NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16: Dia Menghina Anda

Andralia membeli begitu banyak camilan yang dia beli dari pedagang pinggir jalan itu. Tidak hanya permen, bahkan pernak-pernik kecil seperti bros dan batu sihir juga berhasil dia dapatkan.

Lucian merasa senang saat melihat mood Andralia kembali membaik.

"Sekarang, Anda mau kemana lagi, Yang Mulia?" Tanya Lucian berjalan di sebelah Andralia.

Andralia melihat 2 tas koper besar yang Lucian bawa. "Kita cari penginapan dulu, lalu aku mau ke pantai" jawab Andralia.

Lucian tersenyum bangga karena Andralia menjawabnya dengan baik, tanpa nada ketus ataupun ekspresi kesal.

"Ayah saya memiliki seorang kenalan di sekitar sini, dia menyuruh untuk menginap di sana, apa Anda mau?" Tanya Lucian pada Andralia.

"Kenalan Kyle? Tidak mungkin, itu pasti kenalan Ayahku" Andralia sangat mengenali Kyle. Kyle tidak memiliki teman sedikitpun, selain Ayahnya dan para pengawal serta Pelayan di Erundil.

"Pasti akan merepotkan jika berada di tempat yang sama dengan orang yang mengenaliku. Tapi, Ayah pasti pernah mengirimkan surat pada orang itu sebelum kepergiannya" Andralia dilema oleh keputusannya.

"Bagaimana denganmu?" Tanya balik Andralia.

Hati Lucian semakin bunga saat Andralia menanyakan hal itu padanya, Lucian tersenyum tanpa henti. "Akan lebih baik jika kita menginap di sana. Sebab, barang yang kita tinggalkan di sana sudah terjamin, dan jika kita perlu apa-apa, kita tidak perlu sungkan untuk bertanya" jelas Lucian.

Andralia kembali berfikir. "Benar juga, ini adalah tempat asing. Meski Lucian sudah pernah berkeliling dibanyak tempat, dia belum ke sini"

"Baiklah. Kita menginap di sana" ucap Andralia.

Lucian membuka denah yang dia dapatkan dari Kyle, tempat itu tidak terlalu jauh. Hanya butuh berjalan kaki 15 menit, mereka sampai.

"Saya akan mencari kereta kuda agar cepat sampai" ucap Lucian menoleh ke kanan, kemudian melambaikan tangannya ke arah kusir yang sedang menunggu penumpang.

Kusir yang melihat lambaian Lucian tersenyum lebar. "Baik! Tunggu di sana Tuan!" Ucapnya setengah berlari ke arah kereta kudanya.

Andralia termenung di tempat, seharian penuh ini dia berada di sebelah Lucian. Banyak hal yang tidak dia dapatkan dari suami sebelumnya, namun dia dapatkan dari Lucian. Lucian memberikan apapun yang dia inginkan, dari mengikutinya saat merasa bosan dengan drama yang mereka tonton, permen apel yang dia dapatkan hanya dengan melihat tanpa meminta, membawakan tas koper sebesar itu, bahkan bertanya sebelum memutuskan segala sesuatu.

"Tujuannya kemana Tuan?" Kereta kuda itu, kini sampai dihadapan mereka berdua.

"Mansion Black Rose" Lucian menaikkan dua tas koper besar itu ke dalam kereta kuda. Dia menoleh ke belakang, Andralia terlihat melamun.

"Yang Mulia?" panggilan Lucian membuat Andralia tersadar.

Lucian tersenyum perlahan, mengulurkan tangannya pada Andralia. "Apa Anda sangat lelah? Setelah ini, mari istirahat dulu, sarapan, lalu ke pantai" ucap Lucian.

Andralia menatap uluran telapak tangan itu, penuh bekas besetan luka dan terlihat kasar. Andralia menerima uluran tangan itu. Dan benar, telapak tangan itu terasa begitu kasar. Dia perlahan masuk ke dalam kereta kuda. Dan Lucian menutup pintu kereta itu.

"Kenapa kau tidak masuk?" Tanya Andralia di dalam sana.

"Saya tidak terbiasa duduk di dalam sana. Daripada saya mabuk, saya akan duduk di sebelah kusir" jawab Lucian menganggukkan kepalanya.

Andralia membiarkannya. Selama perjalanan, Andralia terus memandangi jendela kereta kuda yang terbuka.

