NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 17

Di ruangan perpustakaan Mentari yang bingung mau ngapain ia hanya duduk saja. Ponselnya pun ketinggalin di kamar.

Gadis itu juga merasa lapar, sebab memang ia tadi nungguin Willie pulang baru ngajak suaminya itu untuk makan siang bersama. Tapi malah kedua sahabat Willie datang ke rumah.

“Lapar banget” gumam Mentari lirih.

Karena merasa bosen dan tidak tahu Gibran dan Geral kapan pulang, gadis itu melihat ke setiap sudut ruangan tersebut.

Dan Mentari tidak sengaja menemukan sebuah kanvas untuk melukis. Mentari langsung mengambilnya dengan gembira.

“Ternyata di rumah ini ada yang hobby melukis juga” ucap Mentari sambil tersenyum bahagia.

Sudah lama sekali ia tidak melakukan kebiasaan untuk melukis, sejak dirinya menikah dengan Willie dan dibawa ke kota. Mentari selalu di sibukkan dengan kegiatan lain dan mencoba untuk bersabar atas kehidupan yang baru ini.

Mentari melihat-lihat lagi dan menemukan cat dan juga kuas serta palet untuk melukis.

Karena kesenangan, gadis itu langsung saja memulai menarikan jemari-jemari nya diatas kanvas tersebut. Apalagi lagi ini adalah momen yang pas, dimana matahari tengah bersinar cerah di sore hari ini.

Ketika tengah asik melukis tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan itu. Karena terlalu fokus Mentari sampai tidak menyadari kehadiran orang lain disana.

“Ngapain lu?” tanya Willie dingin.

“Eh kak Willie” Mentari terkejut dengan kehadiran cowok itu.

“Maaf kak kalau aku lancang main lukis aja diatas canvas ini tanpa minta izin dulu sama kakak” ucap Mentari.

“Hmm” Willie duduk di kursi yang tidak terlalu jauh dari tempat Mentari melukis.

“Kak Gibran sama Kak Geral udah pulang kak?” tanya Mentari lembut.

“Belum!”

“Terus kakak ngapain disini, nanti mereka curiga” ucap Mentari cemas.

“Udah lu tenang aja, tu anak berdua lagi tidur di kamar” jelas Willie.

“Lu udah makan?” tanya Willie, membuat Mentari tersenyum mendengar pertanyaan cowok itu.

“Nggak usah GR lu, gua cuma nanya aja” ucap Willie ketus.

“Iya kak, aku belum makan. Tadi rencana nya nungguin kakak pulang baru makan” jelas Mentari sambil tersenyum.

Willie langsung terkejut mendengar ucapan gadis itu. Ia merasa sedikir bersalah, karena tadi sudah pergi makan dengan Natasya. Sedangkan Mentari dia rela menunggu dirinya hanya untuk bisa makan dengan dia.

“Terus sekarang lu nggak laper?” tanya Willie.

“Hhmm. belum kak” Mentari menundukkan kepalanya.

 Willie langsung saja melangkah kaki keluar dari ruangan itu. Mentari hanya menatap bingung pada cowok yang sudah menjadi suaminya itu.

Tidak ingin ambil pusing gadis itu langsung saja melanjutkan kegiatan melukis nya.

Lima menit kemudian Willie kembali dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman.

“Ni makan dulu” ucap Willie datar.

“Loh kak” ucap Mentari terkejut.

“Udah nggak usah banyak tanya lu, makan cepetan. Kalau lu sakit, gua juga yang repot dan kena marah sama mama dan papa” ujar Willie.

“Kakak sendiri nggak makan?’ tanya Mentari lembut.

“Gua udah makan tadi sama Natasya” ucap Willie santai.

Mentari hanya bisa menganggukan kepalanya sambil tersenyum getir. Ternyata hanya dirinya saja yang menantikan Willie untuk makan bersama, sedangkan cowok itu tidak. Gadis itu juga lupa kalau Willie tadi jalan dengan Natasya.

“Kenapa lu diam aja? Makan!”

“Iya kak, makasih.” Mentari tersenyum tipis.

Willie yang melihat gadis itu makan dengan lahap sedikit merasa bersalah, walau sebenci dan tidak mau dirinya menerima pernikahan ini. Willie tidak seharusnya memperlakukan Mentari seperti ini.

Kemudian Willie melihat ke arah lukisan yang sedang dikerjakan oleh Mentari. Ia sedikit merasa kagum melihat hasil lukisan gadis itu walaupun belum selesai.

“Sejak kapan lu suka melukis?” tanya Willie sambil mengamati lukisan Mentari.

“Sejak ibu meninggal, ibu dulu yang sering ngajarin aku untuk melukis” ujar Mentari.

“Sorry” ucap Willie.

“Nggak papa kok kak” ucap Mentari sambil tersenyum.

“Kalau boleh tau ibu lu sakit apa?”

“Aku nggak tau ibu sakit apa kak, karena waktu itu umur aku masih 6 tahunan.”

“Ayah dan teh Arumi juga tidak memberitahu aku dan juga Aa kalau ibu sakit.”

“Sampai Ibu pingsan dan dibawa ke rumah sakit baru ayah bilang pada kami berdua kalau ibu udah lama sakit.”

Mentari sedikit berkaca-kaca menceritakan tentang ibunya pada Willie.

“Nggak usah dilanjutin!”

“Maaf gua buat lu ingat akan semua itu kembali” ucap Willie sambil menatap Mentari.

“Nggak papa kak, kak Willie kan sekarang sudah menjadi suami aku.”

“Jadi apapun yang ingin kakak tahu tentang diri aku dan keluarga aku pasti akan aku ceritain” jelas Mentari.

“Yaudah lu lanjutin makan nya” Mentari langsung mengangguk kan kepalanya.

‘Maafin gua Tar, gua tidak bisa menjadi suami yang bisa ngelindungin lu dan buat bahagia’ batin Willie.

‘Gua belum bisa nepatin janji sama Ayah lu dan juga papa.’

Entah kenapa akhir-akhir ini Willie merasa bersalah sudah berlaku acuh pada Mentari. Apalagi sekarang ini hubungan ia dengan Natasya sering ada masalah. Willie juga merasa pacarnya itu sedikit berubah tidak seperti dulu.

Willie mulai merasa nyaman dengan perlakuan lembut dan kesabaran gadis itu dalam menghadapi nya. Dan Willie mulai merasa tidak suka kalau ada cowok yang berusaha mendekati Mentari atau bahkan sampai ada niat untuk memiliki gadis itu.

“Kak Willie kenapa lihatin aku kayak gitu?” tanya Mentari merasa heran.

“Nggak” ucap Willie ketus.

“Owh iya nanti lu makan malam jangan keluar, karena Gibran dan Geral mau makan malam disini.”

“Lu pura-pura ketiduran aja disini saat mama atau yang lain manggil lu.”

“Gua nggak mau mereka berdua tahu status kita” ujar Willie.

Mentari hanya menganggukan kepala sambil tersenyum tipis. Ada sedikit rasa sedih dalam dirinya, dan entah sampai kapan ia dan juga Willie akan seperti ini.

“Lu inget kata-kata gua tadi” Willie langsung saja melangkah keluar dari ruangan itu.

Mentari menatap punggung Willie yang sudah mulai hilang dibalik pintu sambil tersenyum getir dengan air mata yang tanpa di izinkan oleh dirinya sudah mengalir di pipi Mentari.

“Kuatkan aku ya Tuhan” gumam Mentari.

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!