Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Adanya Pertemuan Rahasia
“Tidak perlu, karena apapun penawaran mu aku tidak akan menerimanya.”
Kay kembali menolaknya dengan tegas. Dia kembali melanjutkan niatnya untuk memanggil staff keamanan untuk menyingkirkan wanita gila itu dari dirinya. Tentu Axlyn tidak akan membiarkannya begitu saja, hingga terjadilah sedikit perkelahian kecil diantara keduanya yang disaksikan langsung oleh Axel.
“Kak Kay sepertinya sangat cocok dengannya. Bagaimana kalau aku bantu mereka agar bisa semakin dekat satu sama lain? Papah dan Mamah pasti akan semakin memujiku nanti, karena telah membantu Kak Kay memilih pasangan yang seperti mendiang Bibi Axlyn,” ujar Axel dalam hatinya.
“Haish, hentikan! Baiklah, aku akan mencoba mendengarkan tawaranmu kali ini. Namun, jika aku tetap menolaknya maka jangan ganggu aku lagi setelahnya,” ujar Kay menyerah menghadapi kegigihan wanita itu.
“Kenapa tidak dari tadi saja. Duduklah, aku rasa ini akan menjadi pembicaraan yang cukup panjang untuk kita.”
Siapa sangka Axlyn malah seakan menganggap dirinya sebagai tuan rumah, sedangkan Kay dianggap sebagai tamu yang tak diundang. Padahal semua itu adalah kebalikannya dan anehnya Kay memilih mengabaikannya meski dengan raut wajah kesalnya.
“Sekarang katakan penawaran seperti apalagi yang ingin kau berikan padaku?” tanya Kay langsung pada topik utama pembicaraan mereka.
“Kau yakin aku harus mengatakannya di depan putramu?”
Bukannya langsung menjawab, sepertinya Axlyn sedikit terganggu dengan keberadaan Axel sebagai anak kecil di tengah pembicaraan mereka.
“Kenapa? Anakku bahkan lebih berguna dibandingkan detective polisi sepertimu,” sarkas Kay menyidir keras pada Axlyn.
“Aish, sialan! Mulutmu itu kalau bicara tidak ada filternya sama sekali atau bagaimana ‘sih? Benar-benar—”
“Sebenarnya kau mau mengatakan penawaranmu atau tidak, Hah?” potong Kay yang tidak ingin membuang-buang waktu menghadapinya.
“Haish, baiklah! Aku memiliki informasi tentang orang-orang yang harus kau hadapi jika tetap berada di Kota Xennor. Mereka …”
“Aku sudah memiliki semua informasi itu, bahkan lebih dari yang kau miliki.” Kay langsung menyela, karena Axel dan Matt lebih baik dalam hal mencari informasi penting musuhnya.
“Apa? Kau sudah memilikinya? Bagaimana mungkin seharusnya ….” Axlyn menghentikan ucapannya, dia menatap penuh arti pada Kay saat sebuah dugaan terlintas dibenaknya.
“Tunggu? Jangan katakan kalau kau sama seperti mereka?” tebak Axlyn kemudian.
“Menurutmu?”
Kay tidak membenarkan ataupun menyanggahnya, dia malah menanyakan pendapat dan pemikiran Axlyn tentang dirinya.
“Jadi, kau ….”
Drrt … Drrtt ….
Lagi-lagi Kay mengabaikannya, dia memilih langsung menerima panggilan masuk diponselnya. Dimana panggilan itu berasal dari Matt yang ingin melaporkan tentang pengawasan yang tengah dia lakukan saat itu.
“Hallo, Paman? Apa terjadi sesuatu?” tanya Kay begitu sambungan telepon itu terhubung.
“Tidak ada yang terjadi! Namun, sepertinya mereka akan melakukan sebuah pertemuan secara tertutup dan aku yakin ini sangat tidak baik untuk kita kedepannya. Haruskah aku menyelinap lebih dalam atau ….”
“Jangan, Paman! Itu akan sangat berbahaya untuk keselamatanmu sendiri. Lakukan seperlunya saja untuk saat ini. Karena bantuan yang aku minta belum datang sampai sekarang dan aku juga tidak tahu siapa yang akan datang nantinya,” sela Kay yang tidak ingin bertindak terlalu gegabah dan membahayakan nyawa yang lainnya.
“Kau yakin? Paman bisa saja menyelinap dengan aman—”
“Sangat yakin, Paman! Kita tidak tahu apakah mereka sudah mengetahui keberadaan Paman di sana atau tidak? Dan mungkin saja ada jebakan yang sudah mereka persiapkan saat ini. Jadi, klebih baik kita berhati-hati untuk sekarang demi keselamatan bersama,” potong Kay yang benar-benar khawatir dengan semua kemungkinan buruk yang ada.
“Baiklah, Paman mengerti! Paman akan melakukan sesuai perintahmu,” ujar Matt cukup terharu dengan kekhawatiran yang Kay tunjukkan untuknya.
“Iya, Paman!” sahut Kay kemudian panggilan tersebut terputus.
“Kau sangat menghargai para anak buahmu ternyata,” ujar Axlyn menyadarkan Kay bahwa masih ada dirinya di sana dan mendengar semua pembicaraan barusan.
“Tentu saja! Karena bagiku mereka bukan hanya anak buah, tetapi keluarga yang akan saling melindungi satu sama lain ketika berhadapan dengan musuh,” jawab Kay, “Lalu, apakah kau sudah selesai dengan penawaran yang ingin kau berikan padaku. Jika sudah, maka keluar dari perusahaanku sekarang juga.” Lanjutnya ujung-ujungnya mengusir Axlyn lagi.
“Pah, jangan mengusir calon Mamah Axel begitu ‘dong! Axel suka dan setuju kalau Mamah baru Axel tante ini,” celetuk Axel setelah sejak tadi memilih diam.
“Axel, lebih baik tutup mulutmu sebelum aku kirim kau kembali ke Negara H sekarang juga.” Geram Kay karena berada di pihak wanita itu.
“Haish, jangan seperti itu kepada anak kecil. Kau menakutinya tahu,” ujar Axlyn yang langsung memanfaatkan Axel. Dia segera memeluk bocah laki-laki itu seraya berkata, “Nak, ayo coba panggil aku dengan sebutan Mamah sekarang?”
“Mamah!”
Dan dengan patuhnya Axel memanggil Axlyn dengan sebutan Mamah yang membuat Kay seketika membulatkan kedua bola matanya menatap tak percaya dengan apa yang baru saja adiknya itu lakukan. Sungguh Kay seperti baru saja dikhianati oleh anaknya … maksudnya adiknya sendiri.
“Terserah kalian berdua saja, tetapi keputusanku tetap bulat. Aku menolak semua tawaran yang kau berikan padaku. Titik, jadi pergi dari sini sekarang.”
Baru saja, Kay menyelesaikan ucapannya beberapa staff keamanan kembali datang dan langsung menyeret Axlyn keluar dari ruangannya. Hingga terjadi ‘lah adegan yang sedikit dramatis layaknya ibu dan anak yang sedang dipisahkan secara paksa.
“Papah jahat!” seru Axel pada Kay.
“Baiklah, Papah akan kirimkan rekaman cctv adegan tadi pada Mamah. Kita lihat seberapa jahatnya aku, Axel!”
Kay mana peduli, setidaknya kali ini dia yang memegang senjata untuk mengendalikan adiknya yang kurang ajar itu.
...****************...
Disisi lain, sebuah pertemuan rahasia memang tengah dilakukan oleh musuh. Tidak hanya itu, apa yang Kay khawatirkan memang sudah terjadi dimana Spencer sudah mengetahui bahwa Matt tengah mengawasi mereka di lokasi pertemuan yang akan dilaksanakan.
Spencer tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berkata, “Ada beberapa tikus yang menyelinap. Jika mereka tetap masuk ke gedung ini, maka bunuh saja detik itu juga.”
“Baik, Tuan!” jawab Nero memberikan isyarat kepada anak buahnya yang lain untuk melaksanakan perintah tersebut.
Spencer lantas melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti menuju ke lokasi pertemuan dengan melalui jalur rahasia yang hanya dia dan anak buahnya saja yang mengetahuinya. Tidak hanya itu, dia benar-benar menyembunyikan wajahnya dari yang lain dengan memasuki ruangan tembus pandang yang hanya memperlihatkan siluet tubuhnya saja.
“Apakah mereka semua sudah ada di sini?” tanya Spencer memastikan.
“Benar, Tuan! Mereka semua sudah datang tepat waktu,” jawab Nero mewakilkan.
“Nona Angela, aku dengar salah satu club milikmu baru saja mengalami penyerangan dari orang yang datang dari Negara H itu. Lalu, apakah kau sudah memikirkan rencana untuk membalasnya?” Spencer langsung pada inti pembicaraan.
Bersambung ….
Kalaupun nanti mereka di serang, pasti Axlyn dan Kay bisa bekerjasama untuk melawan...
Kira-kira sekarang usia Levi berapa yah? 😅
karyamu keren
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)