Lapangan hijau yang membentang luas, membuatnya rindu dengan masa kecilnya. Saat mulai memasuki desa, dia melihat anak kecil yang berlarian dengan ibunya yang membawakan rotan, itu pemandangan yang lucu dan nostalgia. Anak kecil itu, mengingatkannya pada Lucian kecil yang membandel sampai dikejar pembimbingnya dengan rotan.

"Haha" Dia terkekeh tanpa sadar.

Mereka telah sampai di Mansion besar dengan pagar hitam yang berdiri kokoh di sana.

Andralia semakin yakin, jika ini kenalan Ayahnya. Bukan kenalan Kyle.

Lucian menelan ludahnya. "Aku baru tau, jika penginapan di sini bahkan memiliki penjaga sekelas Pengawal Istana" lirih Lucian mengigit kuku jarinya.

Andralia mengintip sela pagar besi itu perlahan. Dan tiba-tiba tombak hitam milik penjaga itu di arahkan pada kepala Andralia.

Sebelum, tombak itu benar-benar di arahkan ke kepalanya, Lucian menarik bahu Andralia dan menatap tajam penjaga yang sembrono mengarahkan tombak berbahaya itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya penjaga itu pada Lucian.

Kening Lucian sudah menyatu. "Apa ini cara kalian memberlakukan tamu kalian?" Tanya balik Lucian.

"Tamu? Jika Kalian tidak memiliki janji temu, maka kalian bukan tamu. Pergi dari sini" ucap penjaga tersebut.

"GRRRTTT" Andralia mendengar suara gertakan gigi dari rahang Lucian.

"Kami akan pergi setelah kau meminta maaf pada Istriku" ucap Lucian menarik mundur Andralia.

Dua penjaga gerbang itu saling melirik bersamaan lalu tertawa.

Tangan kanan Lucian sudah terkepal rapat.

"Hahahaha! Astaga! Apa kalian pengantin baru? Haha! Mau terlihat jagoan di depan Istrim-"

PATSH!

Lucian melayangkan tinjuannya dengan cepat ke arah mereka dan-

"PUNKKKKKK!!!!"

Dia memukulkan tinjuannya itu ke arah gerbang besi di belakang dua penjaga itu.

Dentuman keras terdengar dan mendengung di telinga Andralia.

Kratak!

Beton tempat baut jangkar gerbang besi itu retak. Dan BRUAKKKKKKK!

Gerbang besi itu jatuh di belakang para penjaga. Debu kering berhamburan ke udara. Mulut Andralia mengangah lebar saat gerbang setinggi 5 meter itu roboh dalam sekali pukulan. Dan taman mawar hitam terlihat membentang di ujung jalan setapak yang mengarah pada pintu Mansion.

"Ah... kelepasan juga" ucap Lucian tersenyum puas melihat gerbang itu roboh dan dua penjaga itu membeku di tempat.

"Panggil Tuan kalian. Aku akan ganti rugi untuk kerusakan gerbang ini" ucap Lucian pada mereka.

Dua penjaga yang awalnya menertawakannya menjadi gemetar. "Tolong, tunggu sebentar... Tuan..." salah satu dari mereka langsung berlari untuk memanggil Tuan mereka.

Berbeda dengan Andralia. Mata Andralia terbelakak. Dia belum pernah melihat manusia memiliki daya pukul sebesar itu. Dia menarik lengan kanan Lucian. Lucian tertarik dan kembali ditarik tangannya ke bawah untuk membungkuk.

"Kau gila! Apa yang kau lakukan?!" Tanya Andralia.

"Saya tidak gila. Mereka yang gila karena menghina Anda" jawab Lucian.

Andralia mencubit dan memukul bahu Lucian dengan sekuat tenaganya. "KAU INI! KENAPA SUKA SEKALI MEMANCING PERKARA!!!"

"Aduh! Jangan begini Yang Mulia! Nanti saya lebam!" Lucian berjongkok dan meringkuk karena pukulan dari Andralia.

"Tanganmu bahkan baik-baik saja setelah memukul sekeras itu, sangat tidak mungkin untukmu bisa lebam karena pukulanku!" Andralia menjambrak rambut Lucian.

Satu penjaga yang melihat mereka berdua mematung di tempat. "Dia, tipe suami yang takut istri" batin penjaga itu.

Sosok pria berambut putih, mata hijau dengan perkiraan usia sekitar 50 tahunan muncul. Pakaiannya, terlihat begitu rapi dan elegan. Dia Tuan Black Rose pemilik Mansion Black rose.

1
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!