menenangkan, tapi justru membuat Luna ingin menangis.

“Aku cuma pengin bantu nyiapkan sarapan... gak enak kalau diam saja,” jawabnya pelan, menunduk.

Rayyan tak mau melihat istrinya kelelahan, apa lagi ada buah hati yang sedang tumbuh di rahim nya. Ia mengusap kepala istrinya lembut.

“Kamu nggak usah ngerjain apa apa, kalau bosen kan bisa baca buku atau apa gitu, kan enak tuh di taman belakang sambil nunggu matahari terbit, kamu juga jangan pikirin macam-macam Cukup pikirin kita... dan masa depan kita nanti.”

Kalimat itu hampir membuat Luna runtuh. Jika saja Rayyan tahu betapa sulitnya “masa depan” yang ia bayangkan sekarang, mungkin ia akan berpikir dua kali untuk menenangkannya dengan mudah seperti itu.

Saat itu, suara langkah lain terdengar dari arah ruang makan. Bu Meri muncul dengan wajah datar, menatap mereka berdua sekilas sebelum duduk di kursi utama.

“Sarapan sudah siap?” suaranya dingin.

“Sudah, Bu,” jawab Luna cepat sambil celingak-celinguk mencari bibi yang tadi di dapur tidak tau pada kemana

" ayo kita sarapan dulu. Rayyan bukanya kamu berangkat hari ini?" tanya nya sambil melirik tangan Luna yang di genggam anak nya itu.

degg.. Hati Luna mencelos saat mendengar suaminya akan pergi, tapi ia tidak diberi tau.

" ia mah nanti agak sorean... Ayo sayang duduk sini." Rayyan memperlakukan Luna dengan lembut

Mereka semua makan sambil diam, menikmati makanan masing-masing, tanpa ada obrolan apapun hanya sunyi yang tercipta.

..........

Selepas sarapan semua bersiap termasuk bu Meri yang akan pergi arisan dengan teman sosialita nya.

" Rayyan kamu berangkat jam berapa? Jangan sore sore nanti kemaleman di jalan" bu Meri nyamperin Rayyan yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Luna.

" ia mah,.. Mama nanti kalau aku pergi jangan sering-sering keluar dong kasihan Luna di rumah gak ada teman" pinta Rayyan pada mama nya

" hemmm" Bu Meri langsung pergi tanpa menoleh pada Luna

" kamu yang sabar ya... Mungkin mama belum terbiasa" ucap nya sambil mengelus rambut Luna

" Ouh ya tadi kak Vani ngirim pesan katanya dia minta maaf sama kamu karena belum bisa nemui kamu, ia harus pergi ke luar kota bersama suaminya."

Luna hanya mengangguk saja tidak berkomentar apapun.

" kak... Aku boleh ikut kak Rayyan" Cicit Luna pelan

" Laa.. Maafkan aku. aku gak lama kok kamu yang sabar ya.. Aku gak bisa bawa kamu, disana aku kos khusus tempat cowo kalau kamu ikut. saat aku kuliah kamu gimana??... Maaf ya sayang "

Luna cuma bisa ngangguk tidak tau mau bilang apa, semua pertanyaan nyangkut di tenggorokan, Rayyan tau ini berat buat Luna tapi juga berat untuk nya.

Luna menunduk, menahan perih yang tiba-tiba memenuhi dadanya. Ia tahu Rayyan tidak bermaksud jahat, tapi tetap saja hatinya terasa sesak. Rumah itu begitu besar, tapi entah mengapa terasa sempit dan sunyi tanpa kehadiran Rayyan. “Aku ngerti kok, Kak…” ucapnya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Ia mencoba tersenyum, tapi matanya mulai memanas, menahan air yang siap jatuh kapan saja. Dalam diam, Luna hanya bisa berharap semoga waktu berjalan cepat—agar ia tak perlu terlalu lama menunggu orang yang kini menjadi satu-satunya tempatnya bersandar.

...****************...

pagi ini seperti biasa Luna kembali muntah muntah, ia bulak balik ke kamar mandi mengeluarkan isi perut nya.. Hatinya sesak mengingat ia yang sendiri di rumah ini, ia mengusap air mata nya yang tidak tau diri terus keluar tanpa diminta.

" dek.. Kamu tau ya ayah kamu pergi makanya kamu rewel lagi gini. Kemarin waktu Ayah masih di sini kamu anteng banget di dalam" Luna mengajak bicara bayi nya sambil mengusap perut rata nya.

ya, semenjak tidak ada Rayyan Luna selalu muntah muntah, berbeda dengan ada Rayyan disisi nya ia tak pernah sekalipun muntah.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya keras, Luna menoleh dan bergegas membuka pintu.

" masih enak enakan ya.. Lihat hari sudah siang kamu masih santai di kamar, enak bener kamu ya" begitu pintu terbuka suara sarkas langsung masuk ke indra pendengaran luna

" maaf mah... Tadi Luna mual mual" jawab Luna gugup

" alasan aja kamu, saya tidak akan bersimpati dengan cerita kamu, sekarang cepat buat sarapan "

" baik mah" Luna langsung melangkah menuju dapur.

" kok tumben sepi... Biasanya ada tiga orang disini" gumam Luna,

saat sampai di dapur Luna terheran karena tidak ada orang seperti biasanya.

Sebenarnya ada tiga art di rumah ini, tapi semalam Bu Meri memecat dua orang tanpa ada yang tau, hanya tinggal satu orang yang masih bekerja. Tapi sudah di peringatkan untuk tidak membantu Luna, tugas nya hanya membereskan kamar dan memasak untuk makan malam saja, sementara yang lain nya menjadi tugas Luna.

Beruntung semenjak tinggal disini Luna selalu membantu menyiapkan sarapan jadi dia tidak canggung lagi dengan dapur nya yang pasti berbeda dari yang di desa.

" apa sarapan nya sudah siap?" tanya Bu Meri mengagetkan Luna

" sudah mah" jawab Luna terbata

" baiklah, kamu gak usah makan bareng kita, nanti aja kamu makan di belakang"

Luna hanya mengangguk sambil berlalu kembali ke belakang, air matanya jatuh lagi tanpa bisa di cegah.

" aku kuat.. Aku pasti bisa melewati semuanya.. Semangat Luna semangat.." ia mengangkat tangan nya tinggi Sambil mengusap pipinya keras.

....

" ayo pah, tom kita sarapan" ajak Bu Meri ketika melihat suami beserta anaknya datang

" Lo kok tumben Luna tidak sarapan bareng kita"

.....

Sampai sini dulu ya... Terimakasih untuk yang selalu nungguin cerita Laluna...😍😍

Mohon dukungan nya dengan like dan komen dan vote supaya author semangat ya🤗🤗

Love

You

😍

1
kalea rizuky
sosok alvino kok belom muncul
inchieungill
paling ceritanya klasik, Rayyannya accident, trus koma, paling banter mati.. 😆
Suanti: nanti yg salah kan luna, ibu meri kembali benci ke luna, gara2 luna ank nya rayyan kecelakaan 🤭
total 1 replies
Maryatul qibthiyyah
semangat author, sehat selalu ya, kalau berkenan mampir yuk🙏
Shoot2Kill
Thor, kapan update lagi?
Nia Sonia: mohon di tunggu ya ka☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